Bila menyebut Hesti Sutrisno, barangkali tidak ada yang cukup familiar dengan namanya. Tapi apabila kita menyebut perempuan bercadar yang merawat anjing-anjing telantar sepenuh hati, pasti kalian mulai mengerti! Ya, nama perempuan inspiratif ini memang sempat mencuat beberapa waktu lalu.
Meskipun bagi sebagian orang, aksinya tersebut dianggap kontroversial dan mendapat respons negatif, ia tak pernah berhenti melakukan hal yang dianggapnya tanggung jawab. Justru, inilah caranya berbagi kasih sayang dengan makhluk ciptaan Tuhan. Yuk, kita simak kisah Hesti Sutrisno, potret perempuan penuh kasih sayang & pecinta hewan berikut!
1. Dalam ajaran Islam, air liur anjing adalah hal yang najis. Meski begitu, Hesti tidak menjadikan ini alasan untuk menyakiti hewan tersebut
Bagi orang awam, sosok Hesti pasti dianggap unik. Terlebih dengan busana tertutup dan cadar, ia masih bisa menyentuh, memeluk, dan merawat banyak anjing. Memang, air liur anjing dianggap najis. Meski begitu, ini tidak menjadikan Hesti sebagai orang yang membenci apalagi menyiksa anjing. Baginya, anjing pun ciptaan Tuhan yang juga perlu disayangi.
2. Momen kecintaan Hesti pada anjing dimulai saat ia bertemu dengan anjing telantar di rumah kosong. Dirawatnya anjing itu & diberi nama Jhon
Suatu saat, Hesti menemukan sebuah anjing hitam di rumah kosong. Anjing tersebut tampak memprihatinkan karena kelaparan dan kehausan. Tak tega, ia membawa anjing tersebut ke rumah. Diberinya makan, minum, dirawat, dan akhirnya ia pelihara hingga sehat. Kelak, anjing ini diberi nama Jhon.
3. Setelah Jhon, ia dipertemukan dengan Gufi. Sejak itu, ia selalu berkomitmen untuk merawat anjing-anjing telantar yang tak berdosa
Selepas Jhon, perempuan yang tinggal di daerah Tangerang ini, menemukan anjing telantar lainnya lagi di pinggiran sungai. Ia merawat anjing yang masih kecil tersebut dan dinamainya Gufi. Setelah itu, ada sejumlah anjing yang ia selamatkan nyawanya pula setelah induknya mati dipukul orang.
4. Perjuangan Hesti menyayangi hewan tidaklah mulus. Ia bahkan kerapkali diprotes warga hingga disambangi ketua RT
Lantaran bercadar namun tetap memelihara anjing, ia mendapatkan cercaan dari orang-orang di sekitarnya. Dari kafir sampai Islam bohongan, itu adalah perkataan yang selalu diterimanya. Namun ia tak menggubris dan membalasnya. Apabila dibalasnya, itu artinya ia sama saja dengan orang-orang tersebut.
Di lingkungan sekitarnya pun, ia diprotes lantaran sempat hewan-hewan peliharaannya menimbulkan bau dan mengganggu warga. Ia hanya menganggap itu sebagai ujian. Setelah melakukan mediasi, ada tujuh anjing yang dirawat oleh LSM Garda Satwa, sementara 3 tetap berada di rumah. Keluarga Hesti pun mengurangi jumlah kucing, musang, dan ayam yang dipelihara.
5. Bagi Hesti, merawat anjing adalah menyayangi ciptaan Tuhan. Soal najis, Allah sudah memberi tata cara untuk mensucikan kembali
Dikutip dari akun Instagram pribadinya, tidak ada yang salah dari seekor anjing. "Ia pun makhluk ciptaan Allah. Di mana letak kesalahannya hingga banyak di antara kita melakukan kezhaliman pada mereka?" paparnya.
Anjing adalah makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan. Kasih sayang anjing pada manusia melebihi kasih sayang manusia padanya. Hidup di bumi pun, bukan tentang manusia saja melainkan hewan dan tumbuhan. Mereka juga berhak hidup di dunia.
6. Bukan cuma anjing, ia pun mengasihi hewan & makhluk lain. Kasih sayangnya pada sesama juga diwujudkan dengan membantu anak yatim piatu
Pada dasarnya, ibu dari dua anak kembar ini tak hanya sayang pada anjing. Ia pun memelihara ayam dan merawat kucing serta musang. Di lain kesempatan, Hesti juga menunjukkan kepeduliannya pada kera yang dipelihara orang serta kasus perburuan binatang liar. Ini bukti kalau ia memang pecinta fauna.
Kepada manusia, ia pun berusaha menyayangi. Ia sempat kedapatan membantu anak yatim piatu yang hidup bersama seorang nenek. Sungguh mulia dan tulus, bukan?
7. Seakan diberi rezeki, usaha Hesti berjualan kripik semakin berkembang. Dari sinilah, ia berencana membangun shelter akan diwujudkan
Selain merawat hewan-hewan yang telantar, Hesti membuka donasi untuk pembangunan shelter sementara. Caranya membuka donasi terbilang unik, yaitu menjual kripik singkong buatannya sendiri. Pada akhirnya, banyak sekali yang tergerak membantunya dan ia sanggup memulai pembangunan penampungan untuk anjing-anjing yang ia selamatkan.
Itu dia sosok Hesti Sutrisno, potret perempuan penuh kasih sayang dan pecinta hewan. Hal yang bisa kita petik darinya adalah jangan membenci dan menyakiti hewan apa pun karena hewan adalah makhluk yang diciptakan dengan manfaat tertentu. Menjaga rantai makanan, salah satunya. Setuju?
Disclaimer: Artikel ini telah terbit di laman IDNTimes.com dengan judul "Hesti Sutrisno, Potret Perempuan Bercadar Pecinta Anjing"