Melihat kecerdasan seseorang seringkali diukur dari hal-hal yang berkaitan dengan nilai dan hasil. Disisi lain, memaklumi sikap yang kurang menyenangkan dari orang yang dianggap cerdas pun adalah hal biasa. Padahal nggak hanya itu, kamu bisa melihat kecerdasan dirimu maupun orang lain dengan berada dalam satu masalah dan tantangan. Simak 3 alasannya.
Kamu bisa menyadari bahwa pembicaraan terkadang mempunyai tujuan tertentu. Begitu juga lawan bicara yang sengaja membawa suatu topik dalam pembicaraan. Walaupun terlihat kurang nyambung dengan topik awal, kamu bisa mengetahui apa yang diinginkan lawan bicaramu. Dengan topik sensitif pun kamu nggak terpancing untuk bersikap emosional. Bahkan kamu bisa menanggapi dengan melontarkan pertanyaan sederhana tetapi juga mempunyai maksud di dalamnya. Banyak bertemu dengan orang dan membaca, kemampuanmu di poin ini bisa meningkat.
Mau mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki diri sebenarnya tanda yang paling awal. Kamu bisa menerima kritik dan saran dengan baik. Nggak hanya senang menerima pujian tetapi melakukan introspeksi diri agar menjadi lebih bermanfaat. Dikritik memang awalnya nggak menyenangkan, tapi kamu perlu menerimanya sebagai salah satu jalan menuju sukses. Orang yang merasa bisa dan jago dalam bidang tertentu biasanya nggak mau disalahkan dan cenderung memamerkan hasil kerja. Justru ini akan membuatmu mendapat kesan yang kurang menyenangkan di kantor.
Kamu bisa memahami bahwa nggak semua yang baik terlihat baik dan sebaliknya. Memang hampir sama dengan poin nomor satu. Bedanya, kamu nggak menganggap tantangan dan kegagalan sebagai hal negatif yang datang. Dan yakin bahwa segala usaha akan ada hasilnya. Bersikap tenang dan nggak mudah terpengaruh akan selalu kamu tunjukkan. Karena orang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Nggak ikut menyebarkan informasi yang kurang akurat adalah hal yang kamu lakukan.