Berbicara tentang kecemasan dan perjuangan perempuan nggak ada habisnya. Disisi lain, banyak sekali public figure yang juga fokus mengulas tentang anak-anak, perempuan serta hak-haknya. Perjuangan perempuan untuk membela hak-haknya ini juga diabadikan dalam sebuah dokumenter. Nah, 3 pilihan film dokumenter dari Popbela berikut ini wajib kamu tonton. Coba cek yuk!
Soundtrack film yang diisi oleh Lady Gaga dengan judul Til It Happens To You. Perempuan selalu bertahan walaupun sering menerima perlakuan yang nggak adil bahkan sampai dilecehkan. Berlatar belakang mengenai universitas di Amerika Serikat beberapa perempuan memberikan kesaksiannya bahwa telah terjadi pelecehan seksual. Yang sangat disayangkan adalah Universitas tidak melakukan tindakan apapun. Tentu saja hal ini semakin menimbulkan keresahan. Kemudian, diceritakan bahwa mereka menjadi satu untuk menentang pelecehan seksual di lingkungan kampus. Untuk menghadapi kasus yang seperti ini di Indinesia masih mengalami pro dan kontra yang cukup berat.
Film ini memberikan penjelasan bahwa, hampir semua media mengambarkan perempuan identik dengan muda, cantik, kaya, langsing, hidung mancung, mata lebar, modis, dan mempesona. Kalau dilihat ada dua sisi, yang pertama, perempuan mana yang nggak ingin terlihat cantik, cerdas, dan mempesona. Kedua, banyak perempuan yang merasa nggak percaya diri dengan dirinya sendiri. Intinya, mereka merasa kurang cantik. Poin kedua inilah yang menjadi inti dari Miss Representation. Media yang menyorot kehidupan peremapuan seharusnya bisa bersikap netral dan bisa mengajak perempuan untuk maju bersama-sama.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan aktivis perempuan yang bernama Gloria Steinem. Menceritakan tentang pergerakan perempuan pada tahun 1970an. Sikap nggak adil yang sering kali diterima membuat Gloria mengajak perempuan untuk menyuarakan haknya. Salah satu tokoh perempuan yang menyuarakan ekonomi, pendidikan, dan feminis kepada banyak perempuan. Nggak hanya menjadi pembicara saja tatepi ia juga menjadi kolumnis di beberapa majalah politik. Ia sangat menyadari bahwa gerakan untuk perempuan memerlukan suatu wadah. Untuk itu ia juga menjadi Co-Founder dan editor untuk Miss Magazine.
Setiap perempuan mempunyai caranya sendiri untuk menuarakan hak-haknya. Hebat, ya.