Euforia hari Valentine 2023 bahkan telah terasa sebelum harinya tiba. Suasana supermarket dan iklan di televisi didominasi dengan hiasan pernak-pernik berwarna merah hati.
Bahkan, di berbagai restoran menyediakan diskon makan bertema romantis. Harga cokelat yang sebelumnya lumayan mahal pun kini jadi jauh lebih murah dari biasanya. Menurut pandanganmu, bagaimana sih, cara yang pantas memaknai hari kasih sayang ini?
Masih ada sebagian besar anak muda yang menganggap hari Valentine adalah hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaan, untuk memilih pasangan, untuk melakukan hal romantis bareng pasangan dan lain sebagainya.
Namun nyatanya, apa yang terjadi saat ini justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dahulu kala. Berikut ini asal mula dan sejarah Valentine yang perlu kamu ketahui.
1. 14 Februari adalah hari libur pada zaman Romawi kuno
Setiap orang mengetahui bahwa hari Valentine diperingati setiap tanggal 14 Februari. Biasanya, pada hari tersebut orang-orang menunjukkan kasih sayangnya dengan menyatakan perasaan kepada orang yang dicintai ataupun memberikan hadiah untuk mereka. Namun, bagaimana sebenarnya peringatan ini bermula?
Beberapa sejarawan menelusuri sejarah Valentine di zaman Kekaisaran Romawi Kuno. Pada masa itu, orang-orang memperingati tanggal 14 Februari sebagai hari libur guna menghormati Juno yang merupakan Ratu Mitologis Dewa-Dewi Romawi. Orang Romawi juga menganggap Juno sebagai Dewi Perkawinan.
2. Perayaan baru dimulai tanggal 15 Februari
Malah keesokan harinya, 15 Februari, diadakan sebuah perayaan bernama Festival Lupercalia yang umum disebut dengan festival kesuburan. Perayaannya sendiri sungguh beragam.
Ada yang mengatakan bahwa di perayaan ini semua perempuan akan memasukan namanya ke dalam tempat, untuk kemudian akan dipilih oleh laki-laki secara acak dan nama yang dipilih adalah jodohnya. Ada juga yang mengatakan bahwa di perayaan ini akan diadakan penguburan dua ekor kambing dan seekor anjing.
Gampangnya, Lupercalia sendiri adalah momen untuk menyucikan kota dari roh jahat, melepaskan kesehatan dan mencegah kemandulan. Asal kata Lupercalia sendiri bukan dari bahasa Latin sehingga ini membuktikan bahwa festival ini lebih tua dari kekaisaran Romawi sendiri.
Saat ini, tanggal 15 Februari justru sudah tidak ada lagi perayaan jenis apapun. Hanya tanggal 14-nya saja dirayakan sebagai hari kasih sayang yang diperingati dengan membagi kasih sayang dengan orang-orang terkasih.
Perkembangan zaman memang membawa begitu banyak perubahan. Apalagi ini bukan cuma tentang peringatan sebuah hari, tapi juga tradisi dan adat yang pastinya semua belahan bumi memiliki pandangannya masing-masing.
3. Kebingungan yang timbul karena sosok bernama Valentine
Sudah banyak perdebatan yang sebenarnya masih samar dan belum tahu mana yang benar tentang sosok yang namanya diperingati sebagai hari kasih sayang di seluruh dunia ini.
Sejarah Valentine tersebut bermula dari tiga sosok bernama Valentine yang ketiganya meninggal dengan cara yang tidak lazim. Yakni dipenggal, disiksa dan dieksekusi mati.
Mungkin yang tidak asing dari orang awam adalah cerita seorang pastor bernama Santo Valentino yang menikahkan pasangan muda yang saling mencintai secara diam-diam dan kemudian mati dengan cara dipenggal.
Namun, ada pula kedua sosok lain bernama Valentine yang juga mati tanggal 14 Februari dengan cara yang mengenaskan.
Saat ini, hal tersebut sudah tidak banyak lagi dibicarakan. Rata-rata orang hanya merayakan esensinya saja. Bahwa sebelum mereka mati, mereka telah menciptakan cinta itu sendiri di kehidupan orang di sekitarnya.
4. Perubahan pandangan orang tentang esensi hari kasih sayang
Kalau dulu, pada zaman Romawi kuno, merayakan hari kasih sayang adalah guna membersihkan kota dari segala macam kesialan dan kutukan. Perayaannya juga didasari dengan peringatan kematian St. Valentine yang meninggal dengan tragis.
Namun, saat ini sudah tidak seperti itu. Perkembangan zaman, budaya, agama dan tradisi menciptakan esensi yang berbeda di tiap belahan bumi.
Kalau di Indonesia sendiri, hari kasih sayang adalah hari di mana kita bisa berbagi kasih dengan orang tercinta dengan memberikan hadiah. Tidak ada pengingat akan sejarah tertentu maupun ritual pembersihan kota.
5. Tradisi, dan perayaan Valentine di berbagai negara
Melihat sejarah Valentine di atas, perayaan Valentine di setiap negara berbeda-beda. Seperti di Inggris, malam hari Valentine digunakan semua perempuan Inggris untuk meletakkan empat daun di ujung bantal karena konon katanya perempuan tersebut akan memimpikan jodohnya di masa depan.
Atau di Filipina, yang menjadikan hari ini sebagai momen pernikahan massal. Sudah jadi tradisi bahwa pada hari ini akan ada ribuan pasangan yang menikah secara massal.
Ada juga penetapan hari kasih sayang sebagai hari cokelat di Ghana. Yang artinya penduduk bisa mengadakan pameran makanan berbahan dasar cokelat pada hari itu.
Kalau di Ghana adalah hari cokelat, maka di Estonia adalah hari persahabatan. Setiap orang akan memberikan hadiah, kartu maupun cokelat pada seseorang yang dianggap sahabatnya.
Di Jepang, tradisi perayaan Valentine para perempuan harus memberikan cokelat kepada laki-laki, baik itu pacar atau teman. Namun, para laki-laki tidak perlu memberikan balasan atas pemberian tersebut.
Nah, pada bulan selanjutnya di tanggal 14 pula, laki-laki itu barulah membelikan cokelat untuk diberikan kepada pasangan masing-masing. Tanggal 14 Maret itu juga disebut sebagai White Day.
Sementara di China, para pemuda pemudi akan merayakan hari Valentine dua kali, yakni pada 14 Februari dan 7 Juli. Perayaan itu berdasarkan dongeng Tiongkok yang menceritakan tentang pertemuan dua bintang di langit.
Bagi pasangan muda-mudi yang sudah bertunangan di Italia, pada tanggal 14 Februari mereka akan membeli keranjang dan cangkir porselen, kemudian diisi dengan butiran permen dan diikat menggunakan pita. Pita tersebut menjadi tanda cinta mereka.
Terakhir, di Korea terdapat tradisi Black Day yang mirip dengan White Day di China. Perayaannya pun tak jauh beda, pada tanggal 14 Februari para perempuan akan memberikan cokelat kepada pasangan atau orang yang mereka sukai. Pada bulan selanjutnya tepatnya pada 14 Maret, laki-laki baru akan membalas pemberian tersebut.
Namun, pada para remaja yang belum memiliki kekasih bisa merayakan hari Valentine di tanggal 14 April yang disebut sebagai Black Day. Mereka akan duduk bersama dan memakan mi khas Korea untuk menunjukkan bahwa setiap orang mempunyai hari yang perlu dirayakan.
Terlepas dari banyaknya legenda, sejarah, perayaan, tradisi yang ada tentang hari kasih sayang ini, kita tentu tidak bisa menebak mana yang paling bisa dianggap benar.
Mau bagaimana pun, setiap orang pasti punya pandangan sendiri yang nantinya diaplikasikan ke dalam eksekusi yang berbeda-beda juga. Semua itu adalah ekspresi pengungkapan rasa syukur terhadap orang-orang yang dikasihi.
Kalau kamu sendiri, bagaimana pandanganmu tentang sejarah valentine ini?