Review 'Autobiography': Bercerita Lewat Simbol dan Warna

Ketika uang & kuasa di atas segalanya

Review 'Autobiography': Bercerita Lewat Simbol dan Warna

Autobiography jadi film yang sudah dinanti penayangannya sejak 2022. Apalagi, usai cukup lama berlayar ke banyak festival internasional, kini akhirnya dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Film ini merupakan karya keempat dari sutradara Makbul Mubarak dengan produksi dari Kawan-Kawan Media.

Selama penggarapan film Autobiography, cukup berani menggandeng beberapa nama aktor ternama Tanah Air. Seperti dua pemeran utamanya yaitu Arswendy Bening Swara yang sukses dengan film Ngeri-Ngeri Sedap (2022) serta Kevin Ardilova yang sempat membintangi film Yuni (2021). Perpaduan antara pemain, sutradara bertalenta, dan cerita yang menarik inilah yang menjadi daya tarik dari film Autobiography

Mengenal dua sosok pemeran utama

Review 'Autobiography': Bercerita Lewat Simbol dan Warna

Mengisahkan tentang sosok Rakib (Kevin Ardilova) yang menjadi penjaga rumah kosong milik seorang pensiunan jenderal bernama Purna (Arswendy Bening Swara). Ketika cukup lama ditinggalkan, tak disangka Purna akhirnya pulang kampung. Ia pulang, karena mencalonkan diri menjadi bupati di daerah kampungnya. 

Sejak saat itu, Rakib sering menemani Purna melaksanakan sejumlah kegiatan termasuk juga ketika kampanye untuk pemilihan Bupati. Keduanya bahkan tak hanya dekat seperti pembantu dan tuan rumah, namun seperti orang tua dan anak. Namun, selama itu pula Rakib secara perlahan mulai mengerti bagaimana sisi lain dari sosok majikannya.

Cerita yang dekat dengan masyarakat

Selama menonton film berdurasi 115 menit ini, saya seperti melihat berbagai hal yang sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun dikemas cukup apik lewat film ini. Seperti, saat melihat karakter Purna yang tak disangka bisa menindas rakyat karena kontra dengan dirinya. Karena konflik kuasa, adanya rasa takut dari rakyat kecil, hingga pertentangan yang hadir saat mengenal lebih dalam sosok Purna. 

Terlebih, saat melihat bagaimana Purna menanggapi aksi berontak seorang anak SMA bernama Agus (Yusuf Mahardika). Mulai dari sana, saya pun melihat kalau segala hal bisa dilakukan, karena seseorang memiliki koneksi, kekuasaan, uang, dan trik manipulatif agar orang-orang menyukainya. Saat makin terlihat jelas siapa Purna, maka makin pasrah diri Rakib dan terus menuruti segala perintahnya. 

Bermain dengan simbol dan warna

Dalam mengarahkan jalannya cerita, Makbul juga bermain dengan simbol dan warna. Jika diperhatikan secara saksama, Autobiography juga menggunakan benda-benda untuk menyampaikan cerita. Seperti saat adegan bermain catur, Rakib tidak banyak menguasai permainan namun Sang Jenderal mengajarkan strategi terbaik secara perlahan. Seakan menurunkan warisan atau karakter sang penguasa bidak kepada lawan main.

Selain itu, sepanjang menyaksikan film ini juga banyak menampilkan warna hijau dan merah. Bukan tanpa alasan, warna tersebut hadir karena memiliki makna tertentu. Kalau di babak awal, warna hijau banyak mendominasi pakaian Rakib. Menafsirkan karakternya yang masih polos, belum matang, dan tidak berpengalaman. Ketika itu, ia masih menerima dengan mentah semua pesan yang diberikan oleh Jenderal. 

Lalu perlahan, Rakib mulai berani mengenakan pakaian berwarna merah yang menandakan kalau dirinya telah berkembang, tak takut untuk melawan. Warna tersebut juga mengartikan sebagai simbol berbahaya, karena Rakib sendiri telah menjadi cerminan dari sang Jenderal. 

Terasa horor padahal bukan film hantu

Autobiography memang bukan tayangan film horor, namun selama menyaksikan film ini saya disuguhkan dengan cerita yang teramat seram dan secara psikis membuat tegang. Terlebih, saat menikmati sajian sinematografi dan skoring yang mendukung suasana mencekam.

Karakter dingin Rakib benar-benar mampu membuat saya sampai merasa takut dan terheran-heran dengan adegan yang ada. Belum lagi, kalau melihat karakter Purna yang terlihat bersikap tenang namun sebenarnya mengerikan. Meski plot berjalan lambat, namun Makbul benar-benar sukses mengembangkan dua karakter ini. 

Cerita selipkan budaya lokal

Hampir 100 persen proses syuting Autobiography dilakukan di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur. Bahkan, beberapa masyarakat sekitar juga ikut casting untuk diajak sebagai pemeran pendukung. Sepanjang cerita film ini pun, menyelipkan beberapa kalimat dengan pengucapan bahasa Jawa serta memperlihatkan beberapa budaya lokal. Seperti saat adegan menyelawat di rumah orang yang sedang berduka. 

Kalau kamu cukup takut dengan adegan berdarah-darah, perlu diketahui kalau Autobiography menyuguhkan adegan tersebut. Satu hal yang membuat saya tersentuh bahkan saat belum menyaksikan film ini, karena diputarnya lagu Sal Priadi bertajuk "Ambilkan Bintang" sebagai pembuka film sekaligus OST dari film Autobiography. Bagi kamu yang ingin menontonnya, film ini tayang di bioskop Indonesia per 19 Januari 2023. Semoga Autobiography bisa mendapat perhatian istimewa di negeri sendiri, ya, Bela.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved