Review ‘Qorin’: Ketika Manusia Lebih Jahat dari Iblis

Kritik sosial dan meluruskan waham soal qorin

Review ‘Qorin’: Ketika Manusia Lebih Jahat dari Iblis

"Yang paling seram buat aku itu malah manusia. Dendamnya manusia, toxic-nya manusia. Itu lebih mengerikan daripada hantu. Sifat manusia itu lebih seram, iri, dengki, serakah, it's like pure evil."

Penggalan kalimat di atas pernah diucapkan Sara Wijayanto dalam sebuah video YouTube bersama Boy William, Juni 2021 lalu. Tiba-tiba saja, kalimat itu terlintas dalam benak saya setelah selesai menonton Qorin. Film horor yang rilis di penghujung tahun ini dengan sangat sederhana berhasil menggambarkan bagaimana seramnya sifat manusia yang terbungkus dengan kedok agama.

Jika kamu sudah menonton Qorin, tentu tak ada menyangka bukan, di balik penampilan alim Ustad Jaelani alias Ujae (Omar Daniel) ternyata menyimpan kejahatan yang bahkan lebih keji dari iblis?

Asrama putri yang penuh teror

Review ‘Qorin’: Ketika Manusia Lebih Jahat dari Iblis

Sekilas, memang tak ada yang aneh dengan asrama putri tempat Zahra (Zulfa Maharani) bersekolah. Berlokasi di pedesaan dengan hamparan kebun jagung, sungai berbatu, dan rimbun karena masih begitu banyak pohon, sekolah khusus putri ini terlihat begitu ideal sebagai tempat untuk memperdalam ilmu agama.

Kehidupan Zahra yang berjalan nyaris sempurna sedikit berubah dengan kehadiran Yolanda (Aghniny Haque). Ustad Jaelani menyuruh Zahra untuk menemani Yolanda beradaptasi di lingkungan baru dan membantunya mengejar ketertinggalan pelajaran. Sejak kedatangannya, Yolanda sudah merasa ada yang tak beres dengan sekolah tersebut, termasuk Ustad Jaelani.

Sampai akhirnya, Ustad Jaelani tiba-tiba saja meminta seluruh murid kelas 3 untuk mempelajari ilmu memanggil qorin, jin yang menyertai manusia. Alasannya, ia ingin semua anak didiknya bisa membentengi diri jika ada suatu hal gaib mengganggu mereka.

Hari ujian pun tiba. Semua murid di sana wajib mengikuti ujian itu, termasuk Yolanda dan Zahra. Tanpa mereka sadari, petaka buruk mengintai. Satu per satu, kejadian aneh di luar nalar manusia pun terjadi di sini.

Satu lagi, film horor terbaik besutan tangan dingin Ginanti Rona

Setelah menyaksikan film berdurasi 1 jam 49 menit tersebut, bukan hanya ketakutan yang saya rasakan. Melainkan pula mendapat pengetahuan baru soal kehidupan pesantren yang mungkin belum banyak disorot di layar lebar.

Bagi Ginanti Rona, Qorin bukan film horor pertama yang disutradarainya. Bahkan, melihat portofolionya, perempuan yang akrab disapa Gita itu lebih banyak menyutradarai film horor dibandingkan genre lainnya. Sebut saja Kalian Pantas Mati (2021) dan Lukisan Gaib: Ratu Kidul (2019), serta series ber-genre horor Paradise Garden (2021) dan Midnight Show (2019) adalah beberapa judul yang pernah digarapnya.

Namun, Qorin menjadi film pertama Gita yang mengangkat kehidupan asrama putri dan begitu lekat dengan unsur agama.

Totalitas pemain yang patut diacungi jempol

Selain sutradara, para pemain yang terlibat dalam film ini pun patut diacungi jempol. Saya salut sekali dengan bagaimana proses pembuatan Qorin sampai selesai. Sebab, mereka tak hanya syuting untuk peran utamanya, tetapi juga melakukan syuting kedua untuk adegan ‘qorin’ mereka. Ibaratnya, mereka dua kali syuting untuk dua karakter yang berbeda untuk satu film ini. 

Lelah? Sudah pasti. Namun, hal tersebut terbayarkan dengan hasil film yang benar-benar membuat kita merinding dan–mungkin bagi sebagian orang–beberapa adegan dalam film ini bisa mendatangkan mimpi buruk karena saking seramnya.

Kritik sosial soal kasus yang pernah trending di Indonesia

Bukan cuma visual menyeramkan yang membuat saya berteriak saat jump scare-nya muncul di layar, Qorin menghadirkan lebih dari itu. Bagi saya, kritik sosial yang digaungkan dalam film ini benar-benar menyentil para oknum yang terlibat dalam kasus yang pernah trending di Indonesia. 

Melalui film ini, Ginanti Rona, Lele Laila (penulis naskah), dan Susanti Dewi (produser) sepakat untuk mengajak perempuan agar lebih berani melapor jika melihat atau mengalami pelecehan seksual dan menyuarakan pendapatnya. Sulit memang dan bahkan hal tersebut masih terbilang tabu di Indonesia. Namun, melalui film ini semoga saja bisa memunculkan keberanian bagi perempuan untuk saling mendukung dan menyuarakan apa yang dirasa benar oleh mereka.

Terlepas dari kritik sosial yang diusungnya, Qorin menjadi tontonan horor yang berbeda dibandingkan film horor lainnya. Menyiratkan banyak pesan yang bisa diambil pelajarannya oleh penonton, Qorin cukup menghibur untuk disaksikan. 

Siap menyaksikan Qorin mulai tanggal 1 Desember 2022? Tapi ingat, nontonnya jangan sendirian, nanti ditemani sama qorin kamu, lho.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved