Fenomena astronomi mungkin kerap terjadi, tapi beberapa sangat langka dan hanya dapat dilihat di tempat dan waktu tertentu. Fenomena astronomi ini kadang datang satu persatu tapi kadang juga ‘keroyokan’ atau berturut-turut dalam waktu berdekatan.
Seperti pada bulan September ini yang akan dihiasi tujuh fenomena astronomi di pekan pertamanya. Apa saja fenomena tersebut? Berikut daftarnya dikutip dari akun Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
1. Puncak Hujan Meteor Aurigid (1 September)
Pada 1 September 2021, intensitas meteor akan mencapai maksimumnya pada pukul 10.00 WIB/ 11.00 WITA/ 12.00 WIT. Masyarakat dapat menyaksikannya sejak pukul 01.30 – 05.30 waktu setempat dari arah Timur Laut hingga Utara – Timur Laut. Intensitas maksimum saat titik radiannya berada di zenit sebesar 6 meteor/jam.
Kelajuannya sendiri mencapai 237.600 km/jam. Hujan meteor ini dapat disaksikan dengan menggunakan mata biasa selama cuaca cerah, langit bersih, bebas dari polusi cahaya dan penghalang lain yang menghalangi medan pandang. Ayo, siapa yang sudah menyaksikannya?
2. Konjungsi Bulan-Pollux (3 September)
Di tanggal 3 September kita akan menyaksikan konjungsi Bulan-Pollux. Nah, Pollux merupakan bintang utama di konstelasi Gemini. Bintang ini berkonjungsi atau akan berdekatan dengan Bulan. Puncak terjadinya fenomena astronomi ini terjadi pada pukul 11.04 WIB/ 12.04 WITA/ 13.04 WIT dengan sudut pisah 3 derajat. Akan tetapi, fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak pukul 03.00 hingga 05.30 waktu setempat, lho, Bela.
Arah yang disarankan, yaitu dari arah Timur Laut dengan sudut pisah 4,3 derajat – 3,7 derajat. Bulan berfase sabit akhir dengan iluminasi 18,1%-17,5%, sedangkan Pollux bermagnitudo +1,15.
#3. Konjungsi Venus – Spica (5 September)
Jika Pollux adalah bintang utama di konstelasi Gemini, maka Spica adalah bintang utama di konstelasi Virgo. Bintang ini akan berkonjungsi dengan Venus yang puncaknya pada 6 September 2021 nanti pada pukul 03.53 WIB/ 04.53 WITA/ 05.53 WIT sudut pisahnya adalah 1,6 derajat.
Fenomena ini sudah dapat kamu saksikan pada 5 September 2021 sejak pukkul 18.30 hingga 20.30 waktu setempat dari arah Barat dengan sudut pisah 1,6 derajat. Kecerlangan Venus sebesar -4,05 sedangkan Spica bermagnitudo +0,95.
4. Aphelion Merkurius (6 September)
Hari berikutnya, 6 September 2021 akan terjadi fenomenasi Aphelion Merkurius. Aphelion Merkurius berarti jarak planet tersebut jauh dari Matahari, sedangkan perihelion sebaliknya.
Fenomena ini terjadi pada pukul 07.28 WIB/ 08.28 WITA/ 09.28 WIT dengan jarak 69.817.000 km dari Matahari. Ketika aphelion, Merkurius akan menerima separuh dari energi yang diterima ketika perihelion.
Lebar sudut Merkurius jika diamati dari bumi lebih kecil 26,6% dibandingkan ketika perihelion. Perbedaan ini tidak terlalu signifikan jika diamati lewat teleskop, karena lebar sudutnya bervariasi antara 0,106-0,304 menit busur.
5. Fase Bulan Baru (7 September)
Fase Bulan baru kali ini terjadi pada 7 September pukul 07.51.38 WIB/ 08.51.38 WITA / 09.51.38 WIT dengan jarak 3777.022 km dari bumi dan terletak di konstelasi Leo. Saturnus dan Jupiter masih bertengger di ufuk tinggi di arah Barat-Barat Daya. Saturnus terbenam pukul 04.00 sementara Jupiter terbenam satu jam kemudia.
Ketinggian Bulan di Indonesia ketika terbenamnya Matahari bervariasi antara +3,97 derajat hingga +5,77 derajat dengan sudut elongasi terhadap Matahari bervariasi antara 5,57 derajat hingga 6,61 derajat.
6. Konjungsi Bulan – Mars (7 September)
Di tanggal yang sama, puncak konjungsi Bulan – Mars terjadi pukul 02.36 WIB/ 03.36 WITA/ 05.36 WIT dengan sudut pisah 3,8 derajat. Kamu dapat menyaksikan fenomena ini sejak malam sebelumnya, dari arah Barat sekitar 15 menit setelah Matahari terbenam selama 5 menit. Ketika konjungsi, Bulan berfase sabit awal dengan iluminasi 0,3 persen sedangkan Mars bermagnitudo +1,68. Sudut pisah Bulan-Mars sebesar 6,66-6,61 derajat.
7. Konjungsi Tripel Bulan-Mars-Merkurius (8 September)
Jika konjungsi sebelumnya hanya Bulan dan salah satu planet, maka kali ini adalah konnungsi tripel antara Bulan, Mars, dan Merkurius. Fenomena konjungsi tripel ini dapat disaksikan dari arah Barat sekitar 20 menit setelah Matahari terbenam. Saat konjungsi tripel, Bulan berfase sabit awal dengan iluminasi 2,5%-2,6%.
Magnitudo Mars bervariasi antara +1,69 hingga +1,68 sedangkan magnitudo Merkurius cenderung konstan atau tetap pada +0,18. Sudut pisah Merkurius - Bulan sebesar 10,3 derajat sedangkan Mars - Bulan sebesar 8,5 derajat.
Mars akan terbenam lebih dahulu, yaitu pukul 18.30 waktu setempat, disusul Bulan yang terbenam 30 menit kemudian. Terakhir adalah Merkurius yang akan terbenam sekitar pukkul 19.30 waktu setempat.
Itulah 7 fenomena astronomi yang akan hiasi Bulan September 2021. Jangan sampai ketinggalan, ya, Bela!