Review Film: Mia and The White Lion, Persahabatan Manusia dan Hewan

Masukkan ke list nontonmu minggu ini ya, Bela!

Review Film: Mia and The White Lion, Persahabatan Manusia dan Hewan

Pada hari Selasa, 19 Februari 2019 saya mendapatkan kesempatan untuk first screening film 'Mia and The White Lion' yang diadakan di Plaza Indonesia. Saya sangat excited untuk menontonnya. Film yang akan tayang pada 27 Februari 2019 di bioskop ini bisa menjadi list tontonanmu. Film yang menyajikan genre adventure, drama dan kekeluargaan dikemas dengan baik. Kamu juga akan dimanjakan dengan keindahan Padang Savana di Afrika Selatan. Untuk kamu yang menyukai binatang, Mia and The White Lion menjadi film yang wajib ditonton. Kamu juga bisa menontonnya dengan keluarga lho.

Yuk baca sinopsis dan review-nya sebelum nonton!

Sinopsis: Persahabatan Mia dan Charlie

Review Film: Mia and The White Lion, Persahabatan Manusia dan Hewan

Film ini bercerita tentang seorang gadis muda bernama Mia Owen (Daniah De Villiers) asal London yang pindah ke Afrika dan menjalin persahabatan dengan seekor singa putih bernama Charlie.

Mia telah menjalin persahabatan dengan Charlie sejak ia berusia 11 tahun, saat itu Charlie lahir di peternakan milik keluarganya di Afrika Selatan. Mia pun menjalani hari-harinya dengan Charlie dan menjadikan sahabatnya. Karena Charlie sama sekali tidak menunjukan sikap agresif dan menyerang.

Tidak bertahan lama, ketika Mia berusia 14 tahun, Charlie yang masih termasuk singa muda, telah berubah menjadi singa putih gagah dengan ukuran tubuh yang besar.

Karakter dan Penjiwaan Daniah De Villiers Sebagai Mia Owen

Film yang mengangkat tema persahabatan manusia dengan hewan ini cukup menarik. Meskipun film seperti ini bukanlah yang pertama. Dalam film ini, Daniah de Villiers berakting dengan sangat baik. Tidak ada rasa takut atau cemas yang ditunjukkan selama film berlangsung. Seperti pada adegan Charlie yang sudah semakin besar namun Mia tetap terus bermain dengan Charlie, walaupun tangannya mendapatkan sedikit cakaran akibat kuku Charlie. Mulai dari memeluk, mencium, dan berjalan bersama Charlie tidak ada rasa canggung dan takut bagi Daniah.

Sangat tepat memilihnya untuk menjadi pemeran utama. Seperti yang saya baca, sutradara dan kru sempat kesulitan mencari karakter Mia Owen ini. Kebetulan Daniah de Villiers adalah remaja asal Afrika Selatan yang memang sudah terbiasa berinteraksi dengan singa. Selain itu, film ini dibuat selama 3 tahun untuk membangun chemistry para pemain dengan hewan-hewan yang terlibat dalam film ini

Banyak Hal Yang Tidak Diselesaikan Dengan jelas

Pada awal film akan dimulai dengan kemarahan Mia terhadap ayahnya. Mia yang harus pindah dari London membuatnya tidak memiliki teman. Di sekolah pun Mia sering bermasalah dengan teman-temannya. Hal ini tidak dijelaskan dengan urut dan terkesan gantung. 

Pada saat Mia yang awalnya tidak menyukai Charlie sampai pada akhirnya bersahabat juga tidak ditampilkan alasan pastinya. Yang saya tangkap bahwa Mia memang sedang membutuhkan teman bermain dan Charlie hadir untuk menemani Mia. Konflik yang agak bias membuat saya sedikit bertanya-tanya. Namun, kebingungan saya terhapus dengan keluwesan para pemain dan juga keindahan Afrika Selatan.

Banyak Pelajaran dan Pengetahuan Baru

Lewat film Mia and The White Lion, saya mendapatkan pengetahuan baru. Pada akhir film ini ada pesan yang disampaikan oleh penulis bahwa masih banyak para pemburu yang menjadikan singa bukan hanya sebagai target untuk dipanah atau ditembak, tetapi juga sebagai piala prestasi yang patut dibanggakan. Film ini juga memunculkan sisi gelap dari peternakan singa yang ada di Afrika Selatan. Demi kelangsungan hidup, para peternak malah menjual singa-singa yang seharusnya dijaga sebagai spesies langka. Saya sempat kesal dan nggak tega ketika melihat singa yang dijual lalu ditembak tanpa rasa bersalah. Setelah itu, dengan bangganya para hunters berfoto dengan singa yang tak berdaya itu. Sungguh ironis!

Mia and The White Lion juga memberikan pelajaran baru bahwa hewan juga dapat dijadikan teman bahkan sahabat. Mia mengajarkan saya bahwa hewan buas bisa dijinakkan dengan kasih sayang dan kelembutan. Melihat kondisi sekarang, banyak hewan yang diperlakukan secara kasar dan sadis. Namun,  film ini menunjukkan kalau hewan juga membutuhkan bahkan harus diperlakukan selayaknya manusia. Hewan juga makhluk hidup ya, Bela!

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved