Dalam acara Indonesia Millenial & Gen-Z Summit (IMGS) 2024 pada tanggal 22 Oktober, menghadirkan Jovial Da Lopez dan Andovi Da Lopez dalam sesi 'Behind The Curtain: The Fortune of Live Perfomance'. Selama sesi ini berlangsung, keduanya berbincang mengenai kesuksesan Polarisasi Musikal di Leg 1 dan 2 bersama Podcast Rapot.
Mengingat keberhasilan dalam acara tersebut, merupakan pertunjukkan musikal yang dipenuhi dengan lagu-lagu memukau dan cerita yang sangat menarik.
Polarisasi Musikal Leg 1 dipenuhi dengan 5 ribu penonton
Pada awal bulan Februari 2024, Polarisasi Musikal Leg 1 berhasil menggaet 5 ribu lebih penonton. Setelah melihat kesuksesan teater musikal tersebut, Jovial dan Kezia Aletheia meneruskan acara ini menjadi edisi kedua atau Leg 2 di tanggal 10-13 Oktober 2024. Jovial Da Lopez juga mengungkapkan bahwa Polarisasi Musikal ini terinspirasi dari kariernya selama menjadi YouTuber yang berbasis dari musik.
"Kalau kita melihat dari karier YouTube sendiri, sebenarnya kebanyakan video kita yang sukses yang memiliki elemen musik. Jadi epic rap battle itu music based, kita bikin lagu mie instan itu juga music based. Nah, tapi kita juga sempet berani buat bikin di YouTube secara online selama 30 menit, DPR Musical. Itu juga merupakan salah satu video kita yang paling tinggi viewersnya. Dari sample itu, kita lebih memberanikan diri menyelenggarakannya secara offline." jelas Jovial.
Di sisi lain, sebelum menyelenggarakan Polarisasi Musikal, Jovial juga mengungkapkan terdapat pertimbangan yang cukup mengkhawatirkan. Dimana untuk menonton pertunjukkan mereka akan berbayar, apabila digelar secara offline dan dibandingkan menonton online secara gratis.
Live perfomance yang disiapkan secara matang
Seperti yang kita ketahui, Polarisasi Musikal mengangkat isu-isu terbaru yang terjadi di Indonesia. Namun, untuk industri musikal di Tanah Air jarang ditemukan, sebab pembiayaan yang sangat mahal. Dalam hal ini, Jovial pun mengatakan saat ini, minat masyarakat terhadap live perfomance sedang melejit dan membuatnya semakin yakin dalam menyelenggarakan Polarisasi Musikal secara offline.
"Entah kenapa, ya, live perfomance sekarang ini kerasa banget. Jadi, spending kita untuk entertainment yang lebih dipikirkan, lebih dikhususkan, lebih disiapkan. Dan ini kayaknya baru pertama kali, ada live musical yang mengangkat current issues politic. Jadi tetap musikal tapi tetap bisa diterima oleh orang banyak." pungkasnya.
Andovi menambahkan, acara musikal ini terdapat perbedaan ketika dilaksanakan antara online dan offline. Ia juga mengungkapkan, bahwa pertunjukkan langsung Polarisasi Musikal akan lebih menarik.
Perpaduan cerita yang menarik
Meskipun cerita dipersiapkan dengan resmi dan membahas tentang politik, para penonton juga tak perlu khawatir apabila tidak memahami alur cerita musikal ini. Karena, perpaduan cerita akan dibumbui dengan jokes politik yang menyenangkan, dan membuat penonton semakin menikmati pertunjukkan Polarisasi Musikal.
Jovial mengatakan, penyuguhan cerita dalam musikal ini merupakan hasil risetnya sendiri yang tertarik dalam dunia politik di Indonesia.
"Mungkin yang kalian lihat di media digital itu hanya sebatas saja. Tetapi kita berdua memang tertarik dalam dunia politik. Kita mengulik sampai dalam dan kita juga mendapatkan berita yang masih jarang dipublikasikan di media digital. Hal tersebut juga menjadi inspirasi kita untuk menampilkan Polarisasi Musikal yang bisa dimengerti dengan mudah." ucap Jovial.
Tak hanya sekedar mengangkat isu politik, Jovial juga berharap diadakannya Polarisasi Musikal ini untuk memajukan industri musikal di Indonesia.
Itulah ringkasan mengenai penjelasan dibalik kesuksesan Polarisasi Musikal Leg 1 dan 2. Kita nantikan untuk Polarisasi Musikal Leg 3 yang akan mendatang nanti, ya.
