Sebuah ungkapan umum mengatakan bahwa setiap individu di umur tertentu akan jauh berbeda dengan dirinya di umur berikutnya. Baik secara positif maupun negatif. Pasalnya, sadarkah kamu? Setiap transisi usia memiliki pengalaman sekaligus pelajaran hidup yang berbeda. Tentu, hal ini sangat memengaruhi perkembangan karakter seseorang, bukan?
Apalagi, ketika kamu akhirnya memasuki usia 20 tahun yang merupakan usia dewasa muda. One clue: di masa inilah, beragam pelajaran hidup akan membentuk karaktermu menjadi jauh lebih kuat dan dewasa dari sebelumnya. Mengapa begitu? Yuk, intip langsung saja lima pelajaran hidup di usia 20 tahunan tersebut. Apa saja, ya?
1. Tidak pernah ada kata terlambat dalam kehidupan
Ketika kamu menyadari bahwa duniamu sudah mulai memasuki usia dewasa muda, maka panggung duniamu akan secara perlahan menyoroti hal-hal yang merupakan bagian dari pencapaian maupun impian. Sayangnya, tidak menepis fakta bahwa panggungmu akan berdampingan dengan panggung orang lain.
Akan tetapi, bukankah fakta tersebut seharusnya membuat memahami bahwa dua atau lebih panggung berdiri berdampingan tidak harus memiliki jam tayang yang sama? Yup, satu panggung bisa saja menampilkan sesuatu saat ini sedangkan panggung lain baru menampilkannya esok hari. Dengan kata lain, tidak ada jam tayang yang terlambat. You have your own schedule to perform!
2. Kualitas lebih penting ketimbang kuantitas
Menoleh ke masa-masa indah di sekolah sebelumnya, kamu pasti cukup tercengang dengan kelihaianmu dalam bersosialisasi, bukan? Entah bagaimana caranya, kamu cenderung dapat membina hubungan pertemanan dengan siapapun. Akan tetapi, hal tersebut tahunya berubah ketika kamu menyadari lingkaran sosialmu kian mengecil.
Namun, tahukah kamu? Kesadaran tersebut memberimu pelajaran baru di usia dewasa muda bahwa dirimu semakin lama lebih tertari menghabiskan waktu bersama sejumlah kecil orang-orang yang memang worth-it to spend time with. Biasanya orang-orang tersebut adalah mereka yang memahamimu dan senang memberi energi positif.
3. Menerima kekurangan adalah bagian dari mencintai diri sendiri
Setiap individu cenderung melakukan beragam upaya untuk mengembangkan dirinya menjadi sosok pribadi yang lebih baik. Mulai dari upaya merawat diri untuk penampilan fisik hingga kerja keras untuk meraih hal-hal yang membawanya ke tingkat tertentu. Namun, usia 20 tahunan nyatanya mengajarkan hal baru mengenai kekurangan, lho!
Yup, memasuki usia dewasa muda, kamu akan menyadari bahwa mencintai diri sendiri tidak hanya fokus pada proses mengembangkan kualitas. Sebaliknya, hal tersebut harus meliputi proses self-reflection untuk memahami dan menerima kekuranganmu. Dari situ, kamu dapat berdamai dengan diri sendiri dan menerima dirimu apa adanya. Congrats!
4. Masa lalu tidak menentukan sosok pribadi yang kamu bangun
Siapa yang tidak memiliki masa lalu? Semua orang pasti menyimpan kenangan-kenangan tersendiri yang mungkin membuka luka hati terdalam. Namun, memasuki usia dewasa muda di 20 tahunan, kamu akan menyadari bahwa kamu sebenarnya cukup kuat dan bijak untuk menghadapi masa lalu tersebut tanpa membiarnya menghantuimu.
Caranya bukan lain dengan menerima dirimu di masa lalu sebagai pribadi yang kamu pahami. Seolah-olah kamu sedang mencoba memahami latar belakang seseorang yang telah mengecewakanmu. Dari situ, kamu pun mampu melepaskannya dan membiarkan dirimu bergerak maju untuk menjadi pribadi yang berbeda dari ketika bersamanya.
Seperti ungkapan psikiatri Carl Jung yang dikutip oleh penulis Brene Brown dalam Daring Greatly: How the Courage to Be Vulnerable Transforms the Way We Live, Love, Parent, and Lead (2012) "I am not what has happened to me. I am what I choose to become."
5. Tidak ada solusi mutlak untuk setiap permasalahan
Siapa yang dapat luput dari masalah kehidupan? Semua orang tentu menghadapi masalahnya masing-masing yang berbeda-beda. Namun, tidak jarang seseorang dapat merasa relate dengan masalah yang dihadapi oleh orang lain, bukan? Namun, kamu akan memahami bahwa hal tersebut tidak membuatnya benar-benar berada di sepatu mereka.
Dengan kata lain, kamu yang memasuki usia 20 tahunan akan menyadari bahwa masalah orang pada akhirnya akan tetap berbeda dengan konteks, latar belakang dan detil yang berbeda. Atas dasar itulah, solusi yang dibutuhkan akan selalu berbeda. One solution may be good for one person, but it may be destructive for others.
Kira-kira, adakah pelajaran hidup lainnya yang mungkin kamu pahami secara personal?