Dear David menjadi film Netflix kedua yang diperankan oleh Shenina Cinnamon, aktris yang tengah naik daun di industri seni peran Indoneisa. Film berdurasi 1 jam 58 menit ini bercerita tentang seorang siswi SMA berprestasi dari keluarga kurang mampu bernama Laras yang kehidupan sekolahnya berubah total setelah tulisan fantasi tentang orang yang ia sukai bocor ke pihak sekolah. Film produksi Palari Films ini telah tayang mulai 9 Februari 2023 di platform streaming Netflix.
Shenina Cinnamon sebagai pemeran utama mengungkap ceritanya selama menggarap proyek ini. Salah satunya, cerita sang produser yang mengungkap awalnya karakter Laras digambarkan sebagai remaja dari ras Chinese. Seperti apa cerita detailnya? Check this out, Bela!
Alasan Shenina terjun ke dunia akting
Sebelum memulai karier sebagai aktris, Shenina mengungkap dari awal ia tidak pernah terpikirkan akan bekerja di depan layar. Pendidikan yang ia tempuh pun diniatkan untuk bekerja di balik layar. Namun suatu hari, ia dipaksa untuk mencoba mengikuti casting yang berakhir diterima.
"Disuruh coba paksa dimana aku merasa kayak, oke gue tunjukin kalau gue nggak bisa. Ternyata pas aku tunjukin aku malah keterima casting. Akhirnya, aku harus tetep melanjutkan semuanya," kata Shenina saat ditemui di kantor IDN Media, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis (9/2/2023) lalu.
Tak disangka, setelah menjalani profesi sebagai aktris Shenina malah merasa enjoy dan membuat ia bisa merasakan rasa-rasa baru yang tidak pernah ia luapkan sebagai Shenina.
"Ternyata, ada di industri ini sangat mengasyikan, sangat membuat aku enjoy dan aku happy ada didalamnya karena, ternyata banyak sekali rasa-rasa yang aku nggak pernah luapkan sebagai Shenina, tapi bisa aku luapkan rasa-rasa tersebut lewat karakter-karakter yang dikasih dari perannya," tambah Shenina.
Merasa relate dengan karakter Laras membuat Shenina tertarik bermain di Dear David
Melanjutkan ceritanya, Shenina ungkap beberapa hal yang membuatnya tertarik untuk terjun ke dalam proyek ini. Alasan utamanya tentu ia masih ingin mengeksplorasi rasa-rasa yang ingin ia luapkan sebagai karakternya dalam film. Selain itu, menurut Shenina sinopsis dari cerita ini sangatlah menarik dan ia merasa relate dengan apa yang dialami Laras.
"Sinopsisnya aja menarik gitu, mengangkat soal fantasi yang dimana memang itu lagi semua orang buat. Dan menceritakan tentang gimana sih cara mencintai diri sendiri, gimana prosesnya akhirnya lo udah nggak insecure lagi sama semua yang ada di dalam diri lo gitu-gitu sih. Jadi aku relate sama Laras dulunya, tapi aku pengen juga mengeluarkan bahwa aku pernah merasakan dan Laras ada di diri aku juga sebenernya," kata Shenina.
Terpilihnya Shenina sebagai Laras yang awalnya diperankan dengan wajah ras Chinese
Ada cerita menarik dibalik proses casting yang diungkap oleh sang sutradara Lucky Kuswandi dan produser Muhammad Zaidy. Keduanya mengungkap tetap melakukan casting meski sudah memiliki shortlist pemeran yang menurut mereka sudah sangat cocok memainkan karakter-karakter dalam film ini. Sang sutradara sudah tertarik dengan Shenina sejak bermain dalam film Penyalin Cahaya.
"Sebenarnya dari awal kita punya semacam shortlist, berisi beberapa nama pemain. Kita juga ada casting director. Mereka juga yang mencari semua pemain-pemain ini. Selama casting itu kan aku ketemu langsung, dan aku ngajak ngobrol aja, jadi to get an insight apa yang bisa mereka berikan dari diri mereka ke karakternya," kata Lucky Kuswandi, sutradara film Dear David.
"Kalau boleh jujur, awalnya karakter Laras tuh mau dibuat kayak Chinese-Indonesian character. Tapi kita mau fokus ke chinese or we want a really good actor? Akhirnya, kita ngebelain tentang siapa yang paling cocok (aktornya), ethnicity itu akhirnya kita ngalahin itu. Jadi kita buat mix antara Jawa dan Cina gitu," tambah Muhammad Zaidy selaku produser.
Pelajaran yang Shenina ambil dari karakter Laras
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Shenina merasa relate dengan Laras karena pernah berada di posisi Laras. Setelah mendapatkan peran sebagai Laras, Shenina jadi semakin mengerti bahwa tidak apa-apa menjadi diri sendiri yang pada akhirnya bisa membawanya untuk menjadi lebih bahagia.
"Oke Shenina juga bisa kayak Laras, tanpa harus mikirin orang lain terus-terusan. Apalagi di dunia kita, kita ngapain aja tuh dikomentarin sama orang lain kan, dan balik lagi ke diri kita sendiri mau menerima omongan itu atau malah jadinya kepikiran banget sama omongan orang lain. Nah itulah aku jadi makin matang lagi untuk mencintai diri sendiri karena karakter Laras," kata Shenina.
"Intinya setiap orang punya prosesnya masing-masing sampe akhirnya mereka bisa menerima dirinya sendiri. Seperti halnya Laras dalam film (ini). Jadi self love adalah number one!" kata Shenina diiringi tawa.