Kenapa Natal Identik Akan Pohon Cemara dan Sinterklas? Ini Sejarahnya

Kamu harus tahu siapa Sinterklas sebenarnya!

Kenapa Natal Identik Akan Pohon Cemara dan Sinterklas? Ini Sejarahnya

Perayaan Natal di tahun 2020 ini memang berbeda dari biasanya, Bela. Akibat pandemi, kita tidak bisa berkumpul bersama sanak keluarga dan sahabat untuk merayakan hari kelahiran Yesus Kristus. Namun, hari Natal tetap bisa diisi dengan doa, makan bersama keluarga inti di rumah, hingga mengetahui sejarah mengapa pohon cemara dan santa klaus identik dengan Natal. Padahal, Yesus kan berasal dari Yerusalem yang notabene tidak ada pohon cemara, salju, maupun tempat kelahiran Sinterklas, ya? 

Kali ini, kita akan mengupas fakta sejarah mengenai mengapa pohon cemara dan Sinterklas identik dengan Natal. Dibaca, yuk!

1. Bagi orang Eropa, pohon cemara memiliki makna tersendiri

Kenapa Natal Identik Akan Pohon Cemara dan Sinterklas? Ini Sejarahnya

Faktanya, bagi orang-orang Eropa, Amerika, Kanada dan bahkan penduduk yang tinggal di wilayah Arktika yang selalu dalam kondisi cuaca dingin, pohon cemara memang memiliki tempat yang spesial.

Dalam laman History, cemara adalah salah satu pohon yang bisa bertahan hidup sepanjang tahun, termasuk dalam cuaca ekstrem yang membeku. Hal ini membuat pohon cemara dijadikan makna damai secara simbolis bagi kebanyakan orang Eropa, bahkan sebelum agama Kristen ada.

Di tempat asalnya, pohon-pohon cemara di Eropa memang kerap tertutup salju di saat musim dingin tiba. Sejak tahun 800 - 1200 Masehi, pohon cemara di Eropa sudah dijadikan hal yang wajib untuk dijadikan salah satu ornamen Natal yang memang berlangsung saat musim dingin tiba.

2. Pengaruh Kristen masuk ke tanah Eropa

Dari sisi ilmiah, pohon cemara memang merupakan salah satu spesies tanaman yang sangat tahan terhadap suhu dingin. Studi berjudul Cold Tolerance in Cypress: A Physiological and Molecular Study yang diterbitkan pada 2011 mengungkap, bahwa tanaman cemara sanggup bertahan hidup dengan baik pada suhu minus 15 hingga minus 30 derajat celcius.

Kemudian, setelah agama Kristen masuk ke tanah Eropa secara masif, penggunaan pohon cemara diperluas untuk mempercantik perayaan Natal yang identik dengan salju dan cuaca dingin. Pada awalnya, beberapa warga Eropa kuno memberikan hiasan sekadarnya pada pohon-pohon hijau yang ada di pekarangan rumahnya pada saat musim dingin tiba.

Hal ini pun berlanjut hingga abad pertengahan, ketika Natal menjadi perayaan paling besar di tanah Eropa kala itu. Di era itu pula, banyak warga Eropa yang masih sangat kolot dan minim ilmu pengetahuan. Bagi mereka, penggunaan pohon cemara di musim dingin—selain untuk mempercantik perayaan Natal—juga dipercaya mampu menangkal roh jahat.

3. Pohon cemara juga dianggap sebagai sumber kehidupan, seperti layaknya air

Muncul beberapa pendapat yang mengaitkan pohon Natal dan tanaman hijau lainnya, dengan hal-hal yang berbau mistis atau takhayul melegenda yang pernah ada di zaman kuno. Salah satunya, adalah anggapan bahwa tanaman hijau merupakan salah satu sumber kehidupan dan keberuntungan. Secara ilmiah, memang tanaman adalah organisme yang menghasilkan unsur-unsur kehidupan seperti sumber oksigen dan pangan.

Namun, jika dikaitkan dengan kekuatan mistis atau apapun yang berkaitan dengan takhayul, tentu tidak bisa disandingkan dengan sains. Terlepas dari itu semua, melansir dari laman History, nyatanya orang-orang zaman dulu memang sangat percaya dengan keberuntungan jika dikaitkan dengan keberadaan tanaman hijau.

Erat kaitannya dengan tradisi atau ritual kuno, seperti dari bangsa Romawi kuno, tanaman hijau (cemara dan pohon lainnya) berhubungan dengan dewa pertanian, yakni Saturnus. Begitu pula bangsa Mesir kuno, yang percaya bahwa tanaman palem hijau merupakan simbol kemenangan hidup atas kematian.

4. Perubahan budaya

Lalu, ketika agama Kristen masuk ke tanah Eropa, kepercayaan rakyat tersebut dihapuskan dan tanaman hijau (termasuk cemara) diubah peruntukannya sebatas pada dekorasi untuk mempercantik lingkungan pada saat Natal tiba. Pada prinsipnya, pohon cemara dijadikan ornamen Natal hanya sebatas pada makna damai secara simbolis. 

Kemudian para ilmuwan dan pakar sejarah menyimpulkan bahwa tradisi penggunaan pohon Natal sebetulnya tidak berkaitan dengan kepercayaan kuno di masa lalu. Namun, di zaman kuno memang ada kepercayaan atau tradisi rakyat yang menempatkan tanaman berdaun hijau sebagai pedoman keberuntungan mereka.

5. Kemunculan Sinterklas

Pada laman National Geographic, pernah membahas mengenai sejarah dan keberadaan Sinterklas di masa lalu, yang tentunya berdasarkan bukti-bukti sains. Faktanya, Sinterklas merupakan tokoh yang dulunya benar-benar ada, nih, Bela!

Sejarah Sinterklas dikaitkan dengan Saint Nicholas atau Santo Nikolas, seorang uskup ternama dari Myra yang pernah dipenjara di bawah kediktatoran pemerintahan Kaisar Dioklesianus, seorang raja yang memerintah Romawi pada era 300-an Masehi. Nah, sebetulnya Sinterklas tidak hanya identik pada Natal 25 Desember saja, karena perayaan khusus untuk mengenang Santo Nikolas justru jatuh pada tanggal 6 Desember.

Menariknya, ahli sejarah yang dibantu pakar forensik, pernah menggambar ulang seperti apa wajah dari Santo Nikolas itu. Penelitian juga dibantu menggunakan sistem komputerisasi digital modern. Secara umum, tentu wajah dan perawakan Santo Nikolas sedikit berbeda jika dibandingkan dengan Sinterklas modern. Namun, kebaikan hati dan sikap lembutnya telah menjadi simbol sesungguhnya dari makna Sinterklas dalam Natal itu sendiri.

6. Fakta Santo Nikolas

Santo Nikolas lahir pada 15 Maret 270 dan wafat pada 6 Desember 343. Pada saat pemerintahan Romawi kuno, Santo Nikolas pernah dipenjara karena membela agama Kristen secara frontal dari penindasan yang dilakukan oleh Kekaisaran Romawi. Ketika itu, banyak pendeta yang dipaksa meninggalkan agamanya dan bahkan banyak pembakaran kitab suci yang dilakukan oleh pasukan Romawi kuno.

Kemudian di era Kaisar Konstantin atau Konstantinus Agung, agama Kristen dibebaskan untuk disebarkan secara terbuka di Eropa. Bahkan, melalui periode Konstantinus itu pula Romawi perlahan menjadi kekaisaran yang menganut agama Kristen sebagai dasar agama negara.

Seorang sejarawan dari Universitas Manitoba, Garry Bowler pernah menulis sebuah buku sejarah berjudul Santa Claus: A Biography. Tertulis menurut sejarah, Santo Nikolas memang terkenal dengan sikapnya yang lembut terhadap orang-orang yang tertindas. Bahkan, konon Nikolas juga sering memberikan hadiah dan doa kepada orang-orang miskin yang ada di kotanya.

7. Kenapa Natal identik dengan salju

Pertanyaan terakhir, mengapa Sinterklas selama ini diidentikkan dengan salju? Hal ini tentu sering kita lihat di film-film Hollywood maupun unggahan para selebriti ketika merayakan Natal. 

Laman sains Smithsonian Magazine mencatat bahwa pada 1940 hingga 1950-an, di Alaska (Kutub Utara) terdapat toko mobil bekas yang sekaligus menjual barang-barang kebutuhan harian. Beberapa pengusaha dan pengembang juga membangun peradaban industri di sana.

Nah, awalnya pengusaha dan pengembang yang ada di sana memang salah perhitungan. Jarak yang jauh dan medan yang sulit dijangkau mengharuskan mereka membuka banyak pos yang tersebar di pelosok-pelosok wilayah Alaska. Maka, dibutuhkan kereta salju yang sanggup mengantarkan barang-barang dagangan dan surat di wilayah tersebut.

Mereka yang bekerja di perusahaan Alaska itu pun, sering mengantarkan barang-barang sembari memopulerkan Sinterklas. Kepopuleran mereka akhirnya sampai ke kota dan diadaptasi sebagai Sinterklas modern di Amerika Serikat sejak 1950-an. Sedangkan di Eropa, Sinterklas yang indetik dengan salju sudah ada sejak zaman dulu, jauh sebelum munculnya tradisi Sinterklas di Amerika Serikat.

Itulah 7 fakta sejarah mengapa Natal identik dengan pohon cemara dan sinterklas, sebagai simbol atau ornamen dalam perayaan Natal. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kamu, ya!

Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul  "Fakta Sejarah tentang Pohon Cemara dan Sinterklas di Perayaan Natal"

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved