Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

#IAmReal: Alexandra Asmasoebrata, Karier Diluar Olahraga dan Sikap Anti-idealis

Menurut Andra, seorang atlet harus "sepaket"

Michael Richards

Seorang perempuan berprofesi di dunia yang didominasi oleh laki-laki. Bukan seorang lawyer, bukan juga seorang arsitek. Tapi lebih ekstrem. Seorang pembalap. Adalah Andra alias Alexandra Asmasoebrata. Hari gini nggak perlu banyak introduction akan siapa seorang Andra, namanya sudah sering muncul di berbagai media - yeah but okay, quick one... Alexandra Asmasoebrata memulai karir balap di go-kart dengan cc paling kecil, dari lingkup kecil hingga kejuaraan dunia. Kemudian ia naik jadi pembalap formula 2000cc dan berhasil mengharumkan nama Indonesia. Terus gimana kabarnya sekarang?

5db49c00-2058-43ab-95fa-bc4febed9178-f85fb8be3b8e4031673c7db7e405975d.jpegPopbela.com/Panji Indra

Well, Andra yang sudah menikah saat ini sedang break dari dunia balap. Ia yang sekarang dikenal nggak cuma berprofesi sebagai pembalap lho. Wajahnya sudah sering muncul di berbagai cover majalah. Dirinya sendiri pernah menjadi muse dan berjalan di sebuah fashion show. Bahkan menjadi seorang pebisnis pun tampaknya menjadi hal baru yang sedang dilirik Andra. Ia sempat membocorkan kalau ia sedang merintis usaha kosmetik dan  makanan.

8232068a-71a3-4319-9ec9-b9fd4c32a8f5-098343727fd3c1b56094a640bf54e1b3.jpegPopbela.com/Panji Indra

Banyaknya kegiatan Andra ini bukan berarti ia banting stir ya. Ia mengungkapkan kalau keinginan untuk balap masih ada di dalam dirinya. Menjadi salah satu atlet dalam kampanye Popbela #IAmReal, Alexandra Asmasoebrata berbagi cerita ups and down-nya sebagai atlet. Dari concern-nya terhadap dukungan pemerintah hingga pesan penting darinya untuk para atlet yang harus berani mencoba hal baru diluar dunia olahraga. Simak wawancara Popbela bersama Andra yang penuh semangat ini!

1. Andra ceritain dong turning point kamu jadi pembalap?

Aku mulai di 2001 umur 11 tahun baru lulus SD, nggak kepikiran buat jadi seorang atlet. Aku dipaksa papa buat ikut balap. Awalnya ya cuma main go-kart. Benar-benar mikir cuma untuk main dan nggak pernah tahu kalau nantinya ini jadi profesi. Tapi setelah dewasa, dan serius menekuni balap, lama-lama sadar sendiri oh ini adalah profesi aku.

a248f95f-582e-4482-917c-58a49199250a-f8feb94d4bc450feafb302e2aa6b5f41.jpegPopbela.com/Panji Indra

2. Berprofesi sebagai atlet tentu punya pengalamannya tersendiri, apa sih yang terberat jadi seorang atlet?

Banyak banget ups and downs menjadi atlet. Salah satunya, ya ini juga jadi alasan kenapa saat ini aku lagi break dari dunia balap, karena beberapa tahun belakangan ini mencari sponsor tuh lebih susah. Biarpun kita berprestasi atau cukup dikenal orang, itu nggak menjamin. Ini terkait juga soal dukungan pemerintah. Tapi aku nggak bilang aku sendiri nggak didukung pemerintah. Aku berterima kasih karena karir aku sejak 2003 sampai 2016 kemarin penuh didukung oleh pemerintah. Nah, maksud aku di sini, banyak orang tua yang jarang mau anaknya untuk menjadi atlet karena soal masa depannya. Karena kita tahu menjadi atlet itu ada "golden age-nya". Dan kalau sudah selesai masa emasnya, mau jadi apa? Pemerintah seharusnya bisa membekali calon-calon atlet dari nol bukan saat ia sudah dielu-elukan banyak orang. Yah ini juga jadi PR bagi kita semua juga sih untuk mendukung para atlet. Semoga dengan adanya Asian Games 2018 ini bisa jadi turning point buat kita semua.

3. Nah, gimana kalau pengalaman terbaiknya?

Mengibarkan Bendera Merah Putih di negara lain. Bahkan di negara kecil yang istilahnya orang nggak tahu dan bisa naik ke atas podium mengibarkan Merah Putih tuh suatu hal yang priceless. Aku nggak mikir apa-apa selain rasa bangga bisa mengharumkan nama Indonesia.

bb83cd24-548a-4349-8494-1c7dc157dc43-a61a92fa65214b799376361a9f503b8a.jpegPopbela.com/Panji Indra

 

4. Kamu yang sekarang, sudah nggak asing di dunia fashion, iya kan?! Ada di cover, bahkan di atas catwalk. Apa latar belakang kamu mau melakukan ini?

Sekitar 2008 lah aku mulai mencoba menjadi model dan terjun ke industri fashion. Sempat juga jadi duta buat beberapa brand. Kalau dibilang aji mumpung, ya memang aji mumpung. Karena balik seperti yang aku bilang, menjadi seorang atlet butuh sponsor, dukungan pemerintah, negara, perusahaan. Karena nggak semua atlet menang itu dapat uang lho. Menang itu dapat piala dan piagam. Sementara saat aku mau balapan, let say ke Italia, kita butuh uang untuk bayar pelatih, tempat tinggal, uang makan, hingga urusan mobil. Dan nggak mungkin seorang saya datang meminta sponsor tanpa dikenal orang dan cuma modal prestasi, di Indonesia itu agak sulit. Maka itu dengan terjun ke dunia yang baru, aku jadi banyak kenalan dan dikenal. Bukan berarti narsis. Tapi gimana kamu membuat value yang bisa kamu bawa untuk mencari sponsor. Kalau ada kesempatan baru yang nawarin ya dicoba aja. Menurut aku, kita harus datang sebagai paket yang lengkap. Walau jadi model jauh lebih deg-degan. Mending aku latihan dua hari dua malam.

33b521e1-0227-4e1d-8a77-90aabd2c1ac1-5c00dfa3618132d50347e54af94bef15.jpegPopbela.com/Panji Indra

 

5. Tapi nggak cuma jadi model, jadi jurnalis juga pernah kan?!

Yes, oh my God. 2006 itu aku ditawari untuk jadi komentator di TV khusus untuk acara balap aja. Nah karena tiap tahun berlanjut, hingga tahun 2015 aku diajak untuk jadi pembawa berita. Tapi harus jadi karyawan. Aku ngerasain liputan kemana-mana. Awalnya sih cuma seputar olahraga. Aku jadi banyak tahu lingkup olahraga lain seperti basket, bola, yang sebelumnya aku nggak tahu. Bahkan aku pernah meliput ke KPK. Itu gila sih. Dua setengah tahun di CNN. Banyak hal baru yang aku dapatkan. It's a roller coaster experience.

74f4099c-772f-4e82-b42a-95c6fb201794-255bf7eabe46250c2e4d9e1badc67afe.jpegPopbela.com/Panji Indra

 

6. Kamu sendiri sudah menikah, kira-kira kalau punya anak nanti, apa akan dipaksa jadi atlet kaya kamu juga?

Dulu aku berpikir nggaklah ya. Terserah anak aku nantinya. Tapi setelah aku berkaca sama diri aku yang dulu, cerita waktu aku kecil yang tadi, mungkin aku nggak akan maksa anak aku, tapi lebih ke mengarahkanlah. Setidaknya ia kelak menjadi seorang atlet. Nggak harus balap sih. Kenapa jadi atlet? ada pelajaran yang bisa kita dapatkan menjadi atlet yang nggak kita dapatkan di sekolah. Contohnya, di sekolah kita diatur untuk disiplin, harus bangun pagi. Tapi jadi atlet kita nggak pernah dipaksakan untuk tepat waktu. Lho? Tapi pelajarannya: kamu telat ya langsung terima resiko, diskualifikasi! Secara nggak langsung karakter aku terbentuk. Di sekolah kita bisa mendapatkan teman. Tapi jiwa disiplin dan kompetitif lahir dari dunia olahraga. Aku mau anak aku merasakan itu.

34009bf2-2559-495a-b6a6-a049283dc813-697eabb239af36586a7abed75a38f3b2.jpegPopbela.com/Panji Indra

 

7. Yang terakhir, berprofesi di dunia laki-laki nggak gampang. Tapi ternyata bisa ditaklukan. Punya pesan untuk perempuan yang ingin terjun ke dunia laki-laki?

Jangan pernah takut mencoba hal baru. Saat dulu berpikir untuk jadi pembalap yang notabene didominasi laki-laki, aku bilang, "mau berteman dengan siapa kalau aku balapan?" Tapi setelah aku coba, walau dipaksa, ternyata aku bisa. Ternyata perempuan tuh bisa ada di sini dan nggak ada yang melarang. Jangan takut mencoba deh. Selama nggak ada larangan. Kita nggak akan pernah tahu kita bisa atau nggak kalau kita nggak coba. Mungkin aku akan nyesel banget kalau dulu papa aku ngga maksa sampai gigih untuk harus coba balap. Mungkin hidup aku akan 100% beda dari sekarang.

9452adf8-6d68-4e96-9e58-bd95d21d1499-936017ec7d8890f16a8175d7dd3f5e4e.jpegPopbela.com/Panji Indra

 

SEE MORE POPCreator

TOPIC

IDN Channels

Latest from Inspiration