unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan
Peristiwa Nuzulul Quran terjadi pada malam 17 Ramadan tahun 610 Masehi di Gua Hira, Jabal Nur. Saat itu, Nabi Muhammad SAW yang berusia 40 tahun sedang menyendiri di gua tersebut.
Ketika sedang beribadah, tiba-tiba Malaikat Jibril datang menghampiri Nabi Muhammad SAW. Tubuh Rasulullah SAW bergetar karena terkejut dan ketakutan dengan kehadiran Malaikat Jibril. Malaikat Jibril pun memeluk Rasulullah yang gemetar kemudian mengucapkan kata "Iqra'" (bacalah) sebanyak tiga kali.
Rasulullah SAW yang saat itu buta huruf menjawab, "Aku belum mengenal bacaan" atau ma ana bi qari. Pada dekapan ketiga, Malaikat Jibril membacakan wahyu pertama berupa Surah Al-Alaq ayat 1-5 yang artinya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq:1-5).
Kata Iqra yang berarti bacalah memiliki makna lebih luas, yaitu membaca alam, kehidupan, dan memahami kebesaran Allah Swt. Wahyu ini menjadi tanda awal kenabian Muhammad saw dan awal turunnya Al-Quran secara bertahap selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
Menurut tafsir Muhammadiyah, dijelaskan bahwa Alquran yang turun pada 10 hari bulan terakhir atau pada malam Lailatul Qadar adalah Alquran dalam bentuk tunggal atau utuh.
Al-Quran itu turun dari Lauful Mahfuz ke langit dunia, namun belum diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Kemudian baru setelah itu Al-Quran turun dari langit dunia ke Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 23 tahun.