Jika melihat kenyataan yang ada di industri musik Indonesia, penyanyi yang mengawali karier dari mengikuti ajang pencarian bakat biasanya langsung menghilang jika mereka nggak mau mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Tapi itu semua nggak berlaku bagi Shena Malsiana. Pernah eksis di ajang X Factor musim pertama, Shena dengan karakter vokal yang khas memberikan warna baru di belantika musik Indonesia. Kini, Shena kembali menyapa penikmat musik Tanah Air dengan single-nya yang berjudul What Do You Need. Lalu gimana ya pandangan cewek berdarah Jepang - Bengkulu ini tentang karier dan perempuan?
"Cara membangkitkan semangat kalau ladi down itu jalan-jalan. Misal aku lagi malas menyanyi, aku biasanya cuti dan merencanakan jalan-jalan. Aku lebih suka ke daerah-daerah di Indonesia. Biasanya kalau di daerah-daerah susah sinyal telepon, tapi aku malah senang banget sih di sana. Dari jalan-jalan itulah, aku merasa segar kembali."
"Bebas mengekspresikan diri melalui karya tanpa adanya batasan. Biasanya kita terbentur masalah uang atau masalah pasar ketika ingin kreatif, tapi aku nggak peduli itu semua. Sukses adalah ketika kamu bisa berkarya tanpa ada batasan."
"Berbagi. Dulu aku waktu masih di X Factor, mentorku bisa menunjukkan indahnya berbagi dengan cara yang sederhana. Misal saat kami ada di mobil, dengan mudahnya dia mengeluarkan uang 100 ribu rupiah dan diberikan kepada kakek-kakek yang sedang berjualan. Mungkin karena aku bergerak di dunia hiburan, banyak pelajaran yang aku terima dari orang-orang seperti cara menghadapi haters. Tapi menurutku pelajaran hidup yang paling berharga adalah tentang berbagi ini, ketika kamu sudah merasa bahagia dan membagikan sesuatu kepada orang lain dan melihat mereka bahagia."
"Mungkin untuk nggak sok beraksi seolah kuat dan bisa menandingi cowok. Kalau misalnya memang bisa mengimbangi cowok, nggak perlu dipamerkan. Mungkin mereka menganggap bahwa tindakan itu adalah feminis, tapi menurutku menjadi feminis itu nggak perlu dibesar-besarkan atau ditunjukkan kepada orang lain."
"Dulu waktu aku sudah selesai di X Factor, aku banyak banget ada kegiatan off air sampai akhirnya aku terkena star syndrome. Kalau sekarang aku kilas balik melihat diriku yang dulu, rasanya agak malu. Sejak terkena star syndrome itu, aku berjanji untuk nggak mau lagi mengulanginya. Star syndrome itu adalah aku melupakan orang-orang yang bermakna di hidupku, pernah bertengkar dengan orangtua sampai manajemen keuanganku kacau banget. Kalau aku mau mengulang waktu, aku mau perbaiki itu semua karena ada penyesalan tapi aku juga belajar banyak dari pengalaman itu."
"Lihat handphone, ke kamar mandi. Kalau olahraga aku biasanya sore hari."
"Happy, unpredictable, unforgettable."
"Sebagai perempuan, aku bisa memberikan kehidupan bagi banyak orang. Aku bisa melahirkan dan kasih sayang. Semua orang bisa memberikan kasih sayang, tapi dari semua itu yang nggak pernah tergantikan adalah kasih sayang seorang ibu. Meski ada perempuan yang nggak bisa mengandung, tapi tetap saja hati perempuanlah yang paling lembut."
Jujur kalau aku lebih ke masalah ukuran tubuh. Berkarier di Indonesia itu kan juga nggak mudah, banyak netizen yang suka berkomentar negatif dan akun-akun yang suka nyinyir. Itu tantangan yang parah sih menurutku. Apalagi dengan ukuran tubuhku yang seperti ini, aku pernah menerima makian yang benar-benar nggak enak. Di samping itu, aku sadar bahwa aku berbeda dengan penyanyi-penyanyi yang berada di posisi puncak sekarang, dengan bentuk tubuh yang lebih bagus. Bagaimana caranya agar aku diterima oleh masyarakat dengan kondisi yang seperti ini adalah tantangan terbesarnya. Kebetulan dulu waktu kecil aku sempat masuk dan belajar di sanggar sehingga aku punya rasa percaya diri yang tinggi. Sekarang aku juga sudah memutuskan kalau aku ingin menjadi plus size singer. Walau meski suatu hari nanti aku diet, aku nggak mau jadi terlalu kurus."