Menunda sering dianggap sebagai hal yang buruk. Kalau menunda, berarti akan ada penumpukan pekerjaan di akhir dan membuat semua rencana tidak berjalan lancar. Tapi tidak demikian halnya pemikiran dan ide yang diutarakan oleh Charless Duhigg, penulis buku The Power Of Habit. Baginya, menunda justru bisa membuat pengaturan waktu jadi lebih efektif. Lho, kok bisa?
Kata ‘menunda’ sering melekat pada suatu pekerjaan. Misalnya menunda bersih-bersih rumah, menunda mengerjakan PR, dan masih banyak lagi. Padahal, yang bisa ditunda itu bukan hanya hal-hal yang penting, tapi juga kagiatan yang kurang penting. Misalnya menunda mengecek Instagram untuk mencuci baju lebih dulu. Jadi, kamu bisa menunda hal yang kurang penting untuk melakukan kegiatan yang lebih penting. Tentu tidak mudah kalau kamu tiba-tiba membiasakan diri untuk menunda hal-hal yang sudah dilakukan secara rutin dan sudah menjadi kebiasaan. Di sinilah pentingnya mengenali tiga level aktivitas.
Level pertama adalah hal yang wajib dan tidak boleh sampai ditunda seperti bekerja, belajar, membersihkan rumah, dan hal penting lainnya.. Kamu harus menunda hal lainnya untuk melakukan aktivitas level pertama ini. Letakkan gadget-mu, lalu lakukan semua pekerjaan sampai selesai.
Level kedua tidak terlalu penting tapi tetap kamu butuhkan. Karenanya, kamu wajib menunda ini kalau aktivitas level pertama belum selesai. Tunda aktivitas chatting yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, selama kamu masih di kantor. Tunda aktivitas membuka Youtube dan Facebook selama tugasmu belum selesai.
Aktivitas level ketiga adalah hadiah kalau kamu memiliki waktu luang. Kamu boleh piknik, jalan-jalan, atau bahkan berlibur, selama aktivitas level pertama sudah selesai dikerjakan semua. Sedangkan aktivitas level kedua menjadi rutinitas yang tetap dilakukan. Bagaimanapun, utamakan mengerjakan aktivitas yang wajib, baru kamu boleh melakukan hal yang lain. Semangat!