Brand kosmetik lokal, Luxcrime mengadakan kegiatan sosial bersama komunitas Unique Project Theater dan Nalitari, komunitas difabel dari Yogyakarta. Pada acara ini, Luxcrime bersama dua komunitas ini mengadakan sebuah pertunjukan seni yang menyuarakan “Kecantikan dalam Keragaman dan Kesetaraan”.
Diadakan di Pendhapa Art Space, pada tanggal 24 Maret lalu di Yogyakarta, kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan sosial Luxcrime dalam memperingati Hari Perempuan Internasional. Sebelumnya, Luxcrime mengajak model difabel untuk mengampanyekan Beauty in Diversity & Equity atau Kecantikan dalam Keragaman dan Kesetaraan.
Kampanye ini menyuarakan bahwa setiap perempuan di dunia dan di Indonesia khususnya memiliki hak untuk merasa cantik dan menarik dengan kondisi apapun. Walaupun dengan keterbatasan serta keragaman, perempuan itu memiliki kekuatan dan sudah saatnya perempuan percaya akan kapabilitas serta kemampuan yang dimiliki.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap perempuan di Indonesia. Setiap tahunnya, di bulan Maret, Luxcrime akan menggandeng komunitas serta lembaga swasembada masyarakat, dengan mengangkat isu-isu terkait perempuan di Indonesia.
“Sebagai brand kosmetik lokal yang menyasar kaum perempuan, tentunya Luxcrime
mencoba untuk mengerti setiap problematika yang dihadapi oleh perempuan, dan menjadi
komitmen Luxcrime untuk dapat membantu perempuan Indonesia dalam memancarkan
kecantikan yang dimiliki melalui produk yang kami hadirkan dan atau kegiatan-kegiatan
sosial seperti ini. Bagi Luxcrime cantik itu universal dan tak terbatas,” ungkap Ahmad Nurul Fajri, Founder Luxcrime.
Kegiatan puncak kampanye sosial Luxcrime ini diisi oleh pertunjukan seni dan budaya dari
Unique Project dan Nalitari dengan mengangkat cerita “The Unlimited of Beauty - Keindahan Tak Terbatas”.
Kegiatan puncak kampanye sosial Luxcrime ini diisi oleh pertunjukan seni dan budaya dari
kelompok seni disabilitas Unique Project Theatre dan Nalitari. Pertunjukan yang akan
dibawakan oleh kelompok Nalitari ini mengangkat cerita berjudul KAKSA dan Unique Project Theatre mengangkat cerita “The Unlimited of Beauty - Keindahan Tak Terbatas.
“Dialog-dialog yang disampaikan para penampil menyuarakan isu-isu kecantikan bagi tubuh perempuan difabel yang mengalami keterbatasan karena tubuhnya tidak memenuhi standar kecantikan yang diidealkan terutama dalam berpenampilan. Pertunjukkan teater ini mengandung pesan, bahwa kecantikan itu tidak terbatas, bukan untuk si tinggi kurus dan putih, tapi untuk semua perempuan di Indonesia,” ujar Nanik Indarti Pendiri Komunitas Unique Project Theater.
Sedangkan penampilan dari kelompok Nalitari yang mengusung cerita “KAKSA”. KAKSA
merupakan kayu yang tumbuh tanpa bisa memilih dimana dia akan memulai hidupnya.
Kaksa tidak memiliki nafsu dan keinginan, hidup mengikuti peredaran waktu untuk akhirnya akan tumbang dan menjadi sebuah perdu.
Selain pertunjukan seni dan budaya, Luxcrime juga mengadakan sesi makeup class
bersama teman-teman difabel. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan keahlian
tambahan bagi teman-teman difabel ini.