Sebelum melakukan hubungan seksual, setiap individu semestinya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dengan memiliki edukasi seks yang cukup. Tak hanya soal bagaimana mendapat pengalaman bercinta yang memuaskan dan pencegahan kehamilan, wawasan tentang risiko penyakit yang dapat terjadi pun menjadi bagian penting yang tak boleh diabaikan.
Bicara soal penyakit, kamu pasti setidaknya sudah pernah mendengar perihal berbagai penyakit menular seksual yang mungkin terjadi. Namun, sudah pahamkah kamu bahwa penularan ini juga dapat terjadi meski tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina?
Faktanya, seseorang yang melakukan oral seks dengan pasangan yang memiliki penyakit menular seksual juga dapat terjangkit penyakit tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah sembilan jenis penyakit yang mengintai aktivitas seks oral sebagaimana dilansir dari Medical News Today!
1. Gonorrhea
Penyakit Menular Seksual (PMS) karena bakteri Neisseria gonrrheae yang satu ini tidak selalu menunjukkan gejala, sehingga bukan tak mungkin penderitanya pun bahkan tak menyadari. Kalaupun menunjukkan gejala, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
- Sensasi panas atau terbakar saat buang air kecil.
- Keluarnya lendir atau cairan tak biasa dari vagina, penis, atau rektum.
- Nyeri pada kerongkongan.
- Pembengkakan atau rasa nyeri pada testis.
- Rasa nyeri pada rektum.
Seseorang bisa tertular gonorrhea bila berhubungan seks oral dengan orang yang lebih dulu menderita gonorrhea di bagian vagina, penis, saluran kemih, rektum, atau tenggorokan. Bila tak segera ditangani dengan tepat dan tuntas, gonorrhea dapat memunculkan risiko lain seperti kemungkinan terjangkit HIV lebih tinggi, mandul pada wanita, dan epididimitis pada laki-laki.
2. Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan juga umumnya tak menunjukkan gejala. Kalaupun ada, gejalanya juga hampir mirip seperti kencing nanah alias gonorrhea, yakni seperti berikut.
- Keluarnya lendir atau cairan tak biasa seperti darah dari vagina, penis, atau rektum.
- Rasa nyeri pada rektum.
- Pembengkakan atau nyeri pada testis.
- Sensasi panas atau terbakar saat buang air kecil.
Pengobatan chlamydia biasanya menggunakan antibiotik. Penderita PMS ini pun harus menghindari aktivitas seks hingga benar-benar bersih untuk meminimalisasi penyebaran. Adapun bila tak segera ditangani, chlamydia dapat menyebabkan kemandulan pada wanita, epididimitis pada laki-laki, meningkatnya terjangkit risiko HIV, dan tertularnya infeksi pada bayi yang tengah berada di dalam kandungan penderita.
3. HPV
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, HPV (Human papilomavirus) merupakan jenis PMS yang paling umum di Amerika Serikat. Bahayanya, penyakit ini juga sering tidak menunjukkan gejala dan sulit untuk dideteksi. Walau begitu, HPV juga bisa menyebabkan beberapa tanda seperti berikut.
- Kutil di area sekitar alat kelamin dan anus.
- Kutil pada tenggorokan yang menyebabkan penderita menjadi susah bernapas maupun berbicara.
Selain dengan adanya kutil di area tersebut, orang baru akan mengetahui bahwa dirinya menderita HPV ketika hasil tes pap smear atau screening kanker serviks menunjukkan hasil abnormal. Penyakit ini pun biasanya dapat hilang dengan sendirinya seiring berlalunya waktu dengan sendirinya. Kendati demikian, perlu diperhatikan pula bahwa hanya karena kutil yang terbentuk dihilangkan tidak berarti virusnya juga akan hilang. Selain itu, pada banyak kasus HPV berkembang menjadi kanker serviks.
4. Trichomoniasis
Infeksi ini disebabkan oleh parasit dan sering menunjukkan gejala seperti berikut.
- Kemerahan atau gatal pada area vagina.
- Keluarnya cairan atau lendir tak biasa dari vagina maupun penis.
- Sensasi panas atau terbakar saat buang air kecil.
Walau menunjukkan gejala, dokter perlu melakukan tes lanjutan untuk memastikan dan mendiagnosis apakah seseorang terkena trichomoniasis. Penyakit ini juga dapat menyerang bagian tenggorokan bila seseorang melakukan oral seks dengan vagina atau penis yang telah terinfeksi. Selain mengonsumsi obat, penderita juga tidak sebaiknya melakukan hubungan seksual dalam bentuk apa pun sebelum sembuh total.
5. HIV
Virus ini menyerang sistem imun tubuh sehingga membuat penderitanya jadi sangat rentan mengalami berbagai penyakit lainnya. Pada tahap awal, gejalanya cukup mirip dengan berbagai penyakit umum seperti berikut sehingga memerlukan tes khusus untuk mendiagnosis dengan tepat.
- Demam
- Nyeri otot
- Sakit pada tenggorokan
- Kelelahan
- Meriang
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Risiko untuk penularan HIV melalui seks oral relatif kecil kecuali orang tersebut memiliki luka yang terbuka di mulut. Mengenai pengobatan, hingga kini belum ditemukan metode untuk menyembuhkan HIV. Kendati demikian, perawatan dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah virus yang tersebar di dalam aliran darah dan mempertahankan kondisi tubuh penderita.
6. Sifilis
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum ini menimbulkan gejala yang berbeda di setiap tahapnya.
Tahap primer
- Keras, luka bulat di tempat terjadinya infeksi
- Sering kali tidak menimbulkan tasa nyeri
- Berlangsung selama 3 sampai 6 minggu dan hilang dengan sendirinya
- Walau luka hilang, infeksi masih tetap ada sehingga perlu untuk tetap melakukan perawatan
Tahap sekunder
- Ruam merah dan keras pada kulit
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Demam
- Rasa nyeri pada mulut, area genital, atau anus
- Adanya bintik merah kecokelatan pada punggung tangan atau telapak kaki
- Rasa nyeri pada tenggorokan
- Rambut rontok
- Sakit kepala
- Penurunan berat badan
- Nyeri pada otot
- Kelelahan
Tahap tersier
- Biasanya terjadi sekitar 10 hingga 30 tahun setelah terinfeksi pertama kali dan tidak mendapat penanganan
- Mengalami komplikasi seperti kerusakan beberapa organ internal maupun perubahan pada penglihatan
- Bila mencapai saraf pada otak (neurosyphilis) biasanya menimbulkan gejala sakit kepala, demensia, mati rasa, dan sulit untuk menggerakkan anggota tubuh
Selain tiga kondisi di atas, sifilis juga bisa mencapai tahap laten yang tidak menimbulkan gejala apa pun. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Pasalnya, sifilis yang dibiarkan begitu saja juga bisa menimbulkan komplikasi seperti kebutaan, tingginya risiko terjangkit HIV, membahayakan organ dalam, dan kelahiran mati.
7. Herpes
PMS ini disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex. Bila tak menimbulkan, gejala yang biasa ditimbulkan di tahap awal antara lain seperti berikut.
- Sakit kepala
- Demam
- Pembengkakan kelenjar
- Sakit di bagian tubuh
- Rasa nyeri atau gatal di bagian alat kelamin, rektum, atau mulut
Untuk diagnosis, dokter biasanya melakukan tes dengan mengambil sampel kulit maupun tes darah. Risiko lanjutan yang mungkin dialami bila tak segera ditangani dari kondisi herpes antara lain meningkatnya kemungkinan terjangkit HIV dan penularan infeksi kepada bayi yang ada di dalam kandungan.
8. Hepatitis A
Siapa sangka penyakit yang menyerang organ hati ini juga dapat ditularkan melalui seks oral? Gejalanya pun biasanya terlihat setelah 28 hari penderita terpapar virus, antara lain sebagai berikut.
- Kelelahan
- Mual
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Mata dan kulit jadi kekuningan
- Warna urine yang gelap
- Rasa nyeri atau tidak nyaman pada perut
Untuk mendapat diagnosis tepat, dokter memerlukan tes darah. Meski menimbulkan rasa tak nyaman, hepatitis A sangat jarang menimbulkan komplikasi. Penderita biasanya disarankan untuk beristirahat selama 1 hingga 4 minggu dan menghindari kontak intim dengan orang lain.
9. Hepatitis B
Jenis penyakit yang satu ini juga menyerang organ hati dan menimbulkan gejala seperti di bawah ini.
- Ruam
- Sendi yang kaku dan nyeri
- Mual
- Demam
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Rasa nyeri atau tak nyaman pada perut
- Warna urine yang gelap
- Mata dan kulit jadi kekuningan
Dibutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 bulan bagi virus untuk dapat dideteksi di dalam darah pasca menjangkit penderita. Penyakit ini juga dibedakan menjadi jenis akut dan kronis. Dalam kondisi yang parah, hepatitis B dapat berkembang jadi infeksi kronis, melukai organ hati, menyebabkan kanker hati, hingga kematian.
Faktanya, banyak penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seks baik secara penetrasi maupun oral tidak menimbulkan gejala kecuali telah mencapai tahap tertentu. Oleh karena itu, bila kamu termasuk kelompok yang aktif berhubungan seksual, pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin agar tak menyesal di kemudian hari. Selain itu, pastikan juga untuk selalu menerapkan seks yang sehat dan aman, ya.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "Lebih Waspada, 9 Penyakit Ngeri Ini Juga Mengintai Aktivitas Seks Oral"