Memasuki bulan Oktober, saatnya memperingati atau merayakan kampanye kesadaran kanker payudara. Peringatan yang dilakukan selama 31 hari penuh oleh masyarakat di seluruh dunia ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masing-masing pribadi mengenai kanker payudara, penyakit kritis yang telah merenggut banyak nyawa. Nggak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki.
Selain menggalakkan kampanye untuk merawat kesehatan diri sendiri dan memerhatikan gejala-gejala yang mungkin dapat ditemukan pada tubuh, cara lain untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini adalah membebaskan pemikiran dari mitos kanker payudara yang belum terbukti benar. Apa saja?
Melansir dari Breast Cancer, hanya sekitar 5% - 10% kasus kanker payudara yang diyakini diwariskan turun-temurun dalam keluarga. Artinya, penyakit itu disebabkan genetik abnormal yang diwariskan orang tua pada anaknya. Faktor yang cukup memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan risiko kanker payudara berasal dari gaya hidup yang dijalani dan lingkungan yang didiami seseorang.
Seperti yang disebutkan sebelumnya kalau gaya hidup dan lingkungan memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan risiko kanker payudara. Dengan kata lain, perkembangan penyakit ini pada tubuh seseorang dapat ditekan, Bela. Untuk menjaga risiko terkena kanker tetap rendah, jaga berat badan pada angka normal, olahraga secara teratur, dan kurangi konsumsi alkohol.
Berhembus kabar kalau bra, terutama yang memiliki kawat, menjadi salah satu pencetus munculnya kanker payudara. Berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang dilakukan pada tahun 2014 silam, nggak ditemukan adanya hubungan antara penggunaan bra dan kanker. Juga, nggak ada perbedaan risiko antara perempuan yang menggunakan pakaian dalamnya dengan yang nggak.
Jika belum familiar, mammogram adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi adanya kanker payudara dalam diri seseorang. Alat ini membantu seseorang untuk menyadari adanya potensi munculnya penyakit itu. Jadi, nggak dapat mencegah, melainkan membantu menemukan gejala kanker payudara, kemudian menyelamatkan hidup seseorang secara nggak langsung.
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang menemukan jika antiperspirant atau deodoran dapat menyebabkan kanker payudara. Sekalipun ada penumpukan racun atau terkena zat alumunium, produk yang merawat ketiak ini belum terbukti dapat memicu tumbuhnya kanker payudara.
Ada mitos seputar kanker payudara lainnya yang sering kamu dengar, Bela? Sebelum meyakininya, cari tahu lebih banyak informasi mengenai informasi yang kamu dapatkan, boleh dengan membaca artikel di internet, boleh dengan menemui dokter.