Apakah kamu percaya dengan ramalan zodiak? Percaya atau tidak, zodiak selalu menarik untuk dibahas. Tidak hanya dianggap sebagai ramalan belaka, zodiak memang masuk dalam Enlightenment and Scientific Revolution di abad ke-18. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang yang semakin tertarik dalam mengetahui bahkan mempelajari cara membaca karakter dan sifat berdasarkan zodiak. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui 7 alasan mengapa astrologi seringkali benar.
1. Ilmu zodiak dikenal sejak zaman Babilonia
Sejak tahun 1500 sebelum masehi, orang-orang Babilonia sudah membagi zodiak menjadi 12, namun namanya belum seperti saat ini. Nama zodiak seperti saat ini baru diterjemahkan di masa Yunani kuno yang semuanya tercatat dalam buku Tetrabiblos karya Ptolemy.
2. Masuk dalam Comprehensive Psychology tahun 2015
Terdapat sebuah artikel dalam Comprehensive Psychology pada 13 Mei 2015 yang membuktikan bahwa tanggal lahir seseorang memengaruhi kepribadiannya. Ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh, yakni musim, iklim, cuaca, dan suhu udara yang bisa memengaruhi suasana hati hingga kepribadiannya.
3. Energi dari posisi planet berpengaruh pada pribadi seseorang
Zodiak dibaca melalui posisi bintang dan planet di tata surya. Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, matahari, dan bulan ternyata memberikan energinya masing-masing sehingga bisa memengaruhi kondisimu. Karena itu, kamu mungkin sekarang mengenal pembacaan zodiak berdasarkan Rising Sign, Sun Sign, dan Moon Sign yang dilihat dari posisi benda-benda angkasa ketika hari lahirmu.
4. Merupakan perpaduan dari ilmu sains dan ilmu sosial
Nikki Halsted, seorang astrologer dan penulis yang merupakan Sarjana Ilmu Sosial mengungkapkan bahwa ilmu sosial sebenarnya diuji berdasarkan pengumpulan data yang diteliti dengan metode kualitatif dan didukung data kuantitatif. Baik ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, politik, hingga geologi pasti menggunakan cara tersebut dalam penelitiannya. Hal ini juga diterapkan pada astrologi tertutama di era modern.
5. Bukan sekadar ramalan asal-asalan
Halsted juga mengungkapkan bahwa zodiak berdasarkan astrologi bukan merupakan ramalan asal-asalan. “Banyak yang mengungkapkan bahwa astrologi adalah kepalsuan, padahal ilmu tersebut masuk dalam kriteria ilmu sosial,” ungkapnya dalam Thoughtcatalog.com. Ketika memaparkan kondisi suatu zodiak, maka seseorang mempresiksinya dengan posisi benda-benda angkasa yang akan berpengaruh pada suasana hati seseorang.
6. Sebagai pelarian dari rasa stres
Psikolog bernama Graham Tyson pernah melakukan penelitian di tahun 1982 mengenai orang-orang yang melakukan konsultasi kepada astrologer. Menurut penelitiannya, mereka yang berkonsultasi memiliki tingkat stres cukup tinggi. Usai berkonsultasi, mereka akan lebih memahami peran masing-masing dalam lingkungan sosial dan juga hubungan asmara.
7. Merupakan fenomena psikologis dan kebudayaan
Dilansir dari The Atlantic.com, Bertram Malle dari Brown University mengatakan bahwa astrologi merupakan fenomena psikologis dan kebudayaan karena mampu merepresentasikan (bukan menjelaskan atau memprediksi) pengalaman hidup seseorang serta mengidentifikasi seseorang dari era ke era.
Nah, itu dia beberapa penjelasannya. Tapi soal astrologi ini memang masih menjadi pro dan kontra, ada yang percaya, ada juga yang tidak. Kalau itu, tergantung masing-masing saja, ya, Bela.