Sosok ayah memang nggak pernah bisa lepas dari perjalanan kehidupan yang saat ini sedang kamu jalani. Bagaimana kamu belajar menjadi pemimpin yang baik, menjadi orang yang penuh tanggung jawab, dan menjadi manusia tangguh dengan berkaca melalui cerminan tulus yang diberikan olehnya adalah hal yang nggak bisa kamu dapatkan dari siapa pun.
Beliau lah yang bekerja keras dan membanting tulang demi terpenuhinya kebutuhan keluarga tanpa pernah mengeluh lelah. Kadang, kamu perlu meluangkan sedikit waktu yang kamu miliki hanya untuk sekadar mendengarnya berkeluh-kesah. Kamu juga bisa mengiriminya puisi atau kata-kata manis yang barangkali bisa menyentuh hatinya sebagai ungkapan terima kasih atas jasa-jasanya terhadapmu selama ini. Nggak perlu bingung! Kumpulan puisi untuk ayah di bawah ini bisa kamu jadikan inspirasi, kok.
Dari Hati untuk Pahlawan Hidupku
Meski suaramu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan
Yang mengantarkan hatiku
Menuju lembah tinggi
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan dekapanmu
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamu
Tangisku berderai
Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku
Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku
Seperti karang menjaga debu pasir
Kau jaga aku
Kau lindungiku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku
Kau rela di terpa deburan buih
Yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu
Seakan tak pernah lelah
Kau hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
Kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi
Dari ketulusan hati
Untukmu bapakku
Terima kasih
---Anonim
Saat Ayah Tidur
Saat ayah tidur
Kutemukan seberkah kedamaian di sana
Tepatnya di wajahmu yang senja itu
Kulihat di sana begitu banyak sajak balada.
Saat ayah tidur
Kutemukan wajah kebebasan
Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam
Di sanalah kutemukan ia.
Saat ayah tidur
Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama
Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit
Kau menjadi manusia wajar bukan robot.
Saat ayah tidur
Ingin rasanya kumenangis
Mengingat sebait takdir kita yang sekarat
Mati tidak mau menyerah tidak bisa.
Saat ayah tidur
Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru
Kumohon padaNya dengan khidmat
Semoga aku selalu bersamamu
Melihat tidurmu ayah.
---Anonim
Pelita Hidup
Ijinkan aku tersandar di bahumu meski aku sudah tak kecil lagi
Berayun di lengan tanganmu yang kokoh
Merasakan damai hidup yang tak terganggu
Memiliki semua hal hanya dengan berada di pelukanmu
Merasakan terang dunia meski malam telah tiba
Teduh kedamaian kau sajikan
Menguatkan tangan tak bertulang untuk bangkit
Ku mohon aku selalu kecil agar kau tak menua
Desah nafasmu kembali tak terdengar berat
Detak jantung penuh semangat bagai langkah amukan kuda
Aku mohon kau tetap ada
Bersama denganku seperti hari lalu
Memeluk erat menghujani dengan kecupan penawar sakit
---Anonim
Rindu di Antara Hujan
Tetes demi tetes air langit membasuh wajahku.
Membasahi tanah yang telah kering.
Bulir itu terpecah saat membentur bumi.
Setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam.
Tak dapat ku cegah segala rasa rindu yang kian mendesak.
Ingin segera kucurahkan atau sekedar ku ucap.
Mataku menerawang pada masa laluku.
Di mana aku dengan tanpa segan melompat pada punggung tegapmu.
Di mana aku dengan lantang meminta mainan
atau sekedar merengek minta dibelikan permen lolipop.
Aku tersenyum dalam lamunku.
Masih ku ingat jelas garis tegas rahangmu menjadikan engkau semakin tampan.
Masih pula ku rekam suara tegasmu namun penuh kasih.
Atau tentang kekarnya tanganmu yang dengan mudah mengendongku
atau sekedar menaikkan ku pada kursi yang tinggi.
Aku mengingat kembali kecup bibirmu di pipiku.
Terasa hangat hingga hatiku bergetar.
Aku selalu tertawa kala kumis tipis yang terhias diantara hidung
dan mulutmu menyentuh pipiku.
Membuat aku geli hingga tertawa.
Aku kembali teringat belai tanganmu di antara helaian rambutku
mengantarkan aku pada alam mimpi.
Akupun teringat kembali pelukkan hangatmu yang mendekap segala kesedihanku.
Saat aku terjatuh ku lihat pancaran kekhawatiran di matamu.
Dengan lembut kau ucapkan kalimat yang membuatku kuat.
Engkau memberi pesan lewat semua katakatamu.
Katamu aku tak boleh menjadi anak yang cengeng.
Katamu aku harus menjadi anak yang kuat.
Meski engkau terkesan galak namun semua itu menjadikanku kuat.
Ayah…
Aku menitipkan rindu ku ini pada ribuan tetes hujan.
Tak usah kau khawatir, aku di sini baik-baik saja.
Tak perlu kau cemas aku di sini selalu tersenyum.
Untukmu ayah aku menitipkan rindu pada hujan yang menyejukkan ini.
Akan segera kutelpon engkau ayah untuk sekedar berbagi cerita dan kabar.
Meski kini kita jauh, setidaknya aku masih dapat memdengar suaramu. Merekam tawamu.
Aku tau saat kita berbicara lewat telepon
matamu berbinar cerah dan senyummu selalu terlembang.
Karena aku pun demikian.
Ayah….
Rindu ini di antara derasnya hujan.
Semoga tetesnya menyampaikan padamu.
Ayah…
Sayangku sebanyak tetes hujan ini.
Tak terhitung.
Ayah…
Aku sayang ayah.
---Anonim
Ayah
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah napasmu
Si penuhi kasih sayang yang luar biasa
Demi aku kau rela disengat matahari
Hujan pun tak dapat membatasimu
untuk aku anakmu...
Si setiap doamu kau haturkan segenap harapan
Ayah...
kan ku jaga setiap nasehatmu
Di setiapnafas ku
Di relung hati akan ku hangatkan nmamu
Akan ku kobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyumu
Di ufuk senjamu
Ayah
---Anonim
Ayah Segalanya Untukku
Ayah...
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu kasih telah kau berikan
Hanya untuk anakmu
Ayah...
Kau ajarkan ku tentang kebaikan
Kau tunjukkanku tentang arti cinta
Kau jelaskanku tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang
Ayah...
Betapa mulianya hati mu
Kau korbankan segalanya demi anakmu
Kau banting tulang hanya untuk anakmu
Kini ku berjanji tuk semua kerja keras hanya untuk mu
Ku berjanji tuk semua kasih sayangmu
Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu
Bahwa aku akan selalu menjagamu
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku
Terimakasih ayah untuk semua kasih sayangmu
--- Clara
Ayah, Kau di Mmana?
Matahari enggan bersinar di bumiku yang selalu gelap
Bidadari menjadi lusuh karena sayapnya tak lagi bisa berfungsi
Jika keajaiban terjadi mungkin dia akan terbang pergi
Hilang lenyap usaikan kisah tak layak dikenang
Dunia menjadi tempat amukan kekejaman tanpa ampun menghampiri
Sekuat apa aku menahan?
Bisikan doa terpanjat terus ku pelihara agar meninggi
Menembus awan-awan tebal terdengar hingga langit
Sembilan usiaku kini, tanpa tiupan lilin dan potongan kue
Tak aku kenal sosok lain selain bidadari yang kini tak elok lagi
Senyum memudar dan tangan yang telah kasar
Tidak ada sosok gagah pelindung peri kecil
Mengais kasih dari tumpukan mayat yang mulai membusuk
Dimanakah pelindung itu?
Memanggil berlarian dia ke penjuru semesta
--- Anonim
Pengorbanan Ayah
Fajar telah menyapa pagiku
Kau jadikan hatimu hari untuk pengorbanan
Pengorbanan mencari rezeki
Pengorbanan untuk mencari awal yang baru
Kau ajarkan aku arti perjuangan
Kau ajarkan aku arti kesuksesan
Ayah, mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti ini..
Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku..
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan..
---Anonim
Pesan untuk Ayah
Langit sepi tanpa bintang
Seperti hatiku yang sepi dan gelap gulita
Angin bertiup kencang di telinga
Seperti bisikan cinta dari ayahku tersayangAku berdoa dalam tangis mengingat ayah
Aku teringat cerita dan nasehat dari ayah
Aku teringat kenangan-kenangan bersama ayah
Dalam doa kutitip pesan untuk ayahRinduku, cintaku, dan kasihku untuk ayah
Kusebut dalam doa agar malaikat menyampaikannya
Ceritaku kini, kisah hari-hariku selama ini
Kuceritakan lewat doaku untuk ayahSemoga engkau turut mendengar ceritaku
Semoga pesanku sampai pada ayah
Tidak ada pria yang dapat menggantikan ayah
Hanya ayah yang terbaik dalam hidupku.
---Anonim
Puisi Ayah
Ayah aku tau engkau begitu lelahnya
Engkau menghadapi kehidupan ini
Namun engkau tak pernah mengeluh
Tak pernah ada rasa jenuh dalam benakmuBerkorban dan berpeluh keringat
Untuk kesuksesan anak-anakmu
Mungkin lelah itu hilang
Saat engkau melihat anakmu tersenyumDengan senangnya
Semangatmu terdorong lagi utuk hari esok
Maafkan aku ayah
Yang mengabaikan sayangmuKini aku sadar
Betapa mulianya engkau
Tanpa meminta balasan apapun dariku
Takkan ku lupa dengan pengorbananmu Ayah.--- Puisiku2015.blogspot.com
Begitulah kira-kira puisi untuk ayah yang menyentuh hati pilihan Popbela, yang jelas semua sama-sama menggambarkan betapa hebatnya sosok ayah di mata anak-anaknya. Jangan lupa untuk selalu mengasihi keluarga terutama seorang ayah, ya! Berapa pun lamanya waktu yang kamu luangkan untuknya, nggak akan pernah bisa menggantikan segala hal yang telah ia beri untuk kamu.