Virus corona yang telah ditetapkan sebagai pandemi global tampaknya telah memberikan dampak yang begitu besar di seluruh lini kehidupan. Tak hanya ancaman kesehatan, tapi juga berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini pun membuat beberapa orang tergerak untuk membuat gerakan penggalangan dana demi membantu pihak-pihak yang terkena dampak COVID-19, baik pada tenaga medis maupun masyarakat sipil.
Seperti yang dilakukan oleh Chiki Fawzi. Penyanyi sekaligus seniman ini membuat sebuah karya lewat lagu yang berjudul Panggilan Jiwa. Lagu ini menggambarkan tentang manusia terlahir beragam dan berbeda, tapi tetap fokus untuk mencari keselarasan dalam perbedaan. Berangkat dari lagu ini, Chiki kemudian membuka donasi bertajuk ‘Panggilan Jiwa’ yang disalurkan guna membantu menanggulangi COVID-19 di Tanah Air.
Chiki pun menceritakan seperti apa kisah di balik lagu Panggilan Jiwa dan kegiatannya di tengah pandemi virus corona bersama Popbela di acara “SORE CERAH: Sore-Sore Cerita Penuh Hikmah". Acara yang diadakan secara live di Instagram ini merupakan program Popbela selama bulan Ramadan untuk menemani kamu sembari menjalani puasa. Seperti apa obrolan Popbela bersama Chiki Fawzi? Keep on reading, ya!
Cerita di balik lagu Panggilan Jiwa
Panggilan Jiwa merupakan lagu yang diaransemen ulang oleh Chiki Fawzi yang dibantu oleh Raditya Joko Bramantyo. Seperti diketahui, Panggilan Jiwa merupakan lagu ciptaan dari sang ayah, Ikang Fawzi, yang kemudian dinyanyikan oleh Ikang sendiri dan Chandra Darusman di tahun 1981. Dalam versi Chiki, dia mengajak Vira Talisa dan Meda Kawu untuk menyumbangkan suara atas lagu itu.
“Sebenarnya dari awal tuh udah ada lagu itu. Jadi lagu itu tuh sebenarnya aku udah bikin dari Oktober tahun lalu. Saat itu kita mikir, kok orang banyak kepecah-pecah, beda pendapat, dan sebagainya. Akhirnya aku kepikiran buat nge-remake lagu lama ayah aku judulnya Panggilan Jiwa. Ayah nyanyiin lagu ini sama Om Chandra Darusman,” jelasnya.
Chiki bercerita, awalaya memilih berkolaborasi dengan Vira Talisa dan Meda Kawu untuk lagu ini karena ia melihat bahwa mereka bertiga memiliki latar belakang yang cukup berbeda. Namun di tengah perbedaan itu, mereka memiliki keselarasan sehingga sejalan dengan lagu Panggilan Jiwa.
“Jadi aku memilih berkolaborasi sama mereka karena kepikirannya sama mereka. Supaya lagu Panggilan Jiwa ini benar-benar bisa represent perbedaan keselarasan dalam perbedaan gitu. Karena kita bertiga sebenarnya beda banget kan, background-nya juga beda. Kayak misalnya sesimpel aku suka dateng kajian, rada anak masjid lah. Nah, Meda itu penyanyi gereja, aktif banget di gerejanya. Tapi, ternyata kita bisa selaras walaupun background dan pilihan kita itu beda. Bahkan kemarin Kak Meda juga ikut nyalurin penggalangan donasi Panggilan Jiwa di Cilincing dan kasih nasi box untuk orang-orang di sana berbuka puasa,” tutur perempuan berhijab ini.
Jalani Ramadan sambil melakukan penggalangan dana
Bukan Chiki namanya jika tidak berbuat sesuatu dalam menghadapi sebuah situasi. Sosok yang dikenal senang melakukan aksi sosial ini pun menggandeng rekan musisinya untuk melakukan kampanye donasi ‘Panggilan Jiwa’ yang bekerja sama dengan Kitabisa dan Dompet Dhuafa. Hal ini dilakukan lantaran ia ingin membantu masyarakat yang kesusahan akibat terdampak pandemi corona, serta bertepatan dengan rilisnya lagu Panggilan Jiwa.
“Donasinya masih terus berjalan. Hasil donasinya kita konversikan menjadi Alat Pelindung Diri (APD) dan sembako untuk tenaga medis dan masyarakat yang terdampak wabah ini,” kata Chiki.
Tak berpangku tangan, perempuan kelahiran 28 Januari 1989 ini juga ikut menyalurkan donasinya secara langsung ke beberapa wilayah. Ramadan tahun ini pun diisi oleh Chiki dengan melakukan aksi nyata demi membantu masyarakat luas.
“Kebetulan aku sebenarnya masih ke luar rumah karena aku bikin donasi, ikut menyalurkannya langsung supaya amanah. Jadi kemarin aku menggalang donasi Panggilan Jiwa yang memang juga sejalan sama single terbaru aku. Jadi itu memang harus nyalurin langsung juga,” ucapnya.
Cara Chiki atasi kejenuhan dan tetap kreatif
Hanya berada di rumah dalam waktu yang lama tentu bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi bagi mereka yang biasanya aktif di luar rumah. Begitu juga yang dirasakan oleh Chiki. Ia pun memiliki cara tersendiri untuk mengusir kejenuhan dan tetap kreatif meski harus bekerja di rumah saja. Terlebih lagi, profesinya sebagai seorang seniman membuatnya dituntut untuk selalu berpikir kreatif.
“Di rumah aja rada sempat cabin fever juga sih karena tempatnya itu-itu aja, walaupun Alhamdulillah rumah orangtua juga cukup luas, jadi nggak gitu merasa terkungkung. Tapi di tempat yang itu-itu aja tuh juga somehow sedikit menghambat proses kreatif. Jadi untuk mengatasinya adalah kadang aku bekerja pindah-pindah tempat,” cerita Chiki.
Rindukan itikaf di masjid
Ramadan tahun ini memang dirasa sangat berbeda. Pasalnya, rutinitas yang biasanya dilakukan saat Ramadan, seperti salat tarawih, tadarus, dan itikaf tak bisa dilaksanakan di masjid, tapi hanya di rumah saja. Ini jugalah yang rupanya dirindukan oleh Chiki.
“Aku kangen banget itikaf sih. Itikaf bareng teman-teman tuh menurut aku ada rasa nikmatnya tersendiri gitu. Dan itu kan kita bisa lakuin di Ramadan aja kan, ngejar salat malam berjamaah di masjid, itu yang aku kangen,” curhatnya.
Makna Ramadan di mata Chiki
“Makna Ramadan itu saatnya kita nabung kebaikan sebanyak-banyaknya. Nggak ada yang bisa memastikan kita bakal ketemu Ramadan tahun depan atau enggak. Dan mungkin Ramadan kayak gini juga secara nggak langsung membuat kita bisa mendekatkan diri lagi sama Allah, hapalin bacaan Al quran lagi, dan lain-lain.”
“Selama ini kan banyak sibuk sama kerjaan-kerjaan gitu. Tapi, Ramadan kali ini ya dikasih waktu banyak di rumah walaupun di rumah sebenarnya juga nggak lapang-lapang banget waktunya, malah agak sibuk karena banyak yang harus dilakukan. Cuma ternyata ya karena di rumah aja jadi ada waktu buat lebih bisa menghapal (Al quran),” tutur Chiki.
Hikmah di balik pandemi COVID-19
Tentunya kita percaya bahwa dari setiap musibah, akan selalu ada hikmah di baliknya. Chiki pun merasakan bahwa ia jadi bisa lebih dekat dengan keluarga karena banyak menghabiskan waktu di rumah.
“Hikmah dari pandemi ini adalah jadi lebih banyak di rumah. Yang mungkin selama ini kita sibuk sama dunia luar, sibuk cari uang di luar, tapi kadang nggak memperhatikan hubungan di dalam rumah tuh seperti apa. Walaupun di luar rumah cari duit buat keluarga, tapi kalau hubungan dalam rumah nggak harmonis ya buat apa juga.”
“Dan selama ini mungkin kita suka anggap remeh pekerjaan-pekerjaan, seperti perawat atau guru honorer. Tapi di masa pandemi ini banyak orangtua yang sampai teriak-teriak saat mengajar anaknya sendiri. Jadi lebih menghargai pekerjaan guru, apalagi guru honorer. Selama ini pekerjaan perawat juga suka dipandang sebelah mata,” kata pemain film 99 Nama Cinta ini.
“Jadi menurut aku di masa pandemi ini kita balik lagi ke masalah kemanusiaan sih. Selama ini mungkin kemanusiaan nggak menjadi core yang diperhatikan banyak orang. Tapi sekarang semakin banyak yang melihat kemanusiaan.”
Nah, gimana, Bela, semoga menginspirasi kita untuk lebih banyak beribadah, ya, di bulan Ramadan ini.