Self love kini menjadi salah satu isu yang menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Bagaimana seseorang dikelilingi tuntutan dan sering membandingkan diri dengan orang lain kerap membuat banyak anak muda minder, bahkan mengabaikan kebahagiaannya sendiri. Sayangnya, nggak semua orang menyadari dirinya berada dalam situasi yang merugikan, hingga akhirnya mereka tak bisa menerima keadaan dirinya sendiri.
Untuk itulah, penulis Diana Rikasari serta ilustrator Dinda Puspitasari merasa terpanggil dan akhirnya kembali membuat buku #88LOVELIFE. Sukses dengan 3 volume #88LOVELIFE, Diana dan Dinda kembali dengan buku keempat yang diberi judul Self-Acceptance by #88LOVELIFE. Sebelum membelinya di toko buku, yuk simak dulu 5 fakta tentang buku keempat dari duet Diana dan Dinda ini!
1. Butuh waktu 2 tahun
#88LOVELIFE memang meraih kepopuleran di dunia perbukuan Tanah Air sejak volume pertamanya di tahun 2014. Buku yang berisi kutipan motivasi disertai ilustrasi cantik ini bahkan menjadi mega-bestseller di Indonesia dan Malaysia. Terakhir, Diana dan Dinda menerbitkan di tahun 2017. Setelah 2 tahun tak menerbitkan buku, akhirnya mereka pun kembali menyapa penggemarnya lewat buku Self-Acceptance by #88LOVELIFE di tahun ini. Lantas, apa yang membuat buku keempat ini butuh waktu 2 tahun, ya?
“Aku merasa 2018-2019 itu salah satu fase terberat dalam hidup aku. Aku merasa banyak banget perubahan yang ada di hidup aku, aku harus belajar menerima ini semua. Jadi seperti menasihati diri sendiri, makanya penulisan buku ini yang paling lama ketimbang buku sebelumnya karena untuk menasihati diri sendiri dengan kata-kata bijaksana itu sangat susah kalau aku sendiri belum bisa implement,” tutur Diana di acara peluncuran buku Self-Acceptance by #88LOVELIFE, Rabu (28/8).
2. Perbedaan dengan buku sebelumnya
Selain pemilihan tema yang berbeda, buku keempat #88LOVELIFE ini juga memiliki sejumlah perbedaan dari buku-buku sebelumnya. Dinda Puspitasari sebagai ilustrator juga merasa banyak tantangan saat membuat visualisasi buku ini. Salah satunya, ia membuat karakter perempuan yang lebih variatif dan berbeda dari standar kecantikan yang terbentuk di masyarakat.
“Kalau di buku sebelumnya ilustrasi perempuannya itu Diana, bedanya di buku ini aku mencoba mengilustrasikan berbagai macam karakter perempuan muda di dalamnya. Jadi aku ingin banyak perempuan yang related dengan buku ini karena memang aku visualnya lebih variatif. Karena menurut aku self acceptance selain dari mental kita, terkadang penerimaan fisikal kita juga nggak gampang dan itu aku melalui banget,” ucap Dinda.
3. Tulisan tangan Dinda Puspitasari
Menariknya, font yang ada di setiap kutipan dalam buku ini merupakan tulisan tangan dari Dinda, lho! Ini jugalah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Dinda karena ia harus membuat tulisan tangan yang berbeda untuk 88 kutipan di buku tersebut.
“Karena ini adalah jurnalnya Diana, semua tulisan di dalam buku itu handwriting aku, bukan font. Itu sangat challenging juga, tapi aku memang maunya seperti itu. Mungkin nanti ada beberapa tulisan yang sengaja dicoret karena memang aku inginnya seperti orang yang lagi nulis jurnal,” ujarnya.
4. Berisi curahan hati yang menguras emosi
Karena berasal dari pengalaman dan curahan hati sang penulis, Diana merasa bahwa buku keempatnya ini merupakan buku yang paling personal untuknya. Perempuan yang kini tinggal di Swiss tersebut bahkan sampai tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat menceritakan perjalanannya saat menulis buku ini.
“Buku ini adalah buku yang paling personal buat aku karena buku ini sangat jujur. Sebenarnya ada beberapa part yang membuat aku sedikit malu karena aku merasa menelanjangi perasaan aku, karena nulisnya itu benar-benar dari hati dan itu banyak yang membuat aku nangis,” cerita Diana.
5. Pesan yang ingin disampaikan lewat buku
Memakan waktu lebih lama serta menguras hati, tentu saja Diana dan Dina memiliki pesan tersendiri yang ingin disampaikan ke masyarakat melalui buku Self-Acceptance by #88LOVELIFE ini. Apakah itu?
“Pesan yang ingin disampaikan adalah kita harus menerima bahwa hidup itu memang berat, tapi kita bisa memilih untuk bersyukur. Kadang-kadang quotes happiness mungkin terasa sugar quotes. Tapi sebenarnya, it’s okay to be sad, it’s okay to cry, to feel that we fail. Tapi we move on saja,” tutup Diana.
Wah, siapa nih yang nggak sabar ingin membaca dan menikmati buku Self-Acceptance by #88LOVELIFE ini? Tunggu ya, buku ini akan beredar di toko buku mulai 7 Oktober 2019.