Machiavellinisme atau machiavellianism adalah suatu kepribadian manipulatif. Biasanya, orang yang memiliki kepribadian ini akan memanipulasi orang lain demi mencapai tujuannya.
Sehingga, adakalanya orang dengan machiavellianism dapat bertindak dengan kejam dan merugikan orang lain. Lalu, seperti apa tanda-tanda machiavellianism dan apakah mereka bisa mecintai seseorang dengan tulus? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Ciri-ciri orang machiavellian
Seseorang dengan kepribadian machiavellian mungkin akan menunjukkan ciri-ciri berikut:
- Hanya fokus pada tujuan dan kepentingannya sendiri.
- Mengutamakan kesuksesan, ketenaran, dan kekuasaan di atas segalanya.
- Tak segan memanipulasi hingga mengeksploitasi orang lain demi kepentingan pribadi.
- Sulit percaya kepada orang lain.
- Tidak pedulikan emosi orang lain dan diri sendiri.
- Menghindari ketertarikan emosional dengan orang lain.
- Mampu membaca situasi untuk kemudian dimanfaatkan.
Walaupun machiavellianism adalah kepribadian yang bisa dialami oleh siapa saja, namun banyak peneliti yang menemukan bahwa kepribadian ini lebih cenderung terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
2. Bagaimana cara mengetahuinya?
Sama seperti jenis kepribadian lainnya, machiavellianism juga dapat dideteksi melalui tes kepribadian. Pada umumnya, tes ini terdiri dari 20 pertanyaan yang akan menggambarkan keputusan seperti apa yang akan kamu pilih saat menghadapi situasi tertentu.
Dari hasil tes tersebut, akan dilihat seberapa tinggi skor yang kamu miliki. Jika skornya tinggi, yakni di atas 60, berarti cenderung menunjukkan kepribadian machiavellian.
Sedangkan untuk skor yang lebih rendah, kamu akan dianggap sebagai sosok yang tunduk. Maksudnya, kamu memiliki sikap yang dapat percaya kepada orang lain, berempati, dan positif.
3. Cara menghadapi seseorang dengan machiavellianism
Karena machiavellianism adalah pribadi yang manipulatif, tentu kamu akan membutuhkan beberapa cara untuk menghadapinya. Beberapa di antaranya:
- Kenali cirinya. Jika ia cenderung bersikap baik dan manis padamu, maka kamu juga perlu melihat bagaimana sikapnya dengan orang lain. Apabila ciri-ciri machiavellian di atas kamu temui pada dirinya saat berada di lingkungannya, maka kamu patut mewaspadainya.
- Jangan terbawa suasana. Sering kali, perasaan sakit hati karena dimanipulasi akan merusak rasa percaya dirimu. Padahal, ketahuilah, bahwa apa yang mereka lakukan adalah cerminan diri mereka sendiri, dan bukan kesalahanmu.
- Ajak untuk belajar welas asih. Machiavellian adalah sosok yang sangat tidak peka dengan perasaan orang lain dan juga dirinya sendiri. Maka dari itu, jika kamu ingin menemaninya, kamu bisa mengajaknya untuk mengenali setiap emosi yang kamu atau dia rasakan.
- Batasi interaksi. Akan tetapi, jika kamu tak ingin berurusan lebih jauh dengan machiavellian, kamu bisa membatasi diri. Batasilah interaksimu dengan ia, dan tidak perlu terlibat urusan dengannya.
4. Apa perbedaan antara machiavellianisme dan narsisme?
Narsism dan machiavellianism adalah dua jenis kepribadian yang kerap dinilai sama. Padahal, keduanya punya perbedaan yang cukup mencolok.
Letak perbedaan narsisme dan machiavellianism adalah pada tujuan. Machiavellianism akan lebih terfokus pada tindakan manipulasi untuk mencapai peringkat, atau keuntungan lainnya. Sedangkan, narsisme adalah perilaku manipulasi untuk mendapat atensi orang lain dan merasa kagum dengan dirinya sendiri.
5. Bisakah orang dengan machiavellianisme dicintai?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa machiavellianism adalah kepribadian yang dipenuhi dengan sikap negatif. Mereka sulit untuk bersikap hangat, terbuka, menyenangkan, percaya, dan setia kepada orang lain, termasuk pasangannya.
Sehingga, sangat sulit untuk memiliki hubungan percintaan dengan machiavellian. Jika percintaan itu terjadi, akan sangat jarang untuk memiliki hubungan yang sehat.
Memang, machiavellianism adalah kepribadian yang banyak dihindari lantaran kecenderungan sikap negatifnya. Namun, jika kamu termasuk ke dalam machiavellian, jangan segan untuk menghubungi tenaga ahli, ya!