Tidak bisa dipungkiri, kehadiran media sosial memang memudahkan kita untuk tetap merasa dekat dengan beberapa orang di mana pun kita berada. Kita bisa dengan mudah membagikan cerita kepada orang lain tanpa perlu usaha untuk menemui mereka secara langsung.
Namun, kemudahan ini nyatanya juga bisa menjadi bumerang jika kita tidak menggunakan media sosial dengan bijak. Salah satunya apabila kita terlalu berlebihan dalam membagikan informasi atau yang lebih familiar dikenal dengan oversharing.
Jejak digital itu menyeramkan, Bela. Untuk itu, setidaknya ada 5 alasan mengapa kita tidak boleh oversharing di media sosial.
1. Tidak semua orang bisa dipercaya dan benar-benar peduli dengan apa yang kita rasakan
Media sosial adalah ruang yang sangat luas untuk siapa saja masuk dan berinteraksi. Oleh sebab itu, menilai seseorang secara objektif cenderung sulit untuk dilakukan karena kita tidak bisa tahu dengan pasti bagaimana karakter mereka.
Mungkin membagikan satu atau dua buah cerita it’s okay, tapi kalau informasinya terlalu banyak dan mendalam, apa mungkin mereka bisa dipercaya? Bagaimana kalau rahasiamu itu malah jadi omongan dan disebarkan ke orang lain yang bisa saja tidak terlalu dekat mengenalmu? Bukannya meringankan beban karena bercerita, malah menambah berat bukan?
Satu hal yang perlu diingat adalah, tidak semua orang bisa memahami apa yang kita rasakan, Bela. Bahkan orang yang kita anggap dekat saja, terkadang tidak sepenuhnya bisa memahami kita. Apalagi orang lain di media sosial yang tidak tahu konteks dan kondisi kita secara utuh.
2. Informasi yang terlalu personal bisa disalahgunakan dan menjadi bumerang
Informasi mengenai diri sendiri itu sangat sensitif, dan media sosial adalah tempat yang sangat berisiko untuk dijadikan pelarian.
Masih berkaitan dengan poin pertama, coba bayangkan risiko yang lebih berbahaya lagi, Bela. Bayangkan kalau informasi yang kamu bagikan, dikumpulkan dan dikulik lebih dalam dengan tujuan untuk mengancam atau memerasmu? Menyeramkan bukan?
3. Kamu bisa kehilangan privasi
Bersikap oversharing itu artinya kamu membagikan semua aktivitas yang kamu lakukan atau pun masalah yang kamu alami tanpa memperhatikan filter dan batasan. Kalau sudah begitu, kamu akan kehilangan privasi.
Orang-orang jadi akan tahu tempat apa saja yang kamu kunjungi, apa yang kamu lakukan, dan siapa saja orang terdekatmu. Hmm, hati-hati, ya, meski kelihatannya sepele, informasi ini bisa digunakan orang untuk melakukan tindakan kriminalitas.
4. Banyak penghakiman yang tidak bisa disaring
Saat memutuskan untuk membagikan ceritamu di media sosial, itu artinya kamu sudah siap dengan segala pendapat dan anggapan orang lain yang melihatnya. Meski mungkin kamu sudah menganggap aman karena akun media sosialmu dikunci dan hanya orang-orang terdekat yang bisa melihat, sekali lagi, kita tidak bisa tahu dengan pasti bagaimana isi hati seseorang.
Kita mungkin bisa mengontrol tanggapan orang lain dengan menutup kolom komentar, tapi isi kepala mereka tidak ada yang bisa kendalikan bukan? Jadi, segala bentuk penghakiman tidak akan bisa kita saring sepenuhnya.
5. Bisa membuat orang lain ilfeel
Poin ini masih bersinggungan dengan poin pertama. Tidak semua orang bisa paham dengan situasi yang kita alami, sehingga ketika kita oversharing mengenai sesuatu, baik itu hal yang positif maupun negatif, sangat berpeluang untuk membuat mereka risih dan ilfeel padamu.
Kita harus menyadari bahwa tidak semua hal ingin diketahui orang lain. Ada kalanya sesuatu dibagikan, tapi ada kalanya juga dipendam sendiri sudah cukup. Ada kalanya sebuah momen diabadikan, ada kalanya dinikmati kehadirannya sudah cukup.
Itulah dia sejumlah alasan yang meyakinkanmu untuk tidak oversharing di media sosial. Bijaklah dalam menggunakan media sosial, Bela!