Trauma healing merupakan tindakan yang efektif untuk mengatasi peristiwa yang menyebabkan trauma. Nah, trauma sendiri adalah sebuah respons emosional yang terjadi akibat peristiwa yang menyakitkan atau menyedihkan. Kondisi tersebut mampu menimbulkan perasaan tidak aman dan ketidakmampuan seseorang untuk mengatur emosinya. Adapun salah satu akibatnya adalah munculnya ketakutan yang parah.
Tak hanya itu, orang yang pernah mengalami trauma juga cenderung penuh dengan keterkejutan dan penolakan. Bahkan, pada jangka panjang akan menimbulkan emosi yang tak terduga, hubungan yang tegang dan renggang, kilas balik, hingga berbagai gejala fisik seperti sakit kepala dan mual.
Trauma memang dapat dialami oleh siapa saja. Tetapi, sebagian orang akan kesulitan melanjutkan hidup karena traumanya tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyembuhan terhadap trauma yang dikenal dengan istilah trauma healing. Berikut beberapa penjelasan mengenai pengertian, fase, hingga metode trauma healing. Yuk, simak!
1. Pengertian
Trauma healing atau penyembuhan trauma adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam mengatasi masalah emosional yang disebabkan oleh trauma dari kejadian traumatis atau ketakutan di masa lalu. Pada umumnya, metode penyembuhan trauma ini dilakukan oleh seorang ahli psikolog atau psikiater.
Dengan menjalani proses penyembuhan ini, seseorang yang mengalami trauma bisa menjalani hidup tanpa perlu dibayang-bayangi masa lalu. Pasalnya, mereka akan dibantu untuk menghindari hal yang berkaitan dengan peristiwa traumatis tersebut dan meminimalisir dampak trauma yang timbul. Hal ini terjadi karena tak jarang orang yang memiliki trauma akan mengenang kembali peristiwa traumatis tersebut dan mengalami mimpi buruk hingga mengganggu kehidupannya. Oleh karena itu, terdapat terapi psikologis atau trauma healing yang dapat diikuti.
2. Fase trauma healing
Metode penyembuhan trauma yang dilakukan oleh para ahli ini biasanya akan mempertimbangkan beberapa hal. Mulai dari komitmen menjalani terapi untuk mengatasi trauma, kemungkinan untuk melakukan percobaan bunuh diri, hingga kemampuan seseorang dalam menghadapi tekanan atau coping skill. Adapun beberapa fase trauma healing yang akan diberikan ahli kepada pasiennya adalah sebagai berikut.
- Keamanan dan stabilitas, pada fase ini para profesional akan membahas tentang apa kebutuhan pasien setelah selesai melakukan trauma healing. Jadi, mereka akan diajarkan mengkoordinasi emosi dan menjauhkan ketakutan serta kecemasannya. Setelah itu, mereka juga belajar bagaimana menyesuaikan emosi saat berhadapan dengan pemicu traumatis.
- Ingat dan terima, para ahli akan meminta pasien untuk mengingat dan memproses konsekuensi dari peristiwa traumatis yang pernah dialami dan menggabungkannya dengan lingkungan yang aman. Hal ini berkaitan dengan pemulihan secara mental.
- Rekonstruksi hubungan, setelah mengalami peristiwa traumatis, seseorang mungkin akan merasa takut terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, fase ini akan membantu memahami dan mencari resolusi agar seseorang dapat kembali ke masyarakat dengan percaya diri.
3. Tujuan trauma healing
Pada dasarnya, tujuan dari dilakukannya trauma healing adalah untuk membantu seseorang mengatasi post traumatic stress disorder (PTSD) dan berbagai gangguan lain yang diakibatkan oleh kejadian traumatis di masa lalu. Seperti mendapat kekerasan saat kanak-kanak, bullying, perceraian orangtua, kecelakaan yang menyebabkan cedera serius bencana alam, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan lain-lain. Adapun tiga tujuan utama penyembuhan trauma adalah sebagai berikut:
- Membantu mengurangi rasa takut, trauma adalah kondisi yang memberikan rasa takut berlebih dan membuat seseorang menghindari tempat, orang, atau hal lain yang membuatnya mengingat pengalaman traumatis. Oleh karena itu, trauma healing dapat dilakukan untuk membantu seseorang agar mampu menghadapi dan mengatasi gangguan psikologis tersebut.
- Meningkatkan coping skill, proses penyembuhan ini dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam menghadapi tekanan atau coping skill. Pasalnya, proses ini akan membantu seseorang untuk mengubah pola pikir negatif dengan memberikan perspektif baru.
- Membangun kembali rasa percaya kepada orang lain, kejadian traumatis karena menyebabkan seseorang menjadi tidak aman sehingga sulit untuk memercayai orang lain. Dengan terapi psikologis, efek teromantis tersebut dapat diredakan dengan memberikan pemahaman bahwa masih ada orang yang bisa dipercaya dan tidak ada salahnya untuk memberikan kesempatan serta kepercayaan lagi untuk orang lain.
4. Macam-macam trauma healing
Saat melakukan trauma healing, terdapat berbagai jenis terapi yang umum dilakukan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Trauma-Focused Cognitive Behavioral Therapy (TF-CBT), adalah terapi untuk menangani trauma pada anak dan remaja. Terapi ini dilakukan dengan mengubah pola perilaku tidak sehat yang melibatkan orangtua atau pengasuh anak. Jenis terapi ini juga membantu menangani sejumlah masalah mental pada anak, seperti gangguan kecemasan, gangguan perilaku, hingga depresi.
- Cognitive Processing Therapy (CPT), yakni terapi yang berfokus pada pola pikir pasien Setelah mengalami kejadian Trauma di masa lalu. Tujuannya adalah untuk memperbaiki cara pasien melihat dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya.
- Prolonged Exposure (PE) Therapy, salah satu terapi yang dilakukan dengan cara memaparkan pasien secara bertahap agar dia melatih diri dalam menghadapi kejadian traumatis. Diharapkan dengan dia menghadapi traumanya, akan mengurangi gejala PTSD-nya.
- Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR), yakni terapi yang menggunakan simulasi gerakan mata secara berirama serta mengarahkan pasien untuk fokus pada gambar yang berkaitan dengan kejadian traumatis. Tujuannya adalah untuk membantu mengurangi emosi yang timbul akibat trauma tersebut.
5. Metode trauma healing
Metode yang dilakukan dalam trauma healing cenderung berbeda-beda sesuai jenis terapi yang dipilih. Terdapat beberapa metode yang umum dilakukan dalam proses penyembuhan trauma, yakni:
- Imaginal exposure, metode ini dilakukan dengan cara mengarahkan pasien untuk membayangkan kejadian romantis yang dialami dan menjelaskan secara terperinci kepada ahli psikolog atau psikiater yang menanganinya.
- Exposure therapy (in vivo exposure), metode ini dilakukan di luar sisi terapi untuk membantu pasien agar mampu menghadapi situasi sehari-hari yang mungkin berkaitan dengan kejadian traumatisnya.
- Written account, para ahli profesional akan mengarahkan pasien untuk menuliskan kronologi dari kejadian traumatis yang dialami.
- Cognitive restructuring strategies, adalah sebuah metode untuk membantu mengubah pola pikir negatif yang berkembang setelah kejadian traumatis tersebut.
- Impact statement, terapi yang dilakukan dengan menuliskan hal-hal yang dipercaya menjadi alasan mengapa kejadian traumatis tersebut terjadi, serta pengaruhnya dalam kehidupan seseorang.
Itu dia rangkuman informasi mengenai pengertian, fase, hingga metode dalam trauma healing. Semoga bermanfaat, ya, Bela!