“One taught me love, one taught me patience, and one taught me pain,” begitulah lirik lagu Thank u, Next yang dinyanyikan oleh Ariana Grande. Setelah mendengarkan lagu itu, kita bisa mengambil makna-makna tersiratnya. Seperti bagaimana kita harus menghargai setiap hubungan yang kita bina dengan para mantan kekasih.
Orang yang memiliki track record mantan kekasih yang banyak dan memiliki usia hubungan yang pendek seringkali mendapat citra yang buruk. Mereka dipandang sebagai pribadi yang nggak bisa berkomitmen, labil, dan nggak pandai menyesuaikan diri dengan orang lain. Namun dilansir dari sbs.scom, sebenarnya ada beberapa alasan yang menjelaskan kenapa pemilik hubungan model ini nggak bisa dicap buruk terus, lho. Apa saja sih?
“Pernikahan bukan tentang cinta, ini tentang politik,” tulis Jessa Crispin. Menurut Jessa, kebanyakan orang terlalu terpaku dengan kisah-kisah romantis yang tersaji dalam karya fiksi. Ia juga menilai bahwa mayoritas hubungan yang dipaksakan berumur panjang justru membuat dua orang pasangan itu menjalani hidup yang stagnan dan terbatas.
Kebebasan menjadi salah satu hal yang mereka dapatkan. Selain itu, karena sering bertemu dengan banyak orang mereka cenderung jadi punya wawasan dan perspektif yang berbeda tentang orang-orang. Lompat-lompat hubungan jarang pendek ternyata bisa menjadi masa-masa eksplorasi diri juga.
Seperti yang Ariana Grande katakan dalam lagunya. Ada banyak hal yang para mantan kekasih kita berikan. Secara nggak langsung, mereka mengajarkan kita apa itu perasaan dicintai, mencintai, kesabaran, kekecewan, dan sakit hati.
“Aku merasa sangat bersyukur telah memiliki pengalaman-pengalaman itu. Memiliki perasaan vulnerable, dan menemukan bayangan diriku dalam mata seseorang, walau hanya sementara waktu,” tutur Jonno Revanche.
Bagaimanapun setiap manusia pasti punya cela. Hubungan dengan usia pendek dan bergonta-ganti pasangan mungkin salah satu bukti dari ketidaksempurnaan seseorang. Tapi, ada yang perlu digarisbawahi, nih. Setiap orang punya preferensi yang berbeda dalam hubungan mereka. Setiap ruang yang dibagi, cara mereka mengekspresikan perasaan, dan format kencan ada sangat beragam.
Dalam “Teori Keterikatan”, ada beberapa model hubungan yang setiap orang miliki. Salah satu penyebab hubungan berusia pendek mungkin ketidakcocokan dari model hubungan ini. Iya nggak, sih?
Ketika kita melibatkan orang lain dalam segala keputusan di hidup kita, kita nggak bisa terus menerka tentang masa depan kita. Bisa saja suatu hari nanti kalian berseberangan jalan, atau bertemu kembali setelah berpisah. Nggak ada yang abadi, termasuk hubungan dan perasaan.
Yang perlu kamu sadari, Bela, cinta itu mungkin nggak bakal kedaluwarsa tapi pertemuan kita dengan beberapa orang memiliki titik akhir. Sebagai manusia, kita semua memiliki beberapa momen yang membuat kita berubah, berevolusi. Begitu pula dengan hubungan percintaan. “Hal yang paling membebaskan tentang cinta adalah bahwa hal itu bisa cepat berlalu, bahkan tidak bisa diprediksi,” tulis Jonno.
Hmm, setelah membaca artikel ini, kamu jadi berubah pandangan atau malah makin setuju nih soal hubungan jangka pendek, Bela?