Puisi berantai ialah kumpulan dari beberapa puisi yang akan dibacakan oleh beberapa orang dengan beragam tema atau peran. Aturannya, orang-orang akan membaca puisi secara bergantian dalam setiap satu bait. Walaupun temanya berbeda-beda, tetapi puisinya saling berkaitan.
Puisi ini memiliki berbagai jenis genre, salah satunya puisi berantai lucu yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana hiburan ketika berkumpul bersama saudara, sahabat, ataupun kerabat. Pada dasarnya, ini memang diperuntukkan sebagai hiburan dan candaan.
Puisi berantai lucu juga bisa kamu baca saat dilanda kesedihan atau sedang banyak pikiran, lho, Bela. Meski ini hanya kalimat sederhana, puisi ini dapat memberi hiburan, ketenangan, hingga membuat tertawa. Berikut ini, Popbela akan merangkum kumpulan puisi berantai lucu dan menghibur, yang pastinya bikin kamu ketawa. Check this out!
Puisi berantai lucu 3 orang: Caleg, Petani, dan Maling
Caleg: Akan aku cerdaskan bangsa, untuk Indonesia tercinta. Namun, semuanya bisa kita lakukan jika bersama-sama. Karena…
Petani: Uang sudah dilipat di bawah meja, hingga meja pun tak bisa melihatnya. Sudah letih menggarap sawah, hasil tak ada, pajak pun hanya mengenyangkan perut pejabat yang seperti…
Maling: Monyet, aku terbiasa disebut monyet, panjang tangan dan sebutan indah lainnya. Nyawa menjadi pertaruhan, demi sesuap nasi untuk mengenyangkan…
Petani: Perut pejabat gendut-gendut, dalam perutnya ada emas rakyat, ada beras petani, ada pajak para pedagang kecil. Lihatlah kami, sengsara merasakan…
Caleg: Kebahagiaan besar untuk kami, mampu memperjuangkan hak para petani, hak kaum buruh yang terinjak-injak, hak para anak generasi bangsa. Untuk para koruptor, akan ku…
Maling: Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau apalah. Anak-anakku butuh sesuap nasi, butuh lembaran bergambar Presiden Soekarno untuk pendidikannya, hanya sebatas ayam tetangga, aku bisa di…
Caleg: Hukum mati. Untuk mereka yang sudah menggelapkan uang rakyat, mari kita…
Petani: Potong. Lalu tinggal dicangkul dan terus seperti itu. Namun, pupuk kain naik harganya, adakah pejabat memikirkan nasib kami para petani? Di sini kami terseok-seok di antara tanaman padi, sementara di sana mereka…
Maling: Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak-anakku, sebenarnya tak ingin kucukupkan perutmu dengan uang haram. Apa daya, pekerjaan susah diperoleh, harga kebutuhan pokok semakin naik. Walaupun nanti aku ketahuan dan dibunuh oleh mereka yang…
Caleg: Mencuri uang rakyat.
Puisi berantai 3 orang: Ustaz, Preman, dan Pujangga
Ustaz: Assalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh, saudara-saudara sekalian Alhamdulillah kita diberikan kesehatan bisa…
Preman: Tawuran! Tawuran itu sudah jadi hobiku, kalau perlu sampai tiga kali sehari, hanya perlu mengambil tongkat besi dan ayunkan saja sampai mengenai…
Pujangga: Calon mertuaku, tak sabar daku untuk meminang putrimu, yang cantik jelita dan pintar dan…
Preman: Cabe-cabean, yang suka naik motor matic dengan celana minim, membuatku ingin…
Ustaz: Ruqyah, wahai setan dan jin yang bersarang di tubuh manusia, segeralah kau…
Pujangga: Mencium keningku, sebagai tanda sayangmu pada…
Ustaz: Setan! Masih belum mau keluar juga! Padahal sudah saya bisikkan…
Preman: Sumbingehh! Teriakanku mengawali tawuran, seperti dalam film…
Pujangga: Ijab Qabul, aku gugup dan gemetaran, karena…
Ustaz: Melihat setan di antara…
Pujangga: Matamu yang indah, membuat jantungku berdebar. Hingga ingin ku hampiri dirimu dan membisikkan…
Ustaz: Istighfar! Setan, masih juga tidak mau keluar, seperti ingin…
Preman: Kucongkel matamu, apa lihat-lihat?! Kenapa itu mata pakai melotot segala? Berani? Tidak tahu kalau aku ini…
Ustaz: Neraka jahanam adalah tempat bagi setan dan iblis yang…
Pujangga: Disatukan oleh janji suci yang membuat…
Preman: Para preman sepertiku ini sukanya minum…
Ustaz: Air zam-zam yang akan membuat setan merasa…
Pujangga: Malam pertama, aku jadi tegang karena melihat istriku…
Ustaz: Kesurupan dan rasanya saya ingin…
Pujangga: Bisa hidup bahagia bersamamu.
Puisi berantai lucu 4 orang: Pujangga Cinta, Tukang Sate, Panglima Perang, dan Bintang Sepak Bola
Pujangga cinta: Di keheningan malam… Terdiam kusendiri melihat bayanganmu bak sang rembulan yang mengintip malu di balik jendela kamarku. Oh kekasihku dirimu yang cantik manis dan lembut seperti....
Tukang Sate: Kambing yang montok... berbulu tebal dan gemuk segemuk badak… Kan kujadikan sate bakar dengan…
Panglima Perang: Granat dan bom yang meledak-ledak, kulihat musuh di balik benteng nan jauh di sana. Aku siap, musuh datang dengan membawa…
Bintang Sepak Bola: Bola, tanding dengan sekuat tenaga. Kuoper pada kawanku. Bola semakin kencang dan siap kutendang pada…
Pujangga Cinta: Pacarku yang manis, engkau yang telah menggembok hatiku dengan gembok cintamu, kubelai rambutmu yang hitam dan harum seharum…
Tukang Sate: Bau sate yang sedap, kukipas-kipas sate bakarku… Kubuat bumbu-bumbu sate lezat dari...
Panglima Perang: Peluru-peluru pistolku. Kusiapkan senjata dan akan kutembak…
Bintang Sepak Bola: Wasit yang meniup peluit, tanda bola keluar… Lalu kuambil perlahan bola itu dan kugocek-gocek…
Pujangga Cinta: Hatimu yang berwarna, seperti pelangi di surga… Membuat aku seperti malaikat tak bersayap. Sungguh aku mencintai…
Tukang Sate: Kambing itu, kini sudah terbakar hangus… Kini sudah sirna dan berubah menjadi sate yang lezat selezat...
Panglima Perang: Api yang berkobar-kobar, mayat-mayat yang bergelimbang, arena perang hancur di tengah-tengah...
Bintang Sepak Bola: Pertandingan antar Belanda dan Jerman… Kuatur siasat dan strategi permainan. Akan kujebol…
Pujanga Cinta: Hatimu yang luas, seluas telaga kautsar di surga… Cantik secantik Siti Fatimah yang mempesona… Duhai malaikat hatiku akan kuberikan semua sisa…
Tukang Sate: Asap-asap yang mengepul, namun harum. Kutusuk-tusuk satu per satu…
Panglima Perang: Peluru-peluru yang kusiapkan dan siap kutembakkan. Semua pasukan tewas mengenaskan mayat-mayat itu berkata….
Tukang Sate: Sate… sate… sate… sate… satenya Bu… satenya Pak... satenya Kek... satenya Nek… satenya Dek... satenya Mas... satenya Neng... satenya A’… satenya Teh, beli yang banyak. Beli 1 porsi dapat….
Bintang Sepak Bola: Lapangan bola yang luas dan hijau… Kudobrak gawang lawan. Jegerrrrr…suara…
Pujangga Cinta: Hatiku hancur berkeping-keping tak menentu, setelah kutahu ternyata kau tak suka padaku. Kuingin sekali memelukmu wahai…
Panglima Perang: Mayat-mayat prajurit perang,. Berjuang patah semangat kalahkan musuhmu dengan…
Bintang Sepak Bola: Pluit wasit berbunyi, tanda istirahat babak pertama tiba. Aku haus! Kuambil secangkir….
Pujangga Cinta: Kerinduan yang ada di dalam hatiku, kuambil dengan sejuta kasih sayang dan segenggam…
Panglima Perang: Granat! kuserang habis-habisan musuhku dengan seluruh senjataku, tak peduli mayat-mayat kini terbengkalai, yang kadang kala mereka sering….
Bintang Sepak Bola: Mengoper-ngoper bola dengan lincahnya. Dan kukuasai si kulit bundar dengan skill-ku yang membuat….
Tukang Sate: Aku lapar. Kuingin segera menyantap sate-sate yang telah kusajikan dengan….
Bintang Sepak Bola: Kartu merah yang mengenai kawanku. Kawanku pun keluar dari….
Panglima Perang: Tank baja besar, menakutkan, penuh siksa, serasa pengap di dalam…
Pujangga Cinta: Dekapan embun. Pagi cakra langit yang begitu cerah menyambut hari bahagia menuju ke…
Panglima Perang: Pemakaman sang pahlawan perang, yang gugur membela negara menumpahkan….
Tukang Sate: Kecap pedas… mantap... lezat… meresap sampai ke bagian dalam daging…
Pujangga Cinta: Bidadari itu, seakan hati ini melepas lelah yang berlalu bila kuingat…
Bintang Sepak Bola: Cristian Ronaldo. Aku begitu kagum dengan cara menggocek bola, semenjak kulahir ke dunia bola aku sangat mengidolakan…
Panglima Perang: Jenderal Sudirman, dia yang perkasa gagah, berani, juga tak gentar. Maju tak gentar membela yang benar, maju serentak hak kita diserang…
Pujangga Cinta: Panah-panah yang menusuk hati dan jantung yang paling dalam sampai ke akar-akarnya, membuatku patah hati, dan ingin bunuh diri. Aku menyadari sekarang aku tertipu. Aku tertipu, aku terjebak, dan aku terperangkap…
Panglima Perang: Ranjau yang sekutu buat. Berusah sekuat tenaga agar dapat keluar dari…
Tukang Sate: Gerobak sate yang memukau, dengan kerlap-kerlip warna lampu di atasnya dengan gerobak yang bertuliskan… SATE AYAM…
Panglima Perang: Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, mereka lah sang motivator kami. Berpidato, mengimbau seluruh...
Bintang Sepak Bola: Supporter yang setia mendukung dan memperi semangat para...
Tukang Sate: Pembeli, satu per satu berdatangan dan menghabiskan semua...
Pujangga Cinta: Wajah cantikmu yang mempesona, bagaikan wanita yang sakit... sakit... sakit... menyiksa jiwa dan meremukkan tulang belulang. Karena kau telah jatuh dari atap langit sebagai bidadari surga yang turun ke bumi...
Bintang Sepak Bola: Indonesia... Indonesia... hidup sepak bola Indonesia, kau tulangku, kau darahku, kan kubela Sang Garuda, yang akan kujadikan...
Tukang Sate: Sate, dan kujual lagi di...
Bintang Sepak Bola: Stadion Allianz di Afrika. Tanahnya yang gersang, kaya akan alam. Orang-orangnya hitam pekat yang selalu...
Pujangga cinta: Kucinta sampai mati, kugenggam sampai ke bumi pelangi di hati yang tak pernah terganti, dengan wanita suci berparas qur’ani, dan berjiwa...
Panglima Perang: ABRI bersiap genjatan senjata. Mengakhiri perang rakyat jelata. Kurampas harta meraka, beserta…
Tukang Sate: Tusuk sate yang sudah kubawa. Dan tak disangka dan tak bisa dielak lagi, ternyata… sungguh-sungguh aku tak percaya... aku tak percaya... sateku habis terjual…
Bintang sepak bola: Supporter Jerman yang menjuarai Piala Eropa. Aku bersorak kegirangan, kebahagiaan yang tak tergantikan. Dan berakhir semua pertandingan.
Puisi berantai lucu 4 orang: Perindu, Pencinta, Negarawan, dan Seorang yang terluka
Perindu: Pada suatu masa, kita pernah bersama, berbagi canda dan tawa. Memori telah terpatri, terbingkai rapi, di satu sudut hati, tak pernah berkawan sepi…
Pencinta: Tak pernah lagi dirasa, sejak dirinya hadir di dunia, sepi tak lagi bermakna, kini hidup penuh suka…
Negarawan: Disambut gempita oleh seluruh bangsa, sang pembawa asa. Sebagai simbol kepahlawanan, wujud nyata dari sebuah harapan…
Seorang yang terluka: Dan kumpulan angan, yang menyatu menjadi keinginan. Keinginan yang melambung tinggi, hingga masuk merasuki mimpi…
Negarawan: Seorang anak bangsa dari pedalaman, menganyam cita akan kemajuan. Tak peduli akan gunjingan, hanya sanggup melihat tujuan, berjuang mewujudkan harapan…
Seorang yang terluka: Telah membuat bertahan, dari segala badai cobaan. Cobaan tak lagi dihiraukan, mengingat bayang-bayang senyuman…
Pencinta: Yang terkembang malu, lirikan mata menjadi sipu, sapa hangat meski ragu…
Perindu: Terbantahkan. Hanya doa minta rezeki yang bisa dipanjatkan, agar rasa ini tersampaikan. Namun apa daya, kami tak miliki kuasa, punya rasa tanpa upaya…
Negarawan: Kan yang terbaik bagi atas nama Ibu Pertiwi, tanpa ragu berkorban diri. Walau tua datang tak lama…
Pencinta: Debaran ini mulai terasa, sebagai suatu penerang jiwa, tiap kali melihat wajahnya, yang pancarkan sejuta pesona, hingga hati mulai terbiasa…
Seorang yang terluka: Akan luka, dan berteman duka. Senyum telah terkembang, bukan untuk disimpan, biarkan tetap terbang membawa sebagian kebahagiaan…
Negarawan: Rakyatlah yang utama. Bagaimana mengetahuinya? Tanya saja pada yang sedang berkuasa. Simbol mayoritas, kumpulan harap yang meretas, wujudkan angka terbilang, acuhkan suara yang hilang…
Seorang yang terluka: Sudah, lepaslah, terbang tak tentu arah, tak lagi bisa dijamin. Hilang semua kepercayaan, lepas semua harapan, terbang segala impian, tak lagi jadi tujuan.
Puisi berantai lucu 5 orang: Satpam, Pujangga Cinta, Tukang Sampah, Bibi Kantin, dan Koki
Satpam: Aduh, duh, tiap hari ada saja maling yang ketangkep, nggak maling ayamlah, maling motorlah maling jemuranlah, sampe-sampe maling…
Pujangga Cinta: Wanita… ohh.. begitu indah dipandang.. itulah yang membuat aku terpesona, karena wajah wanita sangat cantik seperti…
Tukang Sampah: Sampah-sampah yang berserakan. Setiap hari saya memungutnya dan membawanya ke tempat pembuangan. Karena sampahlah anak dan istri saya tiap hari bisa makan…
Bibi Kantin: Cabe 10 kilo... begitu pedas. Begitu menggelora. Huahh... ini adalah bahan paling penting. Tidak dapat dipungkiri. Semua orang suka…
Satpam: Maling-maling yang berkeliaran. Setiap hari saya berpatroli, keliling ke sana ke mari, untuk menangkap maling-maling itu. Jika saya melihat maling, maka saya akan berteriak woooy... maling…
Pujangga Cinta: Aku cinta kamu... Aku tak akan melupakanmu. Ingatkah kamu sewaktu kita pertama kali bertemu? Aku akan selalu ingat momen itu. Ketika itu... aku tak sengaja mencium…
Tukang sampah: Comberan yang bau... saya sudah terbiasa dengan itu. Itu adalah kendala yang saya temui ketika saya mengaduk-aduk sampah di…
Koki: Penggorengan, sip. Penggorengan sudah ada. Tapi kurang satu alat lagi... saya lupa di mana meletakkan alat itu. Padahal saya tidak bisa menggoreng tanpa penggorengan dan…
Satpam: Pistol... bila maling tidak terkejar oleh saya, ya apa boleh buat. Pistol ini yang akan saya gunakan untuk menembak…
Tukang Sampah: Ketika kecil aku dibuang di tumpukan sampah, Hiks hiks. itulah masa laluku. kemudian seorang pemulung yang baik hati mengambil dan merawatku. Aku ingin mengucapkan padanya terima kasih, berkat kau, sekarang…
Koki: Spatulaku sudah ketemu, yes, yes. Nah… kalau begini, kan, enak. Aku bisa mulai memasak. Ikutin, ya. pertama-tama, sediakan bahan-bahannya. Lalu, masukan...
Satpam: Pentungan, pistol, pisau, senter. Oke... siap untuk patroli malam ini. Hei! tampaknya di dinding sebelah sana ada seseorang yang masuk ke dalam sekolah! Aku berlari mengejarnya dan tiba-tiba…
Pujangga Cinta: Punyaku berdiri. Tidak... aku sudah terlalu jauh mengkhayal tentang wanita, ini dosa. aku harus membaca buku untuk mengalihkan pikiranku. Lalu dengan cepat aku meraba-raba…
Tukang sampah: Isi celanaku... di celanaku ini hanya ada beberapa keping uang ratusan. Aku ingin sekali membelikan mainan untuk anakku, yaitu…
Koki: Pisau... sangat tajam dan mengkilat. Aku ingat aku sangat membutuhkan ini. Aku mulai mencincang bahan-bahan. Wow! Pasti masakanku nanti akan terasa…
Satpam: Kurang asem!!! Ke mana maling tadi, awas ya kalo dapet akan saya…
Pujangga Cinta: Ungkapkan cinta kepadanya, ingin sekali aku mengungkapkan isi hatiku, tetapi mulutku terasa…
Tukang Sampah: Berbau tak sedap... dan dipenuhi lalat pula. Astaghfirullah! Ini makanan basi. Tapi hanya ini yang bisa aku berikan untuk keluargaku hari ini. Sabar ya anak istriku. Orang sabar di akhirat nanti akan masuk…
Koki: Ke dalam oven. Setelah itu sambil menunggu, kita mempersiapkan hal yang lainnya, oke? Supaya ketika ayam sudah matang akan dihidangkan bersama…
Satpam: Babi!!! cepat banget hilangnya itu maling. Eh, apa itu? Aku mendengar suara jejak langkah kaki tepat di belakangku. Pada saat itu dadaku terasa…
Pujangga Cinta: Menonjol. Itulah yang membuatku jadi tak konsentrasi. Sudah cukup. Aku tak tahan lagi. Kalau begitu langsung saja aku akan meraba-raba…
Tukang Sampah: Dinding masjid... aku berusaha mencari saklar pada dinding masjid. Aku ingin berdoa. Ya Allah... aku mohon kepada-Mu. Mudahkanlah aku dalam…
Koki: Menghidangkan makanan.. Agar makanan tetap lezat, maka kita hidangkan selagi panas. Hmm... mulutku rasanya sudah tak sabar lagi untuk…
Pujangga Cinta: Katakan I Love You. Setelah sekian lama berjuang... dengan sedikit keberanian... akhirnya aku bisa mengatakan kata-kata itu dengan…
Tukang Sampah: Khusyu’... Aku terus-menerus berdoa, sampai-sampai tak terasa dari mataku menetes…
Koki: Kuah sop... Ini dia yang bikin masakanku disukai banyak orang. Kalian tahu apa yang orang-orang bilang setelah makan masakanku? Mereka bilang…
Tukang Sampah: Astaghfirullah... Ya Allah ya Tuhanku, ampunilah aku, berikanlah aku petunjuk untuk…
Koki: Membuat sop ayam... fyuhh... selesai juga. Sungguh melelahkan. Tapi aku sangat bangga. Akhirnya aku berhasil…
Satpam: Menangkap malingnya. Hahaha... tertangkap kau! Sambil memelototi maling itu, aku teriakkan di dekat telinganya…
Pujangga Cinta: Makasih ya cintaku sudah diterima. Mmuuuaahh.
Puisi berantai lucu 6 orang: Koki, Penyanyi, Guru, Satpam, Masinis, Tukang Sampah
Koki: Ikan bakar adalah menu hari ini. Peralatan dan bahannya sudah kusiapkan. Namun, ternyata ada yang kurang, yang kurang adalah…
Penyanyi: Lagu… Dengan lagu aku bisa bernyanyi. Lagu sedih, lagu senang, akan akunyanyikan untuk menghibur. Di saat bosan aku akan…
Guru: Belajar bahasa Indonesia… Aku adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di sekolah. Bahasa Indonesia adalah adalah pelajaran yang menyenangkan dan…
Satpam: Hari ini aku menangkap maling lagi. Akhir-akhir ini banyak maling yang berkeliaran. Walau sudah berjaga siang dan malam, tetap saja ada…
Masinis: Kereta… Tiap hari kunaiki. Karena akulah yang mengendarainya. Kereta melaju di jalurnya, tanpa terkena hambatan. Menjadi masinis adalah pekerjaan yang…
Tukang Sampah: Melelahkan… Setiap hari melihat tumpukan sampah itu melelahkan. Mengapa sampah ini tidak bisa berjalan sendiri ke tempat pembuangan?
Puisi berantai lucu 6 orang: Pahlawan, Atlet Voli, Pelajar, Tukang Sate, Ibu Rumah Tangga, dan Penari.
Pahlawan: Demi negara aku berjuang. Tanpa kenal lelah aku akan berperang. Karena jasaku akan selalu…
Atlet Voli: Dilempar… Bola voli itu sudah kulempar tinggi. Demi menghasilkan poin. Walau susah…
Pelajar: Aku akan belajar. Demi mendapatkan nilai bagus. Supaya cita-citaku…
Tukang Sate: Terbakar… Sate ini terbakar di atas bara api. Bara yang menyala agar sate siap dihidangkan. Dihidangkan bersama…
Ibu Rumah Tangga: Sapu, kain pel, dan lap aku gunakan setiap hari untuk membersihkan rumah. Memasak juga kulakukan untuk keluarga. Walau kegiatan itu melelahkan tapi…
Penari: Aku terus menari mengikuti irama musik. Setiap gerakan kulakukan dengan sempurna, agar tarianku menjadi lebih indah.
Itulah kumpulan puisi berantai lucu yang bisa menjadi sarana hiburan untukmu. Kira-kira mana yang paling bikin ngakak nih, Bela?