Memotong kuku secara teratur adalah cara penting untuk menjaga kebersihan tangan. Pasalnya, kalau nggak dilakukan maka akan menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan kuman yang akhirnya memicu beberapa penyakit. Menjaga kebersihan kuku memang sudah diajarkan sedari kecil.
Namun di sisi lain, ternyata ada beberapa mitos yang beredar, yakni ada larangan potong kuku di malam hari. Beberapa negara pun meyakini hal ini, salah satunya Indonesia. Biasanya, hal tersebut turun temurun dari kebiasaan kakek dan nenek moyang kita. Tak sedikit orang percaya bahwa memotong kuku setelah matahari terbenam bisa membawa kesialan dalam hidup.
Lantas, apakah ini sesuai fakta atau penelitian ilmiah? Yuk, simak pembahasan tentang mitos potong kuku malam hari.
1. Arti potong kuku malam hari menurut Primbon
Jika dari kacamata Primbon, potong kuku di malam hari adalah hal yang tabu atau pamali. Pasalnya, masyarakat Jawa percaya bahwa hal tersebut akan menutup pintu rezeki, bahkan memperpendek umur. Di era sekarang, kepercayaan yang selama ini beredar pun dianggap mitos.
Alasan di balik larangan potong kuku di malam hari adalah karna zaman dahulu listrik belum ada perkembangan, sehingga kalau dilakukan maka bisa melukai jari. Namun sekarang ini, seluruh dunia sudah nggak ada masalah lagi dengan penerangan.
2. Menimbulkan kematian dini dalam mitologi Jawa
Masyarakat Jawa meyakini bahwa memotong kuku saat malam hari akan mendatangkan nasib buruk dan potensi kematian dini. Terdapat beberapa argumen yang mendukung keberlanjutan mitos ini. Pertama, malam sebagai waktu istirahat, dan setiap tindakan yang dilakukan pada saat itu dapat menghasilkan dampak negatif.
Kedua, orang Jawa percaya bahwa hal tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara tubuh dan jiwa yang menyebabkan masalah kesehatan.
Ketiga, kuku dianggap mengandung energi kehidupan seseorang, jika memotongnya pada malam hari bisa mengganggu energi ini dan membuat hidup lebih pendek. Akhirnya, diyakini bahwa roh malam dapat membawa kesialan.
3. Mengundang makhluk halus
Hal-hal supranatural sampai saat ini masih sangat dipercaya oleh rakyat Indonesia. Dari sanalah, banyak mitos yang bermunculan, termasuk perihal memotong kuku di malam hari. Sebab, katanya bisa mendatangkan makhluk halus. Padahal, pernyataan tersebut nggak berkaitan dengan masalah potong kuku. Baik malam atau siang hari.
4. Bisa stres dan nggak bahagia
Selain Jawa, masyarakat Sunda juga memercayai tentang larangan memotong kuku saat malam hari. Mereka menganggap bahwa ini akan memengaruhi masalah kesehatan jiwa, yaitu bisa membuat stres berat dan nggak bahagia.
Jika dibahas dalam psikologi, tidak ada kaitannya sama sekali. Mungkin hanya sekadar peringatan bisa melukai jari karena kurangnya pencahayaan.
5. Tidak bisa mendampingi orangtua lagi dalam budaya Jepang
Di Jepang, memotong kuku kaki pada malam hari juga dilarang. Dalam kepercayaan ini, siapa pun yang menolak untuk mematuhinya akan mendapat hukuman yang lebih permanen. Budaya mereka menyatakan bahwa jika kamu tetap melakukannya, maka kamu nggak bisa mendampingi orangtuamu lagi, karena ini dianggap memperpendek usia.
Terlepas dari mitos, apa yang terjadi jika kita potong kuku di malam hari?
Ada kesalahpahaman umum bahwa memotong kuku di malam hari bisa membuat kamu kikuk atau memperpendek umur serta membawa kesialan. Namun, berdasarkan fakta, siklus bulan nggak berpengaruh pada pertumbuhan manusia, kecil kemungkinannya memotong kuku di malam hari akan berdampak negatif pada jarimu, apalagi sampai kematian.
Kapan waktu terbaik untuk potong kuku?
Selain masalah mitos, tak sedikit orang yang memercayai tentang waktu terbaik untuk potong kuku. Misalnya dalam sudut pandang agama Hindu, waktu terbaik menurut mereka adalah mulai dari hari Senin hingga Jumat, dan hari minggu. Sebab, mereka percaya akan ada hal baik dalam hidup yang akan datang, mulai dari rezeki, kecerdasan, dan sebagainya.
Sedangkan dalam agama Islam, waktu potong kuku yang terbaik adalah hari Senin, Kamis, dan Jumat.
Itulah pembahasan lengkap mengenai mitos potong kuku malam hari. Membicarakan mitos memang selalu ada karena sudah turun temurun, hal ini pada akhirnya kembali pada kepercayaan kita masing-masing.