Cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan bisa menjadi hal yang egois dan merusak. Pada dasarnya, mencintai diri sendiri adalah mengenali kemampuan batinmu dan memelihara serta mengakuinya. Seharusnya itu hal positif, namun akan menjadi negatif jika segala sesuatunya berlebihan.
Hal ini biasa disebut narsisme, yaitu mereka yang hanya ingin memahami tentang dirinya sendiri, mereka juga mengabaikan orang lain dan menciptakan dunia mereka sendiri, di mana mereka merasa lebih unggul dari orang lain.
Untuk memahami lebih lanjut apa maksud cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan, yuk simak artikelnya!
Mencintai diri sendiri
Mencintai diri sendiri berarti menjaga kesadaran akan siapa dirimu dan apa yang ada di dalam dirimu. Saat kamu mencintai seseorang, kamu menerima dia apa adanya. Kamu tidak bergantung pada validasi atau gangguan dari luar, kamu menerima apa yang ada antara kamu dan orang lain.
Sama halnya dengan cinta diri sendiri. Kamu menjalin hubungan dengan seseorang, dan kamu tidak pernah berpaling. Tidak peduli betapa buruk dan nyatanya hubungan itu.
Narsisme
Narsisme adalah konsep yang sangat berbeda, dan dipandang sebagai gangguan kepribadian, yang disebut Gangguan Kepribadian Narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD). Orang narsis hanya mencintai dirinya sendiri. Mereka penuh dengan kesombongan, sehingga mereka melupakan keberadaan orang lain.
Rasa gengsi ini adalah kerentanan mereka. Seseorang yang mengidap gangguan narsistik perlu terus-menerus diyakinkan oleh orang lain, karena mereka harus menjadi yang terbaik, paling benar, dan paling kompeten. Melakukan segalanya sesuai keinginan mereka, dan mengendalikan semua orang.
Bagaimana cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan?
Cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan adalah istilah yang diciptakan oleh penulis asal Israel, Dr. Sam Vaknin, dan dipopulerkan melalui bukunya yang berjudul Malignant Self-Love: Narcissism Revisited. Hal ini umumnya mengacu pada bentuk cinta diri yang berlebihan dan sering kali ditunjukkan oleh orang-orang dengan sifat narsistik.
Melansir dari laman betterhelp, Dr. Vaknin dilaporkan memiliki pengalaman pribadi dengan gangguan kepribadian narsistik, dan buku yang ditulisnya sebagian besar didasarkan pada penelitian ilmiah yang dipadukan dengan refleksi dan penjelasan langsung tentang gangguan tersebut.
Mencintai diri vs narsisme
Mencintai diri sendiri adalah ketika seseorang mengutamakan kebutuhan diri dan merasa bangga, serta percaya diri terhadap pencapaian. Ini adalah mentalitas yang sehat, tidak seperti narsisme. Seorang narsisis biasanya memiliki harga diri yang rendah dan selalu membutuhkan kepastian dan pujian.
Meski tampak percaya diri dari luar, tapi keraguan dan rasa insecure itu yang membuat membutuhkan dan mengharapkan pengakuan terus-menerus dari orang lain.
Tanda gangguan kepribadian narsistik
Mendiagnosis gangguan kepribadian narsistik bisa jadi sulit karena penderitanya sering bersikap manipulatif. Mungkin sulit bagi spesialis kesehatan mental untuk mendapatkan riwayat penyakit yang akurat. Orang dengan gangguan ini bisa menjadi agresif ketika ditanya atau dikonfrontasi, dan tingkat agresi tampaknya berkorelasi dengan tingkat keparahan gangguan tersebut.
Menurut DSM-V, untuk diagnosis NPD, seseorang harus menunjukkan lima ciri berikut, dimulai pada masa dewasa awal:
- Selalu mementingkan diri sendiri tanpa peduli dengan kesusahan orang lain.
- Keasyikan dengan fantasi keindahan, kecemerlangan, kekuatan, kesuksesan, atau cinta yang sempurna.
- Keyakinan bahwa mereka spesial dan hanya orang spesial lainnya yang bisa memahaminya.
- Kebutuhan akan kekaguman yang berlebihan.
- Rasa berhak dan harapan akan perlakuan yang menguntungkan.
- Kebiasaan mengeksploitasi dan mengambil keuntungan dari orang lain untuk tujuan mereka.
- Kurangnya empati dan penolakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
- Sikap dan perilaku yang sombong dan angkuh.
Penyebab narsisme
Penyebab cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan atau narsisme saat ini mungkin belum diketahui, tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi trauma masa kanak-kanak. Termasuk pelecehan fisik, verbal, atau seksual, genetika, kepribadian, temperamen, dan hubungan awal dengan orang tua, kerabat, dan teman.
Jadi, apakah terlalu cinta terhadap diri sendiri termasuk narsisme?
Mencintai diri sendiri sebenarnya menyehatkan. Ini umumnya berarti menghormati diri sendiri, memprioritaskan kesejahteraanmu, dan mengetahui batasanmu. Seseorang dengan tingkat cinta diri yang sehat mungkin mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, cukup tidur setiap malam, dan mengatakan “tidak” pada komitmen yang tidak dapat mereka penuhi.
Itulah pembahasan mengenai cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Nyatanya, mencintai diri sendiri tidak harus berlebihan. Hanya perlu memperlakukan diri sendiri dengan rasa hormat dan kebaikan.