Tak terasa Natal sudah hampir tiba. Di minggu-minggu ini, biasanya lagu-lagu hingga renungan Natal kerap terdengar dan dibagikan. Natal merupakan perayaan kelahiran Sang Juru Selamat, Yesus Kristus. Terkadang Natal kerap disalahartikan dan salah dirayakan.
Renungan Natal berikut ini mungkin bisa membantu kamu untuk kembali merenungkan makna Natal sesungguhnya. Bagaimana sikap hati yang benar dalam merayakan kelahiran Tuhan. Berikut kumpulan renungan Natal singkat yang bisa mengingatkanmu kembali makna Natal sesungguhnya dan dibagikan juga kepada orang-orang terkasih.
1. Renungan Natal “Sukacita Natal yang Sejati”
Natal identik dengan sukacita. Ada lagu yang berjudul “Joy To The World” atau sukacita bagi dunia. Lagu ini mengatakan kepada dunia untuk bergembira karena Tuhan telah datang dan menyiapkan hati untuk menerimanya.
Sukacita Natal bukan sekedar makan-makan, sukacita Natal bukan sekedar banyak diskon, sukacita Natal bukan sekedar kita bertemu dengan keluarga atau teman-teman, tapi sukacita Natal adalah kebahagiaan sejati karena Tuhan sendiri datang menghampiri kita.
Sukacita Natal adalah merasakan sendiri kelahiran dan perjumpaan dengan Tuhan Yesus. Saat mengalami perjumpaan dengan-Nya, dirimu pasti akan diubahkan dan merasa damai serta sukacita yang tak pernah berakhir.
Lukas 2:20
“Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.”
2. Renungan Natal “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”
Di malam Yesus lahir, malaikat Tuhan datang kepada para gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Dalam kemuliaan Tuhan yang bersinar, malaikat tersebut membawa kabar baik bagi para gembala yang ketakutan itu bahwa seorang juru slamat telah lahir.
Tak hanya malaikat Tuhan, sejumlah besar bala tentara sorga juga turut memuji Allah serta memberitahukan bahwa bumi penuh dengan damai sejahtera. Ya, kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia membawa kemuliaan bagi Allah serta memberi damai sejahtera di bumi untuk setiap orang. Marilah kita semua menyambut Natal dengan sorak sorai dan puji-pujian kepada Tuhan, serta membagikan damai untuk sekitar kita.
Lukas 2:14
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
3. Renungan Natal “Berbagi Kasih dan Sukacita Natal”
Kelahiran Tuhan Yesus Kristus telah menjadi peristiwa yang dirayakan dengan penuh sukacita oleh umat Tuhan di seluruh dunia, bahkan mereka yang bukan orang Kristen pun turut merayakannya.
Natal pertama di Betlehem yang penuh kesederhanaan pun tak mengurangi sukacita yang dirasakan oleh para orang Majus, gembala, termasuk kedua orangtua Yesus. Natal juga berbicara tentang kasih Allah yang begitu besar kepada manusia (Yohanes 3:16).
Natal berarti "Dia yang adalah Allah, mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:6-7) dan berdiam diantara umat-Nya (Yohanes 1:14)."
Ada banyak cara untuk merayakan Natal, salah satunya membagikan kasih dan sukacita Natal pada orang-orang. Ini dapat dilakukan dengan cara:
- Berbagi makanan kepada sesama (Matius 25:35a)
- Berbagi pakaian kepada yang membutuhkan (Matius 25:36)
- Mendoakan dan menghibur yang sakit (Matius 25:36)
4. Renungan Natal “Lahirnya Sang Juruselamat”
Natal adalah tentang kelahiran Sang Juruselamat. Tuhan Yesus hadir sebagai pendamai bagi kita kepada Allah Bapa. Lewat kelahiran dan karya salib-Nya, ia membawa pengampunan, keselamatan, dan damai kepada dunia.
Tak ada seorang manusia pun yang kebal terhadap dosa dan kesalahan, tetapi Allah mendatangi manusia berdosa. Allah yang berinisiatif untuk datang, mengasihi, menebus, dan menyelamatkan orang berdosa.
Allah dalam pribadi Yesus mengulurkan kasih-Nya yang mau mengampuni dosa manusia dan mengubah manusia berdosa menjadi beranugerah. Mari merayakan Natal dengan merefleksikan kerendahan hati kejujuran mengakui akan segala dosa dan kesalahan.
Tuhan Yesus Kristus lahir menjadi juruselamat semua orang. Ia menjadi penyelamat dan penebus setiap orang yang percaya kepada-Nya sehingga mereka beroleh hidup yang kekal. Sudah selayaknya Natal menjadi momen untuk merenungkan apakah kamu sudah menerima kelahiran Juruslamat di hatimu?
Lukas 2 : 10-11
“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”
5. Renungan Natal “Berjalan dalam Destiny-Nya”
Bahaya terbesar dalam hidup adalah saat kamu menyimpang dari jalan tujuan Tuhan bagi hidupmu. Kamu merasa seolah-olah baik-baik saja namun keluar dan berpaling dari destiny-nya Tuhan.
Merayakan Natal itu ngeri-ngeri sedap. Bila tak disikapi dengan benar kamu bisa terkena penyakit ‘demam Natal’ seperti kesibukan hiruk pikuk gemerlapan Natal sehingga mengaburkan makna Natal yang sesungguhnya.
Sekalipun demikian bukan berarti tidak perlu merayakan Natal. Ibarat berjalan dalam gelap harus selalu berhati-hati melangkah. Natal adalah kehadiran Allah yang mengulurkan tangan dan menuntun kita kepada tujuan/jalan-jalan-Nya.
Mari kembalilah ke tempat di mana kamu bertemu Sang Tuhan yang lahir dan sambutlah ia dengan kesungguhan hati dan peganglah erat-erat tangan-Nya. Natal membuat kita semakin merenung masihkah kita berjalan dalam rancangan-Nya?
Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Itulah deretan renungan Natal singkat yang bisa menemani kamu bersaat teduh. Selamat merayakan Natal, Bela.