Baik menjalin hubungan atau single, nyatanya hal ini sama-sama memengaruhi kehidupan kita baik secara waktu, tenaga, uang, sampai pada kesejahteraan mental. Memiliki hubungan romantis dengan orang lain memang banyak membawa hal baik, begitu juga dengan menjadi jomblo.
Tidak menjalin hubungan romantis dengan orang lain mungkin membuat kita lebih bebas melakukan banyak hal. Tetapi, terlalu lama menjomblo ternyata juga bisa memengaruhi mental seseorang, baik secara positif maupun negatif.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut 10 efek jomblo terlalu lama.
1. Takut akan penolakan
Terlalu lama menjomblo bisa membuat kamu merasa lebih khawatir akan mendapat penolakan dari calon pasangan. Ini juga membuatmu sulit membuka hati. Setelah lama melajang, kamu mungkin ekstra hati-hati saat mengenal calon pasangan baru. Banyak pertanyaan muncul sebelum berani untuk menjalin hubungan lagi, seperti mempertanyakan apakah bisa membangun ikatan emosional yang sepaham atau tidak.
2. Kesepian
Jomblo berkepanjangan dapat menyebabkan kesepian dan membuatmu merasa terisolasi. Ini karena kamu sudah lama tidak memiliki hubungan emosional yang konsisten dengan seseorang. Rasa terisolasi ini mungkin membuat kamu lebih sulit membuka diri terhadap orang baru. Selain itu, muncul juga rasa takut tidak dapat menemukan seseorang yang bisa mengertimu, sehingga menambah ketakutan untuk memasuki hubungan baru.
3. Menurunkan harga diri
Setelah melajang terlalu lama, kamu mungkin akan merasa harga dirimu semakin turun. Ini bisa terjadi karena tekanan masyarakat atau keyakinan pribadimu tentang menjalin hubungan. Di dunia yang menekankan pentingnya hubungan romantis dan menggambarkannya sebagai tolok ukur kesuksesan dan kebahagiaan, kamu yang telah lama jomblo mungkin mempertanyakan nilai dirimu berdasarkan status hubungan. Pada akhirnya, kamu akan membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang sedang menjalin hubungan atau sudah menikah.
4. Meningkatnya kecemasan sosial
Jomblo dalam jangka waktu yang lama terkadang dapat meningkatkan kecemasan sosial, terutama dalam situasi saat kamu berkencan dengan orang baru. Kamu mungkin merasa cemas, dikucilkan, atau canggung. Ini juga dapat membuat kamu merasa kurang percaya diri dalam berkencan, sehingga meningkatkan kecemasan sosial saat nge-date atau bertemu orang baru.
5. Perubahan prioritas
Efek terlalu lama jomblo lainnya adalah perubahan prioritas. Alih-alih berfokus pada pasangannya, kamu yang jomblo mungkin memprioritaskan tujuanmu pada karier, hobi, persahabatan, dan merawat diri.
Lama menjomblo memberikan kesempatan pada orang untuk introspeksi dan eksplorasi diri. Kamu mungkin lebih memprioritaskan mengeksplor nilai, minat, dan pertumbuhan dirimu sendiri. Kamu juga memiliki hubungan yang lebih dalam dengan keluarga dan sahabat.
6. Tidak berminat menjalin hubungan romantis
Seiring waktu, orang yang jomblo terlalu lama mungkin menjadi kurang berminat terhadap gagasan menjalin hubungan romantis, sehingga mengurangi keinginan untuk menjalin hubungan romantis. Sikap apatis terhadap hubungan romantis bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
7. Kurang berempati pada orang lain
Memiliki pasangan bisa memperkuat rasa empati karena kamu belajar untuk memahami perasaannya. Namun, terlalu lama melajang membuatmu mungkin kehilangan empati karena tidak ada orang yang menjadi perhatian utamamu untuk belajar memahami dan menghibur orang lain.
8. Berpotensi melakukan self-sabotaging dalam hubungan
Saat menjalin hubungan lagi, orang yang terlalu lama melajang bisa berpotensi melakukan self-sabotaging dalam hubungan. Kamu mungkin mulai menarik diri dari pasangan karena merasa tidak layak berada dalam hubungan tersebut, yang bisa menyebabkan hubungan tersebut hancur. Jomblo terlalu lama dapat memengaruhi hubunganmu di masa depan.
9. Punya kehidupan sosial yang baik
Berdasarkan penelitian American Psychological Association, orang yang terlalu lama melajang cenderung memiliki kehidupan sosial yang lebih baik. Ini karena kamu dapat berkumpul kapan saja dan menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman. Hal ini membuatmu dianggap sebagai social butterfly.
Kira-kira kamu setuju, nggak, dengan efek jomblo terlalu lama yang disebutkan tadi?