10 Puisi Hari Guru Nasional 25 November 2023, Menyentuh Hati!

Penuh dengan makna

10 Puisi Hari Guru Nasional 25 November 2023, Menyentuh Hati!

Hari Guru diperingati tanggal 25 November setiap tahunnya. Peringatan itu menjadi momen yang tepat untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang telah mendidik dan membimbing kita. 

Biasanya, di momen Hari Guru para siswa akan memberikan bunga atau semacamnya yang disertai dengan puisi. Tentu saja, puisi yang cocok untuk dibacakan adalah tentang kebaikan dan pengorbanan para guru yang sudah berjasa. 

Di bawah ini adalah puisi Hari Guru yang bisa membuat guru tersentuh saat membacanya. 

1. Guru - Kahlil Gibran

10 Puisi Hari Guru Nasional 25 November 2023, Menyentuh Hati!

Salah satu penyair, Kahlil Gibran, juga pernah menuliskan puisi tentang guru. Di dalamnya, puisi ini berisi tentang arti guru yang sebenarnya.

Guru dalam puisi ini bukanlah mereka yang mengajar dengan kata-kata saja, tetapi mereka yang bisa mengajar dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mengajarkan kepada orang lain. 

Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

2. Terima Kasih Guru - Chairil Anwar

Chairil Anwar sebagai salah satu penyair Indonesia juga menuliskan rasa terima kasih kepada guru lewat puisinya. Dalam puisi ini, Chairil berterima kasih atas teladan dan juga bimbingan yang diberikan. 

Terima kasih, guru
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin,
Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu
Berpengetahuan, pemahaman yang dalam
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi dan bakat
Untuk meyakinkan masa depan yang cerah
Pada kita semua.

Terima kasih, guru
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu

3. Guru - Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kalau kamu mencari puisi yang singkat, puisi karya Gus Mus ini cocok disampaikan kepada gurumu pada saat Hari Guru nanti. Meski singkat, tetapi maknanya sangat mendalam. 

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Ku lihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?

4. Guruku Tersayang - I Kadek Agus Sudiandika

Guru memang sangat berjasa kepada kita. Bukan hanya saat mereka mengajar dan membimbing saja, tetapi juga karena mereka yang selalu ada. Bahkan, dalam puisi ini guru diibaratkan seperti bintang yang menghapuskan kegelapan. 

Ketika pagi aku datang
Senyummu selalu terkembang
Menyapaku di pintu gerbang

Kau tepuk pundakku dengan tenang
Memberiku semangat untuk menang
Melawan rasa tak senang

Guruku yang kusayang
Engkau laksana bintang
Hapuskan gelap dalam terang

Teruslah menjadi tempatku berpegang
Tempatku bersandar di kala tegang
Memberiku bekal di masa datang

5. Pena Sang Guru - Mesdiana

Puisi Hari Guru berjudul Pena Sang Guru ini menggambarkan didikan guru seperti sebuah pena. Pena itu bisa membuat para siswa menjadi lebih berkembang dan penuh dengan pencapaian. 

Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu tak kunjung penuh makna
Kaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa

6. Guruku Nomor Satu - Chairil Anwar

Bukan hanya satu saja, Chairil Anwar juga menuliskan puisi lainnya yang berjudul Guruku Nomor Satu. Di dalamnnya, ia menuliskan bahwa guru menjadi inspirasinya untuk terus bekerja dan bertumbuh. 

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar ku tahu, agar ku tumbuh dan agar sukses

Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!

7. Guruku - Asty Kusumadewi

Julukan pahlawan tanpa tanda jasa memang sangat cocok diberikan kepada guru. Seperti yang digambarkan dalam puisi Hari Guru berikut yang menunjukkan pengorbanan para guru untuk mengajarkan siswanya. 

Dengan letih kau mengajariku
Dengan sabar kau mengajariku
Dengan hati kau mengajariku
Dengan senyum kau mengajariku

Arti dari sebuah rasa ikhlas
Arti dari sebuah rasa tulus
Itulah definisi dari dirimu
Guru terbaikku

Kau ajarkan semua hal baru
Membaca
Menulis
Bercerita
Hingga aku pandai dalam mengeja

Guruku,
Kaulah manusia yang kudoakan setelah orang tuaku
Penuh kasih sayang kau berikan padaku
Terima kasih atas dedikasimu
Semoga engkau sehat selalu

8. Tombak Keberhasilanku - Amanda Nurdhana

Pengabdian para guru untuk siswanya memang tiada akhir. Mulai dari saat belum bisa apa apa sampai akhirnya berhasil lulus, guru lah yang membimbing kita. Maka dari itu, puisi ini akan sangat cocok diberikan padanya. 

Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu

Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku kadang mengganggumu

Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku
Kau adalah orang tua keduaku

Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu

9. Sang Pengabdi - Zaniza

Demi sebuah pengabdian, guru selalu memberikan hatinya secara menyeluruh kepada siswanya. Mereka juga tak berhenti belajar agar bisa membagikan ilmu pada siswa siswanya. 

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti

10. Sebatang Rotan - Muhammad Sapikri

Terakhir, guru dalam puisi ini diibaratkan sebagai sebatang rotan. Sebatang rotan itu bisa membuat kita belajar untuk memahami rasa sakit hingga menjadi sosok yang lebih baik. 

Kalau bukanlah disebabkan sebatang rotan itu
Tak akan mungkin aku mengenal namamu
Saat sebatang rotan melecut di tubuhku
Disitulah aku memahami rasa sakit

Rasa sakit yang mengajar dan menuntunku pada kehidupan sesungguhnya
Dia adalah guru mengajiku
Di setiap malamnya, ia selalu melirihkan doa
Agar muridnya kelas menjadi manusia yang berakhlak mulia

Sebesar apapun namamu nanti
Jangan kau lupa dengan sebatang rotan itu
Biarpun kini rotan itu telah rapuh dan patah
Rotan itu juga yang telah membesarkan namamu

Itulah kumpulan puisi Hari Guru yang memiliki makna mendalam. Kamu bisa membacanya atau sekadar menuliskannya dan berikan kepada guru favoritmu. 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved