Salah satu media sosial yang sempat digandrungi oleh generasi millennial, Path, mengumumkan bahwa layanan mereka sudah nggak bisa digunakan mulai Oktober 2018 mendatang. Dengan kata lain, media sosial dengan logo berwarna merah ini resmi tutup. Pertama kali muncul di tahun 2010, Path sempat disebut-sebut sebagai pesaing media sosial dengan pengguna terbanyak di dunia, Facebook. Path dianggap memberikan layanan yang lebih praktis dan lebih bersifat privat. Bahkan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Jakpat pada tahun 2016 lalu, Path menjadi salah satu media sosial paling favorit di Indonesia.
Path juga sempat menjadi media sosial pilihan anak muda untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka, terutama teman yang benar-benar mereka kenal, mengingat dulu jumlah teman dalam Path dibatasi hanya sebanyak 50 akun. Sambil mengenang, ada banyak hal yang biasa dilakukan pengguna Path dari mulai memberi “kode” ke gebetan, pencitraan hingga drama pertemanan. Apa saja?
Buat kamu yang rajin pakai Path, tentu kamu pernah melihat salah satu temanmu rajin update film apa yang tengah ditonton, bersama siapa dan di mana. Apalagi kalau film tersebut adalah film baru, maka akan terlihat keren kalau ada yang update sedang menonton film tersebut. Berbeda dengan kebiasaan orang di Instagram, di mana mereka lebih suka memotret tiket bioskopnya untuk Instagram story. Apakah kamu juga pernah melakukan hal yang sama?
Ada juga orang yang rajin update tentang lagu yang mereka dengar di Path. Entah itu untuk pencitraan, iseng, atau “kode” ke gebetan, rasanya ada yang kurang kalau belum update. Kita pun juga bisa mengetahui suasana hati gebetan lewat lagu yang didengarnya. Kadang, hanya demi bisa nyambung saat mengobrol dengan gebetan, perlu cari tahu dulu tentang grup musik yang disukainya.
Dulu, Path memang membatasi setiap penggunanya untuk berteman. Di awal kemunculannya, Path hanya memberikan kuota sebanyak 50 teman. Batas pertemanan tersebut kemudian diperbesar hingga 150 teman. Terakhir, Path memberikan keleluasaan hingga 500 teman. Niat baik Path untuk memperluas jaringan para penggunanya ternyata nggak melulu direspons positif. Banyak yang menyayangkan hal tersebut karena Path dianggap nggak lagi eksklusif. Tapi, kalau kamu adalah pengguna Path sejak lama, pernahkah merasakan drama ketika kamu nggak bisa berteman dengan seseorang di Path karena kuotanya sudah penuh?
Kini, orang bisa dengan bebas memberikan reaksi di Facebook selain like dan love. Namun, sebelum muncul di Facebook, reaksi ini terlebih dahulu muncul di Path. Mulai dari reaksi sedih, tertawa hingga terkejut, seseorang yang sudah menjadi teman kita dalam Path bebas memberikan reaksinya terhadap status yang kita buat.
Setiap status, entah itu tentang film yang sedang kita tonton, lagu yang kita dengar, apapun itu, kita bisa mengetahui siapa saja yang melihat status kita, apalagi kalau kita dan gebetan sudah berteman. Kalau tahu dia sempat melihat status kita yang berbau “kode”, maka sisanya adalah deg-degan sambil menunggu apakah dia paham “kode” mu atau nggak. Senggaknya, lempar "kode" di Path jadi lebih tepat sasaran, kan?
Kalau kamu gimana, Bela? Adakah kenangan lain yang kamu punya selama menggunakan Path?