Drama dan musik Korea telah membuat sebagian perempuan di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, berandai-andai ingin menjalin hubungan dengan laki-laki Korea. Bukan hanya karena rupa, bisa jadi karena berharap sifat mereka nggak jauh berbeda dengan karakter yang mereka perankan. Banyaknya drama Korea romantis secara nggak langsung membuat kita berpikir bahwa merekalah sosok sempurna yang kita tunggu selama ini.
Seorang perempuan bernama Kamilla Berdin menulis pengalaman dan hasil pengamatannya selama tinggal di Korea. Perempuan asal Amerika ini menyatakan bahwa nggak semua laki-laki di Korea seperti yang kita bayangkan selama ini, lho. Sebelum bermimpi untuk punya pacar orang Korea, seenggaknya kamu perlu tahu beberapa fakta di bawah ini.
Sama seperti di Amerika atau Indonesia, laki-laki di Korea itu terdiri dari beragam rupa, bentuk fisik hingga tinggi badan. “Beberapa dari mereka penuh percaya diri, ada juga yang pemalu. Beberapa jago berbahasa Inggris, sisanya nggak paham sama sekali. Ada yang kasar, ada yang lembut. Jangan berasumsi bahwa hanya ada satu tipe laki-laki Korea, dan jangan berekspektasi mereka seperti idol yang kamu suka,” tuturnya.
Mungkin di Amerika atau di Indonesia, menggunakan aplikasi online dating menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan pacar. Meski aplikasi serupa juga digunakan di Korea, namun kenalan dengan orang baru melalui teman masih menjadi kebiasaan. Sistem perkenalan tersebut diatur seperti blind date. Untuk mereka yang merasa nggak mahir berbahasa asing, maka biasanya mereka akan menghindari aplikasi online dating. Aplikasi ini juga dianggap sebagai cara untuk bertemu dengan orang asing.
Jangan sekali-sekali mengajak teman kencanmu untuk berpegangan tangan bahkan berciuman di kencan pertama karena itu akan terlihat sangat aneh bagi mereka. Berpakaianlah yang modis dan rapi saat kencan. Jika dia mencoba untuk menciummu di kencan pertama, mungkin dia ada maksud lain dari sekadar kencan.
Kapan waktu yang tepat untuk menghubungi laki-laki yang kencan bersamamu kemarin? Menurut Kamilla, tiga hari pertama setelah kencan adalah waktu yang dilarang untuk menghubungi kembali teman kencan, sedangkan di Korea justru sebaliknya. Kamu patut deg-degan layaknya menunggu kabar wawancara kerja pada tiga hari pertama setelah kencan. Kalau kamu nggak segera menghubunginya karena gengsi, maka kamu dianggap nggak tertarik padanya.
Mungkin kamu pernah mendengar aplikasi chat dari Korea, KakaoTalk. Menggunakan aplikasi tersebut, pasangan di Korea suka banget menghabiskan waktu dengan chatting ketimbang telepon. Apalagi jika aplikasi tersebut dilengkapi dengan stiker-stiker yang lucu. Jangan kaget kalau mereka sering bertanya, “Sudah makan?” karena begitu cara mereka mengekspresikan keingintahuannya daripada bertanya, “Apa kabar?”
Apakah kamu selalu mengandalkan pacar untuk setiap pengeluaran saat kencan, Bela? Kalau di Korea, biasanya pasangan yang sedang kencan akan dibagi berdua. Namun pembagian itu nggak sama rata, kok. Biasanya laki-laki akan membayar pengeluaran yang lebih besar, misal nonton atau makan malam, sedangkan perempuan membayar pengeluaran yang lebih kecil.
Daripada ribut mempertanyakan status kalian dalam hati, kenapa nggak tanya langsung sama si dia? Di Korea merupakan hal yang wajar jika kamu bertanya tentang status kalian jika merasa nggak yakin. Laki-laki Korea yang menyatakan perasaan juga menerima jika perempuan memilih untuk mengenalnya lebih dalam sebelum memutuskan untuk menjadi pacar atau nggak.
Istilah ghosting sudah sering Popbela pakai untuk menjelaskan situasi di saat gebetan menghilang tiba-tiba. Berdasarkan pengalaman Kamilla, gaya kencan di Korea sudah terbiasa dengan ghosting. Mereka bisa saja berhenti membaca chat-mu atau membuat janji untuk bertemu di suatu tempat tapi nggak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Berdasarkan pengalaman Kamilla, laki-laki Korea kurang tertarik dengan perempuan asing karena merasa perempuan tersebut nggak akan menetap lama di Korea. Apalagi jika kamu sama sekali nggak tertarik dengan budaya mereka. Selain itu, Korea adalah negara dengan jam kerja terbanyak kedua di dunia, jadi nggak janji deh kalau mau sering ketemu pacar.
Sebenarnya, dari mana pun asalnya, kepribadian dan sikap menjadi tolok ukur utama apakah seseorang layak dijadikan pacar atau nggak. So, apakah kamu masih minat untuk mendekati laki-laki Korea?