Baik disakiti, maupun menyakiti, adalah perbuatan yang semua orang pasti pernah lakukan. Entah itu dilakukan dengan sadar atau tidak.
Saat disakiti orang lain, sangatlah manusiawi ketika kamu merasa marah, kesal, sedih, kecewa, atau malah dendam dan ingin menyakitinya balik. Namun, kamu nggak ada bedanya dengan dia yang menyakiti, jika melakukan hal yang sama. Untuk itu, ada beberapa cara bijaksana dalam menyikapi saat kamu disakiti. Apa saja?
1. Rasa sakit adalah bagian tak terpisahkan dari hidup
Seperti yang sudah disinggung di awal, setiap orang pasti pernah disakiti dan menyakiti. Kesadaran atas fakta kehidupan ini yang membuatmu nggak berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa marah. Sebab, dalam hati kecilmu, kamu sudah paham. Boleh jadi, kamu pun pernah melakukan hal yang sama pada orang lain, walaupun kamu tak menyadari. Itulah kenapa, sebagai manusia, kita perlu mengakui kesalahan serta mau memaafkan. Nggak ada satu pun yang bisa luput dari salah!
2. Pengalaman menyakitkan ini membuatmu mengerti makna memaafkan
Saat disakiti dan kamu berjuang dengan sepenuh tenaga untuk tak membalasnya, di sinilah kamu jadi paham betapa beratnya memaafkan. Meski tidak segera, tapi dengan berjalannya waktu, kamu pun bisa ikhlas untuk memberi maaf pada orang yang sudah menyakitimu itu.
Walaupun dia tak berusaha meminta maaf, kamu sadar itu bukan hal yang penting. Karena memaafkan dirinya bukan ditujukan untuknya, melainkan demi kedamaian hatimu sendiri. Kamu menolak untuk terus terluka akibat perbuatan orang tersebut. Dia nggak sepenting itu!
3. Pilunya hati saat disakiti, memberimu pelajaran untuk lebih berhati-hati
Rasa perih yang kamu rasakan ketika disakiti orang lain memberimu hikmah untuk lebih berhati-hati dalam bersikap. Jangan sampai ada orang lain yang bernasib sama akibat perbuatanmu. Sebab, kamu sudah merasakannya sendiri betapa tidak enaknya pengalaman itu. Rasa sedihnya nggak cuma sebentar singgah saja, tapi butuh waktu yang cukup lama untuk bisa bangkit dari kekecewaan akibat disakiti.
4. Pengalaman menyakitkan ini mendorongmu untuk introspeksi
Walaupun dia di pihak yang bersalah karena telah menyakitimu, tapi kalau dipikir lagi dengan tenang, hal itu bisa jadi introspeksi. Kata-katanya yang nyelekit itu bisa terlontar dari mulutnya karena memang faktanya kamu sering membuang-buang waktu.
Meski cara penyampaiannya tak bisa dibenarkan sama sekali, tapi hikmah di baliknya bisa kamu manfaatkan untuk kemajuan diri. Pilunya hati dari efek lidahnya yang tajam jadi pelecut diri untuk kamu lebih bijak lagi memanfaatkan waktumu selama ini.
5. Rasa perih di hati yang telah disebabkannya justru membuat kamu kuat
Tak ada seorang pun yang bisa kuat tanpa harus ditempa terlebih dahulu. Begitu pula yang kamu rasakan pasca rasa sakit hati dan sedih itu lewat. Kesakitan yang disebabkannya justru membuat kamu kuat. Kuat untuk memaafkan, kuat untuk bangkit lagi dari keterpurukan, serta kuat untuk melihat berbagai hal baik dari pengalaman yang tak mengenakkan.
Ketika disakiti orang lain, rasanya akan puas banget kalau kamu membalas dendam padanya. Namun sayang, hal itu nggak akan memberi faedah. Justru kamu membuatnya di pihak yang menang, karena telah berhasil membuatmu jadi orang yang pendendam.
Balaslah dengan cara elegan. Yakni, rasa sakit yang diakibatkan olehnya, alih-alih bikin kamu jatuh tersungkur, malah bikin dirimu jadi lebih dewasa dan hidupmu maju. Itulah balas dendam yang akan memberimu kepuasan hakiki!
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "5 Cara Bijaksana Menyikapi saat Kamu Disakiti Orang Lain"