Buat kamu yang usianya sudah menginjak 25, pasti beranda media sosialnya sudah tidak dipenuhi foto-foto rutinitas hang out usai pulang kuliah. Lambat laun, teman-teman seangkatan kamu sudah menemukan belahan jiwanya, menikah, dan akhirnya punya anak.
Hampir separuh lebih beranda media sosial kita penuh dengan foto bayi atau minimal foto pernikahan. Bahkan ada yang setiap hari bahkan setiap jam mengunggah foto atau video bersama bayinya. Tahu nggak, sih, wahai para ibu muda, kami yang jomblo nggak sepenuhnya suka!
Lucu, sih, tapi malas juga lihat tiap hari
Siapa yang tidak gemas melihat kelucuan paras bayi? Semua orang pasti suka, tidak terkecuali para jomblo yang belum punya anak. Tapi kalau tiap hari disuguhi foto bayi terus kita juga jadi gemas kan sama orang tuanya. Apa nggak bisa disimpan di hard disk saja yang lebih privat aksesnya?
Ikut bahagia, tapi cemburu juga
Melihat teman bahagia, kita juga pasti ikut bahagia. Tapi jujur, kita merasakan kecemburuan juga. Bagaimana tidak? Saat kita masih belum tahu akan dipasangkan Tuhan dengan siapa dan selalu menikmati hari-hari sendirian saja. Eh, teman kita sudah dapat kekasih hati ditambah anak yang lucu sekali. Cemburu wajar dong?
Merasa kesepian dan ditinggalkan
Teman yang dulu selalu ada telinganya untuk mendengarkan curhatan kita setiap hari, kini disibukkan dengan anaknya sendiri. Kita jadi nomor dua bahkan nomor sekian yang pasti tidak ada apa-apanya dibandingkan memprioritaskan anaknya yang masih bayi. Setiap ada teman yang punya anak artinya lingkaran sosial kita berkurang dan kita makin kesepian. Kita mau tidak mau akan dan harus ditinggalkan.
Makin galau dengan pernikahan
"Duh kapan ya aku bisa nikah?", "Kapan ya aku bisa punya anak kayak dia?", dan pertanyaan kapan-kapan yang lain selalu datang menghantui ketika melihat foto teman kita bersama bayinya. Rasanya tidak sabar untuk segera menemukan Mr. Right, tapi tidak tahu bagaimana mendatangkannya secara instan.
Bukan kita nggak suka ada teman yang pasang foto bayi, tapi please jangan setiap momen diunggah ke media sosial. Sisakan ruang untuk para jomblo agar bebas dari rasa nggak enak yang negatif. Kalau masih tetap mengunggahnya tiap hari, boleh kan kita mute aja akun mereka