Ini pertanyaan klasik yang sering muncul saat pasangan kita ternyata punya sahabat perempuan. Katanya sih cuma teman baik, tapi cara dia memberikan perhatian dan memujinya terkesan romantis.
Walaupun kalau perhatian dan pujian serupa diberikan ke sahabat laki-laki kita melihatnya sebagai sesuatu yang wajar. Hmm, kenapa bisa seperti itu ya? Apa benar pertemanan baik antara laki-laki dan perempuan tidak mungkin ada karena pasti ada bumbu cintanya?
1. Persahabatan lebih sering berubah jadi percintaan, terutama dalam film
Cinta platonis atau cinta yang tulus tanpa imbalan apa-apa jarang sekali menjadi tema cerita dalam film yang menggambarkan persahabatan perempuan dan laki-laki. Pasti ujung-ujungnya dalam setiap persahabatan, salah satu tokohnya mencintai sahabatnya.
Contoh paling gampang ada di film "Heart", persahabatan Rachel dan Farrel yang terlihat tulus (platonis) pada akhirnya digambarkan menjadi cinta yang mengharap imbalan. Rachel menjadi sakit hati karena Farrel ternyata mencintai wanita lain.
Suguhan drama-drama mainstream seperti ini yang membentuk pola pikir bahwa persahabatan akan selalu berujung cinta. Bermula dari cemburu lalu meningkat menjadi rasa ingin memiliki. Rasanya sulit sekali menemukan cerita fiksi yang menggambarkan persahabatan seperti tokoh Hermione dan Ron dalam film "Harry Potter".
2. Konsep "tidak mungkin kalau hanya teman" sebenarnya sangat seksis
Apa yang digambarkan dalam film adalah secuil realitas yang ada di masyarakat kita. Memang benar bahwa umumnya orang jarang akan percaya apabila ada perempuan dan laki-laki yang dekat mengaku hanya sahabat.
Sadar atau tidak, sebenarnya konsep ini merendahkan perempuan. Laki-laki dianggap tidak bisa mempertahankan cinta platonis karena tergoda dengan romansa sensualnya pada perempuan. See? Perempuan dilihat sebagai objek dalam konsep ini.
Perempuan dianggap bisa berada dalam lingkaran dekat laki-laki hanya untuk hal yang bersifat romantis seperti cinta kawan jenis, atau bahkan seksual.
Sama halnya dengan laki-laki yang dianggap hanya punya satu tujuan (cinta atau seks) saat menjalin hubungan dengan lawan jenis.
3. Padahal laki-laki dan perempuan bisa berteman, tanpa embel-embel cinta
Pernah nggak, sih, dulu waktu masih sekolah kalian punya sahabat cowoklaki-laki, terus sering dibilang pacaran. Padahal kalian memang benar-benar cuma sahabat. Tahu, kan, enaknya punya sahabat cowok? Tapi sulit sekali rasanya orang menerima keadaan itu.
Parahnya karena mendengar perkataan orang, terkadang malah kita juga ikut terbawa perasaan. Padahal sebelumnya biasa saja.
Tapi coba kita lihat misalnya sahabat lawan jenis yang kita pilih itu tidak good-looking. Orang akan percaya kalau kita cuma sahabatan karena umumnya cinta dipandang akan muncul sebab fisik yang menarik.
Jadi sebenarnya bisa saja, kan, perempuan dan laki-laki pria hanya bersahabat tanpa embel-embel cinta yang romantis dan sensual. Asal, mereka tidak terpengaruh stigma yang sudah ada di masyarakat.