Akhir bulan Mei, umat Muslim sudah bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan, itu artinya makin dekat pula dengan momen lebaran. Nah, lebaran biasanya dimanfaatkan pula untuk berkumpulnya keluarga besar. Meski terkesan menyenangkan, biasanya yang masih lajang juga akan merasa nyesek ketika momen ini datang. Sebab, satu hal yang seringkali mampir di telinga ketika lebaran tiba ialah pertanyaan "Kapan nikah?" Apa kamu juga jadi salah satu responden yang ditanyai pertanyaan ini, Bela? Coba jawab dengan 7 cara di bawah ini ya!
Inget, senyuman seringkali mengandung banyak arti. Kalau kamu memang sedang malas menanggapi pertanyaan keluarga besar yang mendesak untuk segera menikah, sunggingkan saja senyuman termanismu. Daripada buang-buang tenaga meluapkan kekesalan, mending senyum aja. Lebih menyehatkan dan bikin awet muda, kan? Tenangkan dirimu dengan cara ini.
Meski ini adalah sebuah kebohongan, tapi percayalah bahwa hal ini akan menyelamatkanmu. Yakinlah, kalau jawaban sekenanya ini akan cukup sukses untuk membuat si penanya diam. Kalau dia atau mereka masih bertanya tentang tanggal, sebutkan saja tanggal sesukamu. Bukankah sejatinya jawaban "Habis lebaran" ini juga bermakna banyak? Bulan depan atau tahun depan, hingga tak terbatas kapan waktunya juga masih masuk golongan habis lebaran, kan?
Membuat semua orang mengerti dan sepemahaman denganmu memang bukan hal mudah. Tapi kalau kamu mau berusaha, tak ada salahnya kok untuk sesekali bersikap tegas pada mereka yang ikut campur dengan kehidupanmu. Jawaban sok bijak ini bisa seperti, "Setiap orang diciptakan berpasang-pasangan, jadi tak perlu khawatir karena jodoh akan datang pada waktunya nanti." Jawaban macam ini bisa kamu lontarkan kalau kamu sudah terlalu sebal. Dan bila si penanya adalah orang yang selalu bertanya di momen lebaran sebelumnya.
Jawab saja dengan kalimat "Inshaa Allah, doakan saja ya." Biasanya, kalimat ini cukup ampuh untuk membungkam mereka-mereka yang terlalu ingin tahu seputar kehidupanmu yang sejatinya itu adalah urusan Tuhanmu. Pasang wajah tegas juga saat menguapkan kalimat ini. Sebab, bahasa tubuh seperti mimik wajah akan menentukan seberapa besar bobot dari kata-kata yang kamu ujarkan itu. Kamu juga harus percaya, semakin banyak orang yang mendoakan, makin cepat pula hal baik itu datang.
Kalau yang bertanya ialah saudara jauh yang telah menikah tapi belum punya momongan misalnya, kamu bisa bertanya, "Kapan punya momongan?" Bukankah cukup sama-sama menyebalkan? Kalau yang bertanya lebih muda dan baru saja lulus kuliah, beri pertanyaan, "Sekarang kerja dimana? Senang ya udah lulus kuliah?" Sesederhana itu. Pertanyaan-pertanyaan serupa akan mengesankan bahwa hidup ini seolah selalu dikejar target yang ditentukan orang lain. Pertanyaan ini bisa membuat mereka instropeksi diri juga nantinya sebelum memberi pertanyaan serupa pada orang lain.
Bersikap cuek bisa jadi salah satu cara untuk memperlihatkan rasa tidak suka dan kesalmu kepada si penanya. Banyak orang merasa, hal paling nikmat dalam berkomunikasi adalah membuat lawan bicaramu diam nggak karuan. Ketika kamu sudah pura-pura budeg seperti Bolot, mereka akan kehabisan kata-kata dan tak akan tahu lagi hendak menjawab apa. Mungkin dia akan teriak-teriak menanyakan maksudnya apa dengan nada yang semakin keras. Akhirnya, ya akan capek-capek sendiri. Sikap ini juga bisa menyiratkan, kalau mereka tak bisa semena-mena mengatur kehidupanmu.
Ini cara terakhir kalau kamu memang sudah bosan dan tak tahan lagi dengan pertanyaan "Kapan nikah" yang selalu ditanyakan berulang. Kalau memang tersiksa, jangan lagi berpura-pura di depan mereka, pergi saja tinggalkan si penanya. Sambil ngeloyor pergi kamu bisa layangkan jawaban sarkas dengan nada bercanda, "Kalau nggak Sabtu ya Minggu," atau "Besok kalau nggak hujan," atau "Tanggal 30 Februari." Pergilah dan selamat menenangkan diri.
Jadi, sudah siap bertemu lebaran tahun ini, Bela?
