Rasa takut terhadap suatu hal sebenarnya adalah hal yang wajar dan pasti dialami oleh semua orang. Namun, bagi sebagian orang, ketakutan tersebut bisa terjadi secara berlebihan bahkan melebihi batas wajar. Adapun rasa takut atau fobia yang dialami bisa bermacam-macam, termasuk takut pada hal-hal yang irasional sekalipun.
Salah satu contoh ketakutan tersebut adalah fobia terhadap sentuhan maupun kontak fisik dengan orang lain. Berawal dari rasa takut, fobia ini juga akan menimbulkan kecemasan berlebihan seiring berjalannya waktu. Dalam kondisi demikian, tentu saja rasa takut tersebut harus dihadapi agar tidak menganggu kehidupan sehari-hari.
Fobia dan rasa takut berlebihan saat disentuh biasa dikenal dengan istilah Chiraptophobia. Selain itu, gangguan ini juga dikenal dengan sebutan haphephobia, thixophobia, dan aphenphosmphobia. Lantas, apa sebenarnya chiraptophobia dan bagaimana hal ini akan memengaruhi kehidupan seseorang? Simak pembahasannya berikut ini.
Pengertian Chiraptophobia, rasa takut terhadap sentuhan
Chiraptophobia dapat diartikan sebagai ketakutan berlebihan terhadap kontak fisik berupa sentuhan dengan orang lain. Ketakutan ini bisa dirasakan pada siapa pun di sekitarnya, termasuk keluarga hingga pasangannya. Rasa takut terhadap sentuhan tersebut biasanya ditandai dengan panik, sesak napas, berkeringat dan gemetar.
Pengidap chiraptophobia umumnya juga memiliki gangguan kecemasan jika bersentuhan, hal ini pun akhirnya dapat mengganggu kehidupannya. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk menghindari bersentuhan dan berbagai kontak fisik lainnya seperti berciuman, berpelukan, atau bahkan hubungan seksual.
Dalam kasus yang lebih serius, para pengidap chiraptophobia bahkan bisa merasa cemas hanya dengan memikirkan kontak fisik. Tak jarang pula kecemasan dan ketakutannya timbul saat melihat kontak fisik yang dilakukan orang lain, seperti misalnya adegan romantis dalam film.
Oleh karena itu, pengidap chiraptophobia seringkali mencoba menghindari orang lain karena takut akan bersentuhan. Sehingga mereka sering mengisolasi diri untuk mencari rasa aman dan terkendali. Padahal, isolasi diri justru berpotensi menimbulkan masalah mental lainnya, seperti psikosis hingga depresi.
Penyebab Chiraptophobia, muncul karena trauma
Secara umum, fobia sering kali dipicu dan disebabkan oleh trauma masa lalu yang membekas erat dalam pikiran. Trauma tersebut terjadi dalam tingkatan yang parah serta untuk waktu yang lama. Trauma ini pun bisa meliputi berbagai aspek dalam kehidupan, termasuk urusan percintaan yang berkaitan dengan chiraptophobia.
Melansir Optimist Minds, sebenarnya tidak ada alasan khusus yang menjadi penyebab munculnya chiraptophobia. Meski begitu, lingkungan dan genetik dapat menjadi faktor pemicunya. Artinya, apabila anggota keluarga memiliki riwayat gangguan kecemasan atau fobia, maka kemungkinan besar individu dapat mengembangkan chiraptophobia.
Adapun faktor lingkungan yang dimaksud ialah trauma masa kanak-kanak, pengalaman pahit dalam percintaan, pelecehan seksual, kekerasan fisik atau seksual, serta berbagai hal buruk lainnya. Semua pengalaman pahit tersebut terpendam untuk waktu yang lama hingga akhirnya menjadi rasa trauma.
Gejala Chiraptophobia menyerang fisik dan mental
Tanda-tanda atau gejala umum yang dialami oleh pengidap chiraptophobia adalah serangan panik berlebihan. Gejala chiraptophobia yang dibiarkan tentu akan menjadi semakin parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Tak hanya menyerang fisik, namun gejala chiraptophobia juga akan berpengaruh pada kondisi mentalmu.
Berikut ini beberapa tanda-tanda atau gejala umum dari chiraptophobia:
- Kecemasan parah hanya dengan memikirkan sentuhan
- Otot tegang dan nyeri tubuh
- Sesak napas dan sensasi tersedak
- Tekanan darah tinggi
- Mual, berkeringat hingga pingsan
- Pusing, gelisah dan gugup
- Sulit berkonsentrasi
- Menghindari orang dan pertemuan sosial
- Tidak ingin dipeluk, dicium, atau berhubungan seksual
Untuk mencegah gejala chiraptophobia semakin buruk dan mengganggu kehidupan sehari-hari, cobalah berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog untuk membantu mengurangi gejalanya.
Cara mengatasi Chiraptophobia, tekad kuat akan membantu
Pengidap chiraptophobia sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah kondisi menjadi semakin parah. Sebab, seiring berjalannya waktu fobia ini akan menimbulkan gangguan seperti sering merasa kesepian, anti sosial, dan bermasalah dalam menjalani hubungan.
Selain berkonsultasi dan menerima perawatan dari ahlinya, pengidap chiraptophobia juga harus memiliki tekad dan usaha yang kuat untuk mengatasi fobianya. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Psikoterapi eksposur
Terapi eksposur berfokus untuk membantu pengidap chiraptophobia agar bisa mengubah responsnya terhadap hal-hal yang ia takuti. Terapi ini mengharuskan pasien untuk berulang-ulang menghadapi hal dan situasi yang ditakutinya. Tujuannya, agar bisa membantu pasien untuk mengelola kecemasannya secara bertahap.
- Meditasi
Selain terapi, meditasi dan menenangkan diri juga bisa menjadi cara mengatasi chiraptophobia. Melalui relaksasi, pasien akan menumbuhkan pikiran positif dan membangkitkan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini pun akan membantunya berhenti memikirkan pikiran negatif dan ketakutannya.
- Olahraga teratur
Terakhir, olahraga secara teratur juga bisa membantu kamu mengatasi chiraptophobia. Sebab, melalui olahraga, tubuh dan jiwamu akan menjadi kuat sehingga tidak mudah mengalami gangguan mental. Tentu saja, cara ini harus diimbangi dengan pola makan sehat, seperti makan buah dan sayur-sayuran.
Itulah dia pembahasan lengkap untuk mengenal chiraptophobia sebagai salah satu fobia dan ketakutan irasional, tepatnya takut terhadap sentuhan.