Saudara kandung bisa menjadi seseorang yang kamu andalkan selain orangtua. Bersamanya, kamu bisa membuat kenangan yang menyenangkan dan menjadi tempat bersandar untuk mencari dukungan selama masa-masa sulit.
Namun, seperti jenis hubungan lainnya, hubungan dengan saudara kandung juga membutuhkan rasa saling menghormati, kepercayaan, dan komunikasi yang sehat.
Terkadang, elemen-elemen dasar itu tidak bisa terwujud karena saudara kandung kamu yang ternyata toxic. Dia atau mereka tidak peduli seberapa keras kamu mencoba membangun ikatan yang kuat dengannya.
Menurut terapis Rachel Goldberg, LMFT, saudara kandung bisa dianggap toxic jika kata-kata dan tindakannya secara konsisten berdampak negatif pada mental, emosional, dan terkadang kesejahteraan fisikmu.
Bahkan, perilaku saudara kandung yang toxic juga dapat berdampak negatif terhadap seluruh dinamika keluarga.
Kalau kamu masih belum yakin apakah saudara kandung kamu termasuk yang toxic atau bukan, berikut beberapa tandanya.
1. Terus-menerus mengkritikmu
Apakah saudara kandungmu, baik laki-laki atau perempuan, sering membuat komentar yang meremehkan tentang penampilan fisik, karier, situasi keuangan, atau pilihan hidupmu?
Jika iya dan si saudara kandung ini tampaknya selalu tidak setuju dengan hidupmu, maka para ahli bilang itu adalah red flag yang besar.
Natalie Rosado, LMHC, pemilik dan pendiri Tampa Counseling Place, salah satu contoh perilaku dari saudara kandung yang toxic adalah mengejek berat badan atau prestasimu.
"Perilaku ini beracun karena menurunkan harga dirimu dari waktu ke waktu," jelasnya.
2. Semua hal jadi kompetisi
Tidak bisa dipungkiri, di antara saudara kandung pasti ada dosis kecil persaingan. Ini merupakan hal yang normal. Namun, jika saudara kandung terlalu kompetitif denganmu tentang segala hal, itu bisa terasa sangat melelahkan dan membuat frustrasi.
Misalnya, saat kamu mendapatkan promosi pekerjaan, bukannya memberi selamat kepadamu, tetapi saudara kandung justru menggunakan kesempatan ini untuk membicarakan tentang seberapa baik kinerjanya di tempat kerja.
Contoh yang lebih ekstrem adalah saudara kandung yang malah menyebarkan kabar buruk untuk merusak reputasimu dan membuat dirinya terlihat lebih baik.
"Saudara kandung yang terus-menerus membandingkan dirinya denganmu dapat membuatmu merasa seperti harus selalu membuktikan nilai dirimu sendiri," kata Rachel.
Akhirnya, sikap seperti ini dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan harga diri yang rendah padamu.
3. Sering memanipulasi
Manipulasi dari saudara kandung bisa datang dalam berbagai bentuk. Misalnya:
- Terus-menerus membuatmu merasa bersalah sehingga kamu mau melakukan sesuatu untuknya.
- Membuatmu percaya bahwa dia tidak pernah melakukan atau mengatakan sesuatu yang menjengkelkan.
- Terus-menerus playing victim untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
- Mendiamkanmu selama argumen untuk mempertahankan posisi kekuasaan.
Rachel dan Natalie bilang, semua perilaku di atas sangat beracun karena dapat memanipulasi perilakumu dengan cara yang tidak kamu inginkan dan sesuai dengan tujuan, kebutuhan, keinginan, dan nilai-nilai dirimu.
4. Selalu berhati-hati saat berada di sekitarnya
Jika kamu harus memperhatikan setiap hal kecil yang kamu lakukan atau katakan di sekitar saudara kandung, Rachel mengatakan bahwa itu adalah red flag lain yang harus diperhatikan.
Kamu mungkin merasa harus ekstra hati-hati saat dekat saudara kandung karena kemarahannya bisa meledak-ledak atau tidak pernah yakin apa yang akan menyebabkan reaksi emosional yang intens darinya.
Apa pun itu, sikap seperti ini bisa membuatmu tidak dapat memiliki hubungan yang sehat dengan saudara kandung karena kamu tidak bisa bersikap jujur kepadanya.
Padahal, kamu seharusnya bisa memberitahu apa yang kamu pikirkan dan rasakan kepada saudara kandung tanpa takut akan serangan balik.
5. Berulang kali melanggar batas yang kamu miliki
Misalnya, kamu memberi tahu saudara kandung kalau dia tidak bisa meneleponmu setelah jam 10 malam kecuali dalam keadaan darurat atau mampir ke rumahmu tanpa pemberitahuan.
Lalu, lihat bagaimana responsnya. Apakah dia mampu menghormatinya? Atau justru dia malah marah atau mengabaikannya?
"Melanggar batasan itu toxic karena mengirimkan pesan bahwa apa yang kamu katakan tidak penting," Rachel menjelaskan.
Menurutnya, jika saudara kandung terus-menerus melanggar privasimu, seperti mengambil barang-barangmu tanpa bertanya, itu dapat membuatmu percaya bahwa kamu tidak dapat mempercayai orang lain untuk menghormati keputusanmu.
6. Tidak menunjukkan empati apa pun kepadamu
Kasih sayang adalah jalan dua arah dalam hubungan, termasuk di antara saudara kandung. Sama seperti kamu menunjukkan empati kepadanya ketika dia mengalami kesulitan, kamu juga berhak menerima hal yang sama sebagai balasannya.
Natalie mengatakan, "Saudara kandung yang toxic mungkin kurang empati dan gagal mengakui atau memvalidasi perasaan saudara kandungnya."
Ketika dia gagal untuk mengakui atau langsung mengabaikan emosimu, dia juga tidak akan menawarkan dukungan yang sangat kamu butuhkan selama masa-masa sulit. Ini yang membuat hubungan terasa sepihak.
Perilaku ini mungkin berakar pada kecenderungan narsistik, yang artinya si saudara kandung mengharapkan kebutuhannya didahulukan.
Namun, apa pun alasannya sikap toxic ini tentu saja menyakitkan karena saudara kandung yang kamu cintai tidak bisa menunjukkan rasa hormat kepada dirimu.