Tak ada yang lebih buruk dari patah hati, apa pun penyebabnya. Kamu nggak bisa makan. nggak bisa tidur, atau bahkan bersikap seperti biasanya. Ditambah lagi kamu merasa kondisi tubuh selalu nggak fit.
Kabar baiknya, kamu nggak sendirian dan wajar jika kamu merasakan semua itu. Patah hati merupakan kondisi psikologis yang dapat memiliki konsekuensi biologis.
“Meski biasanya tidak dikenali secara klinis sebagai gangguan mental, tetapi dianggap sebagai pengalaman yang sangat nyata,” kata Shelley Sommerfeldt, PsyD, seorang psikolog klinis dan pelatih hubungan.
Gejala sakit setelah putus cinta
Sarah Gundle, PsyD, seorang psikolog klinis yang berspesialisasi dalam putus cinta dan trauma, juga setuju dengan pendapat tersebut.
Menurutnya, rasa sakit yang dirasakan saat patah hati merupakan respons biologis yang dapat menghasilkan sejumlah gejala fisik, seperti jantung berdebar-debar, sesak napas, sakit perut, kurang tidur, dan depresi.
Beberapa reaksi biologis yang sangat fisik, yang mungkin kamu alami saat patah hati adalah:
- Kesulitan tidur
- Kegelisahan
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Meningkatnya air mata
- Nyeri atau ketegangan di dada
- Suasana hati dan nafsu makan berubah
Dalam kasus yang lebih parah, kamu mungkin juga mengalami peningkatan depresi dan kecemasan, kata Sarah.
Cara agar sembuh dari sakit patah hati
Sayangnya, sembuh dari sakit ini nggak semudah meminum obat untuk mengatasi flu. Namun, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk membantu diri sendiri melewati masa sulit ini.
Shelley dan Sarah menyarankan beberapa pilihan, seperti di bawah ini.
1. Ekstra merawat diri
Merawat diri sendiri adalah salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan saat mengalami patah hati. Jika kamu nggak tidak yakin harus mulai dari mana, pikirkan aktivitas yang membuatmu merasa bahagia dan rileks.
“Beberapa contohnya adalah berolahraga, membaca, membuat jurnal, bermeditasi, makan makanan sehat, dan mendengarkan musik yang menenangkan,” kata Shelley.
Aktivitas ini juga dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian untuk membantumu memusatkan pikiran pada topik yang berbeda daripada merenungkan minat cintamu.
2. Tetapkan batasan yang jelas untuk diri sendiri
Jangan lagi mengirim chat ke mantan atau stalking akun Instagram-nya. Ini saatnya untuk menetapkan beberapa batasan. Baik Shelley atau Sarah setuju bahwa menjauhkan diri dari “sumber penyakit” dapat membantu mendorong proses penyembuhan.
Jika perlu mute, berhenti follow, atau blokir akun media sosial mantan agar kamu nggak perlu mengingat atau melihatnya.
Di luar media sosial, ada cara lain untuk menjauhkan diri. Misalnya, menyingkirkan foto yang kamu dan dan buang semua barang yang berhubungan dengan mantan.
3. Melatih mindfulness
Latihan seperti meditasi dan melatih rasa syukur dapat membantu “utuh” kembali, bahkan mengalihkan perhatianmu dari semua pikiran negatif yang dapat ditimbulkan karena patah hati.
Jika kamu baru berlatih mindfulness, Sarah merekomendasikan untuk mengunduh aplikasi mindfulness atau meditasi terpandu. Faktanya, para peneliti telah menemukan bahwa hal ini bahkan dapat mengurangi kecemasan dan depresi, yang disebabkan patah hati.
4. Luangkan waktu bersama keluarga dan teman
Bersandar pada orang-orang yang mendukungmu sangat penting selama masa-masa sulit, terutama setelah putus cinta.
“Berbicara tentang apa yang kamu alami dan bagaimana perasaanmu merupakan bagian penting dari memproses dan melepaskan emosi,” kata Shelley.
Berada bersama orang yang kamu sayangi (dan yang menyayangimu!) dapat membantu meningkatkan suasana hati secara keseluruhan, tambahnya.
Bahkan hanya bertelepon singkat dengan sahabat dapat membantumu merasa tidak terlalu sendirian.
5. Cari profesional
Jika gejala patah hati sangat parah atau memburuk—atau jika tidak satu pun dari cara di atas berhasil, mungkin ada baiknya mencari dukungan dari terapis atau profesional kesehatan mental.
Shelley bilang, orang-orang ini dapat memberimu cara terbaik untuk menyembuhkan atau bahkan hanya mendengarkan apa yang kamu rasakan.
Sama seperti waktu yang dibutuhkan orang untuk jatuh cinta yang berbeda-beda, waktu orang merasakan patah hati juga berbeda.
Ingatlah bahwa sangat normal jika hatimu perlu beberapa saat untuk merasa utuh kembali. Namun, hal itu pasti akan terjadi.