Menjalin hubungan dengan teman terbaik, memang menjadi salah satu momen terbaik dalam hidup. Nggak hanya menjadi teman baik, ia juga menjadi pasangan yang paling mengerti dirimu. Pun nggak perlu menghabiskan banyak waktu dalam tahap perkenalan. Sebab kalian berdua sudah saling mengenal bahkan nggak perlu menutupi diri sendiri dengan bersikap jaim. Namun, nggak ada yang menjamin kalau hubungan asmara dengan teman terbaik dapat bertahan lama. Ya, kan?
Kemungkinan putus itu tetap ada, Bela. Ketika itu terjadi, rasanya—nggak memungkiri—akan sangat menyakitkan. Sebaik-baiknya berpisah dengannya, luka itu tetap terasa di hati. Melansir dari Elite Daily, ada beberapa fase yang akan kamu alami saat putus dengan teman terbaikmu sendiri.
Hal pertama yang akan kamu alami ketika putus dengan pasangan sekaligus teman terbaikmu sendiri adalah rasa penolakan. Kamu menolak kenyataan kalau kamu dengannya bukan untuk satu sama lain, menolak kalau hubungan telah berakhir. Kamu nggak ingin melepaskan hubungan yang telah terjalin di antara kalian berdua, baik itu percintaan maupun persahabatan. Sebab dengan berakhirnya kisah kasih itu, besar kemungkinan persahabatan yang telah terjalin bertahun-tahun sebelumnya turut menemui penghujung cerita.
Kemudian, kamu mulai meragukan alasan yang kamu atau dirinya gunakan untuk mengakhiri hubungan. "Kalau aku dan dirinya bisa berteman dengan baik, mengapa hal itu nggak bisa terjadi dalam hubungan percintaan?" tanya hati kecilmu. Ada kebingungan yang kamu rasakan, dan kamu nggak tahu cara untuk move on dari mantanmu itu. Juga, kamu mulai memikirkan kelanjutan persahabatan yang sebelumnya telah kalian bangun.
Setelah putus, kamu akan selalu merindukan mantanmu. Ia adalah satu-satunya orang yang menjadi tempatmu berbagi cerita, dan kini kamu nggak bisa melakukan hal itu dengannya. Pikiranmu mulai membayangkan rutinitas hari-hari selanjutnya tanpa sosok dirinya, mempertanyakan kabarnya, dan merasa ada yang hilang dari dalam hidupmu. Setelah putus, beberapa hari ke depan akan selalu diisi dengan tangis air mata.
Ada kalanya hatimu merasa ingin bersikap biasa saja pada mantan, seakan putus dan luka hati itu nggak pernah terjadi. Kamu bisa mengobrol lagi dengan mantan walau hatimu siap, namun itu akan membawamu pada kesedihan dan kebimbangan. Kamu ingin merasakan kembali kedekatan yang pernah terjadi di antara kamu dan mantanmu, yang juga adalah teman baikmu. Kenyataannya, dirimu menolak jika sudah move on darinya, dan mungkin nggak memberikan waktu yang cukup untuk membenahi maupun menenangkan diri sendiri setelah putus.
Setelah melalui empat fase sebelumnya, kamu akan merasakan penerimaan. Fase terakhir ini dapat terjadi kapanpun karena masing-masing orang memiliki waktunya sendiri untuk move on. Pada momen ini, kamu telah menerima kenyataan kalau teman terbaikmu bukan lagi pasangan, melainkan mantan. Kamu belajar dari hubungan bersamanya dan menjadi lebih dewasa. Nggak menutup kemungkinan, kamu dan mantan bisa menjalin persahabatan baik seperti dulu lagi. Namun untuk sekarang, kamu menerima kalau semuanya sudah berakhir.
Teman terbaik memang bisa mengisi posisi pasangan dalam kisah cintamu. Namun, nggak ada yang menjamin jika hubungan akan berjalan sukses dan langgeng, seperti cerita persahabatanmu dengannya. Ketika hubungan asmara itu berakhir, besar kemungkinan hubungan pertemananmu turut menemui penghujung cerita. Karena itu sebelum memutuskan untuk menjalin kasih dengan teman baik, pertimbangkan segala sesuatunya dengan bijak, Bela.
