Teman curhat soal pasangan dan hubungannya merupakan hal yang wajar terjadi. Namun jika dirinya selalu menceritakan soal masalah yang terjadi dalam hubungannya, atau bahkan terus mengeluhkan pasangannya padamu, lama-kelamaan bisa mengganggu hubunganmu dengannya. Apalagi jika satu waktu dia bicara buruk tentang si pacar, eh besoknya sudah bermesraan lagi.
Curhat teman soal hubungannya padamu dapat menjadi sebuah kegiatan yang kurang produktif karena ia lebih memilih untuk mengeluhkannya padamu ketimbang membicarakan dan menyelesaikannya dengan pasangan. Lalu, bagaimana cara menghadapi teman yang selalu curhat soal hubungannya padamu? Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan.
1. Jangan takut membuat beberapa peraturan
Hubungan yang sehat, termasuk hubungan pertemanan, sudah seharusnya dapat membangun peraturan untuk membentuk batasan yang sehat. Jadi, nggak masalah jika kamu ingin membuat aturan waktu untuk teman curhat mengenai pasangannya. Misalnya, kamu bisa mengatakan, "Sepertinya setiap bertemu, kamu selalu membicarakan soal hubunganmu saja. Akan lebih baik jika kita bisa saling menceritakan kehidupan kita di samping kehidupan percintaanmu itu."
2. Menahan diri untuk memberikan nasihat
Tahan diri untuk memberikan nasihat padanya, kecuali jika ia memang memintanya darimu. Tentu, setelah mendengarkan keluh kesahnya, kamu ingin sekali membantu memberikan nasihat atas masalahnya.
Namun, nasihatmu yang mungkin menurutmu adalah solusinya, boleh jadi bukan yang terbaik untuk temanmu dan pasangannya. Ingat kalau bukan dirimu yang menjalani hubungan, bukan kamu yang merasakan dinamika percintaan tersebut. Jadi, jangan memaksanya untuk melakukan sesuatu.
3. Menyarankannya untuk curhat pada tenaga profesional
Teman yang baik akan selalu mendengarkan temannya yang sedang memiliki masalah, memberikan bahu untuk bersandar dan memberikan pelukan untuk menenangkan. Namun, teman nggak sama dengan terapis. Jadi, kamu mungkin hanya bisa membantu sekadar mendengarkan. Jika merasa masalah dalam hubungan temanmu itu cukup berat, sarankan dirinya untuk menemui tenaga profesional, seperti terapis atau konselor. Tentu saja, mereka dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh temanmu.
4. Memberi dukungan jika teman terjebak dalam toxic relationship
Ada perbedaan besar antara teman yang mengeluhkan kebiasaan buruk pasangannya dan teman yang merasa terancam kesehatan mental maupun fisiknya. Banyak korban dari hubungan dengan kekerasan enggan terbukan dengan orang-orang di sekitarnya. Jadi jika temanmu menceritakan masalah dalam hubungannya, dan kamu merasa dirinya telah terjebak dalam hubungan dengan kekerasan atau dia sendiri merasa seperti itu, jadilah teman yang mampu memberikan dukungan, Bela. Jadilah teman yang dapat memberikannya perlindungan, mau mendengarkannya, dan menawarkan bantuan agar ia bisa keluar serta move on dari hubungan tersebut.
5. Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini
Memang ada saatnya teman berkeluh kesah tentang hubungannya, begitu pun dirimu. Namun terapis mengatakan kalau teman sudah melewati batas normal, kamu harus menghadapinya dengan cara-cara yang disebutkan di atas. Bagaimana menilainya? Coba jawab pertanyaan ini: Seberapa sering teman curhat soal hubungannya saat bertemu denganmu? Apa hanya membicarakan hubungannya atau juga menceritakan aspek kehidupannya yang lain? Seberapa sering ia menanyakan tentang dirimu? Apa temanmu menceritakan isu yang sama setiap saat dan mengabaikan nasihat yang kamu berikan padanya?
Jangan menganggap remeh keluhan teman mengenai hubungannya karena itu dapat berdampak buruk pada hubungan pertemanan kalian. Karena itu, buat batasan yang jelas, dan coba menyarankannya untuk menemui konselor hubungan jika merasa masalah tersebut sudah membutuhkan bantuan profesional. Ketika mengetahui kalau temanmu terjebak dalam hubungan abusif, berikan dukungan penuh pada dirinya.