Jika berbicara tentang menikah muda, tentu kamu pasti teringat langsung dengan kasus perceraian yang menimpa putri pengacara kondang, Sunan Kalijaga, Salma Fina Sunan. Berita ini sempat menghebohkan netizen karena Salma menikah di usia belia. Sayangnya, pernikahan itu tak berlangsung baik dan baru tiga bulan berjalan sudah banyak isu miring yang berujung perceraian di rumah tangga mereka. Para netizen pun berpikir bahwa salah satu alasannya terletak pada usia mereka. Salma yang baru 18 tahun dan Taqy berusia 21 tahun dinilai belum sanggup untuk menjalani biduk rumah tangga.
Sebenarnya menikah bukan hanya tentang cinta, melainkan juga tentang kesiapan dan persiapan. Tidak hanya dari segi pesta, tempat atau resepsi, lebih dari itu pernikahan juga terkait dengan persiapan mental lahir dan batin. Banyak risiko dan masalah yang akan tumbuh jika kamu tidak mempersiapkan pernikahan secara mental dengan baik. Berikut tujuh diantaranya. Berikut tujuh risiko yang harus dihadapi ketika kamu punya keinginan untuk menikah muda.
1. Kehilangan masa muda
Dengan memutuskan menikah di usia muda, maka kamu juga harus siap untuk kehilangan segala aktivitas menyenangkan di masa mudamu seperti berkumpul bersama teman, jalan-jalan, atau malas-malasan di akhir pekan. Kamu sudah punya tanggung jawab yang harus kamu urus setiap hari atau bahkan jam. Sudah siap, Bela?
2. Pemikiran belum matang
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Rasa ingin tahu yang tinggi menjadi dasar dari segala tindakan yang dilakukan. Emosi yang diluapkan pun belum bisa dikelola dengan baik. Dewasa memang bukan masalah usia, tapi secara tindakan dan pemikiran. Jika ada remaja yang sudah siap mental dan mempunyai pemikiran yang matang terhadap segala permasalahan yang terjadi, it's okay jika ia memutuskan untuk menikah. Jika sebaliknya, maka memperbaiki diri adalah keputusan yang paling terbaik.
3. Merepotkan orang tua atau orang sekitar
Terbiasa tinggal dengan orang tua akan membuatmu merasakan perbedaan yang sangat signifikan ketika berumah tangga. Kalau kamu belum menyiapkan kehidupan pernikahanmu dengan baik maka mau sampai kapan akan mengandalkan orang tua?
4. Tidak mandiri
Bergantung dengan orang tua dan harus hidup sendiri bahkan mengatur sebuah keluarga agar berjalan dengan baik. Itu membutuhkan adaptasi yang luar biasa pastinya. Sifat manja dan bergantungmu terhadap orang tua, karena jika kamu tidak mandiri dan terus mengandalkan orang tua maka itu akan memberikan efek buruk pada pernikahanmu kelak.
5. Mengorbankan pendidikan dan karier
Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) juga mengungkapkan bahwa pernikahan usia belia berpotensi meningkatkan angka putus sekolah dan kemiskinan akibat perampasan hak anak untuk meraih pendidikan dan berkembang. Anak remaja pada umumnya belum memiliki keuangan yang stabil dan belum yakin benar soal karier dan masa depan — belum lagi masih harus dihadapkan dengan tekanan dari orangtua, sekolah dan/atau kuliah. Memang Tidak semua orang yang menikah harus berhenti dalam pendidikan maupun kariernya. Namun, rela mengorbankan pendidikan dan karier adalah sebuah risiko yang akan kamu hadapi pada suatu keadaan jika kamu menikah muda, terutama bagi wanita. Oleh karena itu, hal ini harus dipikirkan secara matang agar kamu dapat membagi fokus antara keluarga, pendidikan dan juga karier.
6. Rentan terhadap perceraian
Pada usia sebelum tahun 21 tahun, mental remaja belum sepenuh siap untuk menjalani rumah tangga. Karena di usia tersebut proses pembelajaran remaja menjadi individu dewasa belum selesai. Keinginan untuk belajar dan mencari jati diri masih berpengaruh kuat pada diri seorang remaja.
7. Risiko kesehatan
Sementara dari sisi fisik, sistem reproduksi remaja perempuan belum sepenuhnya matang. Ketika harus menikah di usia dini, risiko kelahiran prematur, angka kematian ibu serta bayi pun tinggi. Tidak hanya itu, ada penyakit lain seperti kanker serviks untuk wanita.
Kalau menurut kamu gimana, apakah kamu pro atau kontra tentang menikah muda? Bagikan pemikiranmu di kolom komentar, ya!