Belakangan ini, pembahasan mengenai seseorang dengan kepribadian narsistik semakin ramai diperbincangkan. Kecenderungan sikap mereka yang manipulatif dan toxic itulah yang membuat media sosial begitu diramaikan dengan pembahasan seputar narsisme. Tapi, belum banyak yang membahas seputar kepribadian yang berbanding terbalik dari narsisme, yaitu echoisme.
Istilah echoisme sendiri diciptakan oleh psikolog klinis dan pakar narsisme, Craig Malkin, Ph.D, yang diartikan sebagai sebuah kepribadian di mana seseorang memiliki rasa takut berlebihan untuk terlihat narsistik. Seorang echoist takut untuk menjadi pusat perhatian, berbeda dari orang-orang narsistik yang selalu ingin mendapat sorotan.
Nah, di kesempatan kali ini Popbela akan bahas 5 tanda seorang echoist, dikutip dari laman Mind Body Green. Apa saja? Yuk, langsung simak ulasannya berikut ini.
1. Takut akan sorotan
Berbeda dengan seorang narsistik yang sangat membutuhkan dan menyukai sorotan, seorang echoist nyatanya sangat takut untuk menjadi pusat perhatian orang lain. Yup, hal ini berakar dari kewaspadaan seorang echoist agar orang lain tidak menganggapnya sebagai seorang yang narsistik.
Di samping itu, jika orang-orang narsistik sangat menggebu-gebu untuk menunjukkan pencapaian yang mereka miliki, para echoist malah menganggap bahwa mengakui prestasi atau bahkan kebutuhan yang mereka miliki akan membuat mereka merasa egois, tidak pantas, hingga bersalah.
2. Kerap mendahulukan kebutuhan orang lain
Kita tahu bahwa setiap orang punya hak yang sama untuk menyampaikan kebutuhan serta keinginannya masing-masing. Kita pun nggak perlu merasa bersalah karenanya, apalagi menjelaskan secara mendetail mengapa kita memiliki kebutuhan tersebut.
Namun, para echoist melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Apa pun kebutuhan dan keinginan yang mereka miliki, para echoist merasa perlu untuk menjelaskan mengapa mereka memiliki kebutuhan atau keinginan tersebut kepada orang lain.
Para echoist juga selalu mendahulukan kebutuhan orang lain, ketimbang kebutuhan mereka sendiri. Mereka juga paling handal untuk mengurus orang lain dan bahkan sampai memecahkan masalah mereka.
3. Punya batasan yang longgar
Memiliki batasan yang sehat adalah kunci supaya kebutuhan kita bisa senantiasa terpenuhi dan agar orang lain tidak bisa bertindak semena-mena terhadap kita. Kendati demikian, para echoist merasa kesulitan untuk memiliki batasan atau mempunyai batasan yang longgar.
Sering kali para echoist juga merasa nggak pantas untuk punya batasan personal yang sehat. Mereka pun kerap mempertanyakan apakah mereka sebenarnya layak untuk memiliki batasan atau tidak.
4. Sengaja untuk tidak menonjolkan diri
Apabila seorang narsistik dikenal dengan sikap arogannya dan ingin menonjolkan diri, berbanding terbalik dengan para echoist yang berusaha untuk menunjukkan betapa tidak sombongnya mereka. Meskipun terlihat baik, tapi sikap ini malah sering kali merugikan mereka.
Contohnya, ketika ada seseorang yang memberikan pujian kepada para echoist, daripada menerima dan berterimakasih atas pujian tersebut, mereka malah mengecilkan diri dengan ucapan seperti, "Kamu terlalu berlebihan" atau "Biasa saja, kok."
5. Enggan meminta bantuan
Tanda lainnya dari seorang echoist adalah berusaha untuk tidak pernah meminta bantuan kepada orang lain.
Sebagai manusia, sudah sewajarnya apabila kita kerap kali membutuhkan bantuan dari orang lain. Tetapi, para echoist tidak sependapat dengan hal tersebut.
Daripada meminta bantuan orang lain, mereka malah berusaha untuk menyelesaikan masalah orang lain. Ini sebenarnya merupakan strategi bawah sadar mereka untuk mencegah penolakan sembari mengalihkan perhatian dari tuntutan dan kekhawatiran yang mereka miliki.
Itulah tadi 5 tanda seorang echoist. Bagaimana menurutmu, Bela?