Kita semua pasti setuju bahwa membantu orang lain merupakan salah satu sikap yang terpuji. Dengan membantu orang lain, akan membuatmu merasa lebih baik tentang diri sendiri, meningkatkan rasa optimisme dalam diri, hingga membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Belum lagi saat membantu orang lain, Tuhan dengan janji-Nya akan mengembalikan kebaikanmu itu dengan keberkahan hidup yang melimpah.
Namun, meski banyak hal positif yang akan kamu dapatkan saat membantu orang lain, ada kalanya kamu juga perlu 'berhenti' untuk menolong orang lain, Bela.
Lho kok, gitu?
Yup, dalam beberapa situasi, kamu sebenarnya perlu berhenti menolong orang lain, demi kesejahteraan dirimu sendiri.
Lantas, apa saja tanda kamu perlu 'berhenti' menolong orang lain?
Dikutip dari laman A Conscious Rethink, kita simak sama-sama, yuk, ulasannya berikut ini!
1. Menolong orang lain terasa seperti kewajiban bagimu
Meskipun menolong orang lain adalah perilaku yang terpuji, tapi penting kamu sadari, apakah keinginanmu membantu terasa seperti kewajiban, yang berarti saat kamu langgar membuatmu merasa bersalah, atau didasari perasaan sukarela dan tulus hati.
Kalau kamu merasa berkewajiban menolong orang lain, ini rentan membuatmu mengabaikan kebutuhan diri serta menciptakan rasa kesal dan frustrasi.
2. Kamu mengabaikan moral dan nilai-nilaimu
Kamu perlu berhenti menolong orang lain jika hal itu mengorbankan moral dan nilai-nilai yang kamu pegang. Misalnya, saat temanmu berbohong dan memintamu untuk membantu menutupinya, ketimbang melindungi dia, biarkan dia bertanggung jawab atas kebohongan yang ia perbuat.
Kalau kamu membantunya dalam situasi seperti ini, kamu hanya membantunya untuk menjadi sosok yang selalu berbohong. Ingatlah untuk terus meyakinkan diri bahwa memprioritaskan nilai-nilai kejujuran adalah hal yang perlu kamu tegakkan.
3. Orang yang kamu tolong nggak mau berubah
Ada banyak orang yang ingin dibantu, tetapi nggak mau menolong dirinya sendiri. Dalam kasus seperti ini, kamu perlu berhenti untuk menolong orang lain, Bela. Karena ketika kamu menggunakan energi dan waktumu untuk orang lain yang nggak mau berubah menjadi lebih baik, hanya akan membuatmu merasa frustrasi dan kelelahan.
Wajar saja jika terkadang kamu ingin menjadi 'pembimbingnya' untuk berubah menjadi yang lebih baik. Namun kamu perlu ingat, perubahan pada diri seseorang hanya bisa terjadi jika ia benar-benar menyadari dan mau mengubahnya.
4. Orang yang kamu tolong tanpa henti membuat konflik
Membantu seseorang yang kerap menciptakan konflik hanya akan menguras energimu secara mental dan emosional. Orang-orang seperti inilah yang nggak perlu kamu tolong.
Memberikan dukungan memang penting, tetapi kalau kamu melakukannya kepada orang yang gemar berkonflik, justru hanya akan mengganggu ketenangan pikiranmu.
Saat kamu menjauh dari orang-orang yang terus-menerus menciptakan 'drama', besar kemungkinan dia akan merefleksikan diri dan mengambil tanggung jawab atas perilakunya. Sikapmu yang seperti inilah yang sebenarnya jadi pertolongan penting baginya.
5. Orang yang kamu bantu nggak menghargaimu
Pasti rasanya mengesalkan saat orang yang kamu tolong nggak bisa menghargaimu. Memang sih, menolong orang itu perlu didasari keikhlasan. Namun, kalau orang yang kamu bantu malah jadi seenaknya, kamu harus berhenti untuk menolongnya, Bela.
Dengan mengambil langkah mundur, kamu membantunya untuk menghargai pertolonganmu, bersikap lebih mandiri dan bertanggung jawab, serta mendorongnya untuk lebih banyak merasa bersyukur.
6. Pertolonganmu menghambat pertumbuhannya
Menolong orang lain terkadang bisa menghambat pertumbuhan pribadinya.
Yup, dalam beberapa situasi, membantu orang lain bisa membuatnya nggak mandiri dan ketergantungan padamu.
Ada saatnya kamu perlu mundur sejenak dari menolong orang lain agar dia bisa bertumbuh dan merasa lebih berdaya. Bukan, mundur sejenak bukan berarti menunjukkan kalau kamu nggak peduli atau terkesan meninggalkan mereka, kok. Justru ini cara terbaik untuk membantunya meningkatkan ketahanan diri saat menghadapi berbagai permasalahan.
7. Kamu jadi menciptakan hubungan yang kodependen
Kodependensi ialah kondisi psikologis di mana seseorang dengan harga diri rendah memiliki keinginan kuat untuk divalidasi oleh orang lain yang cenderung manipulatif, dengan cara memberinya bantuan.
Hubungan kodependen akan membuatmu mengabaikan kebutuhanmu dan membiarkan sosok manipulatif untuk terus memanfaatkanmu.
Kalau kamu menyadari berada dalam hubungan yang kodependen, penting untuk mencari dukungan, menetapkan batasan yang jelas, dan melakukan refleksi diri guna keluar dari pola kodependensi. Dengan demikian, kamu bisa mendorong pertumbuhan dan kemandirian, baik untukmu maupun orang lain.
8. Orang yang kamu tolong memanfaatkan kebaikanmu
Faktanya, ada saja seseorang yang memanfaatkan kebaikanmu ketika kamu menolongnya. Ini memungkinkan kesejahteraan dan harga dirimu terkikis.
Untuk itulah, saat kamu menyadari seseorang mengeksploitasi bantuanmu dan mengambil keuntungan dari niat baikmu, menjauhlah darinya dan pasang batasan kalau kamu berhak diperlakukan dengan hormat.
Penting untuk kamu ingat bahwa kamu berhak melindungi kesehatan emosional dan mentalmu, salah satunya dengan cara menjauhi orang yang gemar memanfaatkanmu.
9. Orang yang kamu tolong mengabaikan batasanmu
Ketika seseorang melanggar batasanmu secara terus-menerus, besar kemungkinan menciptakan perasaaan benci serta frustasi.
Maka dari itu, ketika seseorang yang kamu bantu kerap melanggar batasan yang sudah kamu tetapkan, kamu berhak untuk berhenti menolongnya. Tegaskan padanya bahwa kamu wajib dihargai dan batasanmu nggak boleh dilanggar.
Dengan penegasan semacam ini, akan memungkinkan kamu membangun dinamika hubungan yang jauh lebih sehat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berhenti menolong orang lain dalam konteks di atas sangat diperlukan, guna menjaga kesehatan mental dan emosionalmu. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!