Bela, apakah kamu seorang yang sensitif? Menjadi orang yang sensitif memang memiliki tantangannya sendiri. Di satu sisi, mereka memiliki kelebihan karena dikenal sebagai sosok yang kreatif, punya kejujuran serta tingkat empati yang tinggi. Namun di sisi lain, mereka rentan akan masalah kecemasan dan mudah merasa tersakiti secara emosional, atau disebut sebagai seorang yang memiliki emotional oversensitivity.
Bagi mereka yang nggak punya sensitivitas tinggi, sering kali tidak menyadari bahwa ada ucapan atau perilakunya dapat menyakiti hati seorang yang sensitif. Padahal, sangat mungkin bahwa mereka nggak bermaksud untuk menyakiti.
Nah, jika kamu seorang yang sangat sensitif secara emosional, Popbela punya 5 cara yang bisa kamu gunakan untuk menghadapinya, biar kamu nggak terus-terusan mudah sakit hati, melansir berbagai sumber. Simak poin-poinnya di bawah ini, ya!
1. Bila kamu merasa tersakiti, coba tanyakan pada diri sendiri, apakah orang tersebut sengaja menyakitimu?
Hal pertama adalah, coba kesampingkan rasa sakitmu sejenak dan lihatlah situasi dari sudut pandang orang lain. Kamu bisa berikan pertanyaan pada dirimu sendiri seperti, “Apakah dia memang berniat membuatku merasa seperti ini?”
Dengan memberikan pertanyaan seperti ini, kamu belajar untuk menemukan sisi logis dari ucapan atau perilaku seseorang. Ketika kamu percaya bahwa orang lain nggak bermaksud menyakitimu, kamu dapat menghapus kemungkinan bahwa mereka memang berniat jahat dan bisa fokus memproses pada apa yang kamu rasakan.
2. Selanjutnya, temukan apa yang sebenarnya kamu rasakan
Banyak dari kita memproyeksikan rasa sakit hati kita dan menyalahkan orang lain daripada memfokuskan perhatian ke dalam diri. Padahal, perilaku orang lain hanyalah sebuah pemicu dari luka batin yang belum tersembuhkan dalam diri kita, lho.
Semisal kamu merasa tersinggung dengan ucapan orang lain, mulai sekarang coba berikan label atas apa yang kamu rasakan. Seperti, apakah dia membuatmu merasa nggak berharga? Bodoh? Diabaikan? Malu? Kurang menarik? Tidak layak dicintai?
Setelah memberikan label terhadap perasaan yang timbul atas ucapan orang lain, gali dirimu lebih dalam untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi.
3. Sadari bahwa semua manusia punya keyakinan mendasar atas dirinya sendiri
Setelah kamu mengidentifikasi apa yang kamu rasakan, selanjutnya kamu mungkin ingin mencari tahu, kenapa kamu merasakan perasaan tersebut, ya?
Misalkan, jika seseorang “membuat” kamu merasa bodoh, mungkin sebenarnya kamu merasa kesulitan dalam mengapresiasi kemampuan dan kecerdasan kamu sendiri. Jika seseorang “membuat” kamu merasa nggak berharga, mungkin kamu nggak bisa menerima dirimu sendiri apa adanya.
Pada dasarnya, semua orang punya keyakinan mendasar tentang dirinya sendiri. Melansir positivepsychology, keyakinan dasar atau core belief adalah asumsi kita yang paling dalam tentang diri sendiri, dunia, dan orang lain. Hal tersebut tertanam kuat dalam pemikiran kita, dan secara signifikan membentuk realitas dan perilaku kita.
Perlu kamu ketahui bahwa orang-orang di sekitar kita sebenarnya hanya dapat memicu perasaan atau keyakinan dasar yang sebenarnya sudah kita miliki tentang diri kita sendiri.
4. Temukan obat penawar emosionalmu
Setelah kamu menemukan bagian dirimu yang rentan tersakiti, kamu mungkin akan membutuhkan obat penawar emosional untuk membantumu merasa lebih tenang. Seperti, mungkin kamu perlu menyendiri dulu untuk sementara waktu, atau mungkin memilih untuk meminta bantuan kepada orang terdekat.
Beberapa di antara kita mungkin sempat berpikir bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan. Padahal, ketika kita membantu teman-teman, kita nggak pernah menilai mereka sebagai orang yang lemah. Yang kita pikirkan mereka hanya mengalami masa sulit, dan kita ingin membantu membuat mereka merasa lebih baik. Jadi, jika kamu merasa butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungi mereka, ya!
5. Komunikasikan pada orang yang kamu anggap telah menyakitimu
Cara terakhir adalah mengkomunikasikan perasaanmu tersebut kepada orang yang kamu anggap telah menyakitimu. Mungkin memang sulit, terlebih jika kamu punya kekhawatiran kalau mereka berpikir kamu menyalahkannya. Namun, jika kamu nggak mau terus-terusan merasa "tersiksa", tentu kamu perlu menyampaikannya.
Kamu bisa jelaskan bahwa kamu nggak berniat menyalahkan mereka dan nggak mau mereka jadi merasa bersalah. Niatmu hanya ingin memberitahu bahwa dalam beberapa hal, kamu bisa sangat sensitif. Barulah setelah itu, cari tahu bagaimana menghindari iritasi sensitivitas itu bersama-sama, dan buat rencana bagaimana menghadapinya jika hal tersebut terjadi lagi.
Jadi itulah 5 cara menghadapi emotional oversensitivity. Apakah kamu juga sosok yang sensitif, Bela?