Seiring kita bertumbuh dewasa, nggak bisa dipungkiri bahwa kita akan menemukan banyak hal yang sudah nggak lagi selaras dengan versi diri kita saat ini, nggak terkecuali dengan pertemanan.
Yup, semakin dewasa kita akan menyadari bahwa terkadang kita perlu melepaskan beberapa sirkel pertemanan. Nggak melulu karena temanmu orang yang toxic, tapi bisa jadi karena kamu dan dia sudah tidak sefrekuensi lagi atau masing-masing sudah punya prioritas kehidupan yang berbeda.
Mengakhiri pertemanan memang terasa sulit, tapi nggak berarti ini adalah hal yang buruk kok, Bela. Malah ini bisa jadi kesempatan yang baik bagimu dan dia untuk menemukan sirkel pertemanan baru yang lebih sesuai dan terasa lebih memuaskan.
Untuk itulah, kali ini Popbela sudah siapkan 5 cara mengakhiri pertemanan tanpa menyakiti untukmu berikut ini. Keep on reading, Bela!
1. Tentukan apakah kamu perlu menarik diri secara bertahap atau berdiskusi dulu dengannya
Cara pertama untuk mengakhiri pertemanan tanpa menyakiti adalah tentukan apakah kamu perlu menarik diri secara bertahap atau mendiskusikannya terlebih dahulu. Biasanya, kalau orang itu adalah teman yang tidak terlalu dekat denganmu, menarik diri secara perlahan adalah cara yang tepat.
Namun, berbeda halnya jika dia adalah sahabat karibmu. Kamu nggak mungkin tiba-tiba jadi nggak tersedia, melakukan ghosting padanya, atau menghindarinya secara terus-menerus. Bukan hanya bisa menyakiti perasaannya saja, tapi hanya akan menimbulkan drama dan permasalahan di kemudian hari.
Maka dari itu, kalau kamu ingin mengakhiri pertemanan dengan sahabatmu, maka cobalah beranikan diri untuk berdiskusi dengannya terlebih dahulu.
2. Rencanakan apa yang ingin kamu ungkapkan padanya
Sebelum membicarakan keinginanmu, ada baiknya untuk menyusun rencana tentang apa yang akan kamu katakan padanya. Sebab, percakapan semacam ini bukanlah hal yang mudah, baik untuk kamu sampaikan, maupun untuk dia dengar, terlebih lagi kalau pertemananmu sudah berjalan sangat lama.
Jika perlu, tuliskan hal apa saja yang ingin kamu sampaikan padanya. Usahakan untuk tidak menggunakan kalimat tuduhan atau menyalahkan. Kamu bisa gunakan kata "Aku..." di awal kalimat, ketimbang menggunakan "Kamu..." yang terkesan menyudutkan.
3. Beri tahu dia apa yang sebenarnya terjadi
Setelah mengetahui hal apa saja yang ingin kamu sampaikan, maka selanjutnya adalah untuk benar-benar membicarakannya. Hindari untuk melakukan percakapan lewat pesan teks atau panggilan telepon ya, Bela. Karena, kalau dia teman lamamu, maka kamu punya 'kewajiban' untuk membicarakannya secara langsung. Selain sebagai bentuk untuk menghargainya, berbicara secara langsung akan meminimalisir salah paham.
Kamu bisa pilih tempat yang cukup tenang untuk melakukan percakapan ini, seperti di taman atau cafe yang nggak terlalu sibuk, karena besar kemungkinan respons yang diberikan cukup intens. Ini juga berguna untuk mencegah agar orang-orang tidak menjadikan kalian sebagai bahan tontonan yang mungkin akan membuatmu atau dia merasa malu.
4. Biarkan dia merespons
Setelah menyampaikan perasaanmu, temanmu bisa menunjukkan respons yang bermacam-macam. Dia bisa saja bersikap defensif di awal, atau malah dia akan menangis. Kemungkinan lainnya dia akan memancingmu untuk bertengkar, seperti mulai menyalahkanmu atau menjelek-jelekanmu.
Tapi, terlepas dari apa pun responsnya, biarkan dia untuk menunjukkannya padamu. Jangan berusaha untuk menahannya, menyalahkannya, atau tersulut emosi untuk bertengkar dengannya. Kalau dia memiliki pertanyaan atau hal yang ingin ia sampaikan, maka biarkan dia melakukannya.
Ingatlah bahwa hubungan pertemananmu nggak cuma memengaruhimu saja, tapi memengaruhi dia juga.
5. Jangan bergosip tentangnya
Yang terakhir adalah jangan pernah bergosip tentangnya kepada orang lain. Kalau kamu dan dia sudah terbiasa bersama-sama, orang-orang di sekitarmu kemungkinan besar akan bertanya-tanya kenapa kamu sudah nggak dekat dengannya lagi. Mereka juga mungkin akan bertanya tentang apa yang terjadi.
Jika hal itu terjadi, maka kamu nggak perlu memberi tahu permasalahan yang terjadi dan cukup mengatakan, "Kita sudah nggak dekat lagi." Jangan sampai menjelek-jelekkan temanmu pada orang-orang, karena bagaimanapun juga, dia pernah jadi salah satu teman dekat di dalam fase kehidupanmu.
Belajarlah untuk bersikap dewasa. Lihatlah pertemananmu yang mesti berakhir ini sebagai pembelajaran dalam hidupmu dan ambil hikmah kejadian tersebut.
Itulah 5 cara mengakhiri pertemanan tanpa menyakiti. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, Bela!