Narsistik merupakan suatu kepribadian di mana orang yang memilikinya merasa dirinya paling penting, paling benar, serta selalu membutuhkan perhatian dan kekaguman dari orang-orang di sekitarnya. Keinginan untuk mendapatkan perhatian ini sebenarnya cara mereka untuk mengisi kekosongan di dalam diri, yang disebabkan oleh luka di masa kecil, salah satunya yakni luka pengabaian.
Seseorang yang mempunyai kepribadian narsistik cenderung sulit berempati, arogan, hingga kerap memanipulasi orang lain demi kepentingan dirinya sendiri. Nggak ayal energi kita akan sangat terkuras ketika berhubungan dengan orang yang memiliki kepribadian satu ini.
Maka dari itu, sangat penting untuk belajar membangun batasan dengan orang yang narsistik, agar kita nggak terjebak dalam hubungan yang nggak sehat alias toxic.
Berikut Popbela rangkum 7 cara membangun batasan dengan orang yang narsistik, dikutip dari laman Psychology Today.
1. Jangan menjelaskan atau membela dirimu
Cara menetapkan batasan yang pertama dengan orang yang narsistik adalah kamu nggak perlu menjelaskan pendapat atau keadaanmu kepada mereka. Faktanya, seorang yang narsistik akan menggunakan informasi yang dia ketahui darimu untuk nantinya berkuasa atasmu.
Misalnya, jika seorang yang narsistik mengkritikmu, kamu hanya perlu menjawab, “Saya mendengarkan pendapatmu dan saya akan mempertimbangkannya,” daripada menjelaskan keadaanmu di saat itu.
Karena sesungguhnya menjelaskan panjang lebar terkait kondisimu atau membela diri hanya membuang-buang waktu berhargamu. Sebab, seorang yang narsistik nggak punya empati yang cukup untuk memahami kondisimu.
Jika mereka mempertanyakan tindakanmu, katakan, “Saya yakin dengan pilihan saya.” Sedangkan jika mereka menuntut penjelasan, katakan, “Itu masalah pribadi,” atau “Kita perlu setuju untuk tidak setuju.”
2. Tinggalkan ketika merasa hubungan menjadi toxic
Meninggalkan orang yang narsistik adalah pilihan terbaik jika dirasa hubunganmu dengan mereka sudah toxic. Seperti halnya ketika mereka mengatur seluk-beluk kehidupanmu, salah satunya pemilihan teman.
Kamu boleh berteman dengan siapa pun yang sesuai dengan keinginanmu. Orang-orang yang narsistik nggak punya hak dalam menentukan kamu harus berteman atau menjauhi siapa pun di hidupmu.
3. Putuskan apa yang bisa kamu toleransi dan yang tidak
Hubungan yang sehat selalu melibatkan pemahaman atas hal yang bisa kamu toleransi atau tidak. Dalam kasus ini, jika seorang narsistik melakukan sesuatu padamu, coba tanyakan dan nilai, apakah sikap atau perkataannya bisa kamu toleransi atau tidak.
Contoh, jika kamu nggak suka dengan sindiran mereka, katakan secara asertif seperti, “Jika kamu terus menjelek-jelekkan saya, saya akan mengakhiri percakapan kita sampai kamu bersedia memperlakukan saya dengan baik.”
Meski kemungkinan besar dia akan meresponsnya dengan agresif dan balik menyalahkanmu, langkah lainnya yakni dengan memutuskan untuk meninggalkan dia.
4. Belajarlah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu atau komentar-komentar negatif
Jika seorang yang narsistik mengajukan pertanyaan yang mengganggu, cobalah untuk mengalihkan topik dengan baik. Misalnya, kalau dia mengkritik pilihan karier atau hubungan pribadimu, coba katakan hal seperti, “Hal seperti itulah yang membangun karakter, kan?”
Atau, bisa juga dengan mengalihkan pada topik yang ia sukai. Daripada menjawab pertanyaannya, cobalah 'berpura-pura' tanyakan pandangan mereka tentang rahasia hubungan yang baik dan sehat atau bagaimana mereka memilih karier yang tengah dijalani.
5. Perjelas maksud dari perkataannya
Nyatanya orang yang narsistik sangat haus akan perhatian dan persetujuan demi mengisi kehampaan di dalam diri atas perasaan nggak berharga yang nggak mereka sadari. Sehingga sering kali mereka secara nggak sadar mencoba membuat konflik di dalam kehidupannya dan orang lain.
Nah, salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyebutkan apa sebenarnya niat yang mereka lakukan. Misalnya, cobalah katakan, “Apakah kamu mencoba merendahkanku atau membuatku merasa tidak enak?” atau, “Saya perhatikan ketika saya mulai berbicara, kamu sering kali menyela saya.”
Walaupun besar kemungkinan mereka akan mengelak, yang penting kamu bisa merasa puas karena mempertanyakan intensi pembicaraan mereka.
6. Jangan meremehkan kekuatan mereka
Orang yang narsistik akan terus 'mempelajari' cara meremehkan atau memanfaatkan orang lain, apabila mereka nggak menyadari dan menyembuhkan akar permasalahan dari sikapnya yang merugikan orang lain tersebut.
Kalau kamu menyadari memiliki sifat narsistik atau berhubungan dengan orang yang narsistik, pahami bahwa keluar dari lingkup narsisme memerlukan rasa welas asih yang tinggi. Lakukan penyembuhan diri dan tetapkan batasan dari sosok yang narsistik secara perlahan tapi pasti.
7. Berikan batasan yang mencakup konsekuensi
Terakhir, yakni memberikan batasan yang mencakup konsekuensi. Coba pikirkan, hal apa yang seorang narsistik lakukan dan membuatmu merasa terganggu. Misalnya, jika dia kerap meremehkanmu, atau menilai setiap pilihan dalam hidupmu, pilihlah untuk memutuskan kontak dan meninggalkannya.
Selalu ingat untuk menetapkan konsekuensi setiap kali batasanmu dilanggar. Karena orang-orang yang narsistik nggak akan peduli saat mereka melanggar batasanmu.
Itulah 7 cara menetapkan batasan dengan orang yang narsistik. Semoga bermanfaat untukmu, Bela!